• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, July 1, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Event

LAPAN Himbau Masyarakat Matikan Cahaya Saat “Malam Langit Gelap”

by Ignatius Raditya Nugraha
August 7, 2019
in Event
Reading Time: 2 mins read
LAPAN Himbau Masyarakat Matikan Cahaya Saat “Malam Langit Gelap”

Kepala Bagian Humas Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Jasyanto mengimbau masyarakat untuk mematikan cahaya pada pukul 20.00 s.d 21.00 WIB, 6 Agustus 2019. Jasyanto menjelaskan, himbauan itu untuk penelitian LAPAN mengukur poluisi cahaya melalui Communication Festival "Beyond Stellar" di Grand Metropolitan Mall, Bekasi (03/08/2019). (ULTIMAGZ/Ignatius Raditya Nugraha)

0
SHARES
361
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

BEKASI, ULTIMAGZ.com – Kepala Bagian Humas Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Jasyanto mengimbau masyarakat untuk mematikan lampu atau penggunaan cahaya saat hari “Malam Langit Gelap”, tepatnya pada 6 Agustus 2019 pukul 20.00 s.d 21.00 WIB. Himbauan tersebut berkaitan dengan sosialisasi untuk waspada polusi cahaya yang disampaikan pada Communication Festival “Beyond Stellar” di Grand Metropolitan Mall, Bekasi (03/08/19).

“Efeknya kita lihat, dengan pematian cahaya itu, kita bisa lihat angkanya, kita bisa lihat ukurannya berdasarkan alat-alat yang kita pasang,” ujar Jasyanto.

Kepala Bagian Humas LAPAN itu menjelaskan bahwa himbauan ini membantu penelitian mereka terkait polusi cahaya. Dengan demikian. LAPAN bisa menilai tingkat bahaya polusi cahaya di Indonesia yang pada saat ini belum diukur dengan pasti.

“Polusi cahaya adalah pemakaian cahaya artifisial yang tidak tepat sehingga menyebabkan efek buruk pada lingkungan. Cahaya artifisial berlebih yang dipancarkan ke atas, dihamburkan oleh aerosol seperti awan dan kabut atau partikel kecil seperti polutan di atmosfer,” pungkasnya. Polusi cahaya juga berdampak negatif pada observatorium, kelangsungan hidup hewan, dan kesehatan manusia.

Akibat polusi cahaya ini, berbagai macam masalah pun dapat terjadi, seperti observatorium yang tidak bisa memantau bintang dan mengukur kondisi kecerahan langit, atau bahkan terpaksa harus pindah. Polusi cahaya juga dapat berdampak bagi kehidupan hewan sekitar. Sebut saja jutaan burung yang tewas menabrak billboard yang terlalu terang, cahaya lampu di pantai yang membingungkan anak-anak penyu yang baru menetas sehingga kesulitan mencari arah ke laut, serta cahaya yang juga mengganggu habitat kijang, singa, dan elang.

Pada kesehatan manusia, polusi cahaya dapat mengganggu irama circadian, atau siklus internal manusia yang berfungsi bagaikan “jam”, yang mengakibatkan gangguan konsentrasi, depresi, dan kanker, seperti kanker payudara. Intensitas cahaya juga dapat menekan hormon melatonin sehingga bisa menimbulkan insomnia.

“Jangan gunakan cahaya putih, gunakan cahaya amber agar terangnya tidak putih,” tutur Jasyanto.

Ia menambahkan bahwa masyarakat bisa turut membantu melalui berbagai cara, seperti menggunakan cahaya saat dibutuhkan saja, menggunakan cahaya amber, menghemat daya lampu, menempatkan lampu pada pepohonan yang bisa memblokir cahaya yang berlebihan, dan tidak menggunakan lampu sorot.

Ketua Pelaksana “Beyond Stellar” Eka Ridzky menyayangkan isu polusi cahaya yang masih belum mendapatkan perhatian besar dari masyarakat.

“Orang-orang itu hanya tahu polusi udara, polusi air, polusi listri, kalau polusi cahaya orang-orang di sekitar kita bahkan tidak tahu apa maksudnya,” ujar mahasiswi The London School of Public Relation (LSPR) tersebut. “Paling parah di Jakarta. Mengapa? Billboard-billboard itu sudah terpapar terang banget saat malam hari, juga pencahayaan jalanan.”

Selain di Jakarta, laporan LAPAN tahun 2018 mencatat bahwa polusi cahaya di Bandung, Pasuruan, dan Pontianak termasuk yang paling parah. Dari skala 1 (terbaik) sampai 10 (terburuk), ketiga kota tersebut berada pada skala 8 hingga 9. Di sisi lain, skala 1 berhasil ditempati oleh Kota Timau di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mana kota tersebut mampu menjadi situs langit gelap terbaik.

 

Penulis: Ignatius Raditya Nugraha

Editor: Audrie Safira Maulana

Foto: Ignatius Raditya Nugraha

Tags: beyond stellarcommunication festivallapanLembaga Penerbangan dan Antariksa Nasionalpolusi cahaya
Ignatius Raditya Nugraha

Ignatius Raditya Nugraha

Related Posts

Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

May 31, 2025
IMDES 2025 menggelar Student Exhibition di area Nusakara, Universitas Multimedia Nusantara, pada Kamis (15/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

IMDES 2025 Angkat Tema Keberlanjutan: Mahasiswa Tunjukkan Gagasan Inovatif

May 17, 2025
Aksi Kamisan ke-860 digelar di seberang Istana Merdeka, Kamis (08/05/25), untuk mengenang Marsinah dan menolak wacana Soeharto sebagai pahlawan nasional. (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Mengenang 32 Tahun Kematian Marsinah Lewat Aksi Kamisan Ke-860

May 14, 2025
Next Post
Simple Stories for a SIMPLE INVESTOR: Investasi Saham Itu Tidak Menyeramkan

Simple Stories for a SIMPLE INVESTOR: Investasi Saham Itu Tidak Menyeramkan

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021