• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, October 19, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Event

Lagu ‘Hati yang Luka’ Milik Betharia Sonata Menjadi Penutup Seni Tari “Celestial Sorrow”

Hanasya Shabrina by Hanasya Shabrina
September 10, 2019
in Event, Hiburan
Reading Time: 1 min read
Lagu ‘Hati yang Luka’ Milik Betharia Sonata Menjadi Penutup Seni Tari “Celestial Sorrow”

Salah satu penari memainkan perannya di pertunjukan Celestial Sorrow. (Foto: youtube/Goethe-Institut Indonesien)

0
SHARES
671
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Pertunjukan seni tari kolaborasi oleh perupa asal Indonesia Jompet Kuswidananto dengan koreografer Jerman Meg Stuart mengusung tema sorrow (duka) diadakan pada Sabtu (07/09/19) di Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.  Seni tari yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam tersebut diperankan oleh tiga orang penari dan dua musisi. Di penghujung pertunjukan, para pemain menyanyikan lagu “Hati yang Luka” milik Betharia Sonata.

Berawal dari ketertarikan Meg pada fenomena kerasukan dalam bentuk kesenian dan kisah zaman kediktatoran saat lagu-lagu sedih tertentu dilarang pada zaman itu. Celestial Sorrow diperankan oleh tiga penari asal Berlin (Jule Flierl, Gaetan Rusquet dan Claire Vivianne) dan dua musisi asal Jepang dan Indonesia (Mieko Suzuku dan Ikbal Simamora Lubys). 

Pertunjukan dimulai dengan efek suara mencekam, tiap penari menghampiri satu penonton dan menggenggam tangannya untuk berjalan perlahan-lahan mengitari area pertujukan dan bertukar tempat duduk satu sama lain. Di sela penghujung acara, lampu yang terpancar hanya berasal dari kostum salah satu penari yang mengitari area pertunjukan dan diiringi oleh seluruh pemain sambil menyanyikan lagu “Hati yang Luka” milik Betharia Sonata. Lagu dengan lirik yang khas “Pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku” tersebut serentak membuat para penonton yang hadir ikut menyanyikan lagu tersebut.

“Senang, seakan [pemain] nyuruh aku buat ngebayangin tempat-tempat atau hal indah. Pengalaman banget buat aku,” tutur salah satu penonton yang bertukar tempat duduk, Ardila Salsabila (20).

Cahaya studio hanya terpancar dari kostum yang dipakai para pemain. (Foto: damagedgoods.be)

Permintaan dari para artis, penonton yang hendak menyaksikan pertunjukan diminta untuk mematikan segala jenis perangkat (gadget) yang dibawa sebelum memasuki Black Box Theater Salihara.

Celestial Sorrow diselenggarakan di 10 kota bagian Eropa, Amerika Serikat dan Asia seperti Brussels, Frankfurt, Minneapolis, Vienna, Berlin dan Jakarta.

 

Penulis: Hanasya Shabrina

Editor: Nabila Ulfa Jayanti

Foto: youtube.com/Goethe-Institut Indonesien

Tags: CelestialdukaIndonesiaJermanJompetMegmusisipenarisaliharaSeniSorrowtari
Hanasya Shabrina

Hanasya Shabrina

Related Posts

Love Is a Laserquest
Musik

Kenali “Love Is a Laserquest”, Lagu Penuh Eksplorasi Permainan Cinta

October 10, 2025
Kover buku No Longer Human. (nashuproar.org/Jess Daninhirsch)
Literatur

No Longer Human, Ungkapan Dazai Tentang Dilema Kemanusiaan

October 8, 2025
NCT DREAM berfoto dengan ribuan NCTzen pada hari kedua THE DREAM SHOW 4 di Jakarta. (X/@NCTsmtown_DREAM)
Event

NCT DREAM Kembali Sapa Jakarta dalam THE DREAM SHOW 4

October 3, 2025
Next Post
Setelah Hampir Dua Pekan Dirawat, BJ Habibie Tutup Usia

Setelah Hampir Dua Pekan Dirawat, BJ Habibie Tutup Usia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 × two =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021