JAKARTA, ULTIMAGZ.com – “Enjoy the movie, thankyou EoS (Europe on Screen) and the embassy for supporting us,” ucap Armin Tobler dalam sambutannya sebelum film dokumenter yang disutradarainya, Abi Means Papa ditayangkan di Erasmus Huis Jakarta, Senin (03/05) lalu.
Film tersebut menjadi salah satu film yang ditayangkan dalam festival film Europe on Screen 2016, pada 29 April hingga 8 Mei mendatang di berbagai tempat.
Film berdurasi 78 menit ini menceritakan perjalanan Armin yang merupakan laki-laki berkebangsaan Indonesia yang diadopsi oleh orangtua asal Swiss, dalam mencari ayah kandungnya di Indonesia. Selain itu, film ini juga dibuat sebagai hasil tugas akhir Armin dan kedua temannya dari sekolah film Zuricher di Swiss.
Ide cerita pencarian sosok ayah muncul dibenak Armin pada tahun 2010, setelah menceritakan pengalamannya kepada kedua temannya di Swiss, Simon dan Thomas. Akhirnya pada tahun 2011, film ini dibuat di Indonesia.
“Lima tahun lamanya film ini dibuat, itu juga tidak penuh lima tahun, karena kami masih sekolah,” jelas Simon Gutknecht yang merupakan sutradara dari film ini.
Film dimulai dengan rekaman video webcam, dimana Armin menceritakan latar belakang film dokumenter yang ia buat. Lalu, film dilanjut dengan perjalanan Armin, bersama Simon dan Thomas, ke Indonesia dan melakukan “investigasi” untuk menemukan ayah kandungnya. Dengan bantuan ibu kandung Armin, Titiek, ia bersama kedua temannya berkeliling Jakarta hingga Cibubur, mencari kerabat dekat yang mungkin bisa mempertemukannya dengan ayah kandungnya.
Perbedaan budaya Swiss dan Indonesia yang unik terlihat dari beberapa scene dalam film ini. Contohnya, cara Armin berkomunikasi dengan ibu kandung dan adik tirinya dengan bahasa Inggris yang dicampur dengan bahasa Indonesia. Hal itu menghasilkan sisi humor tersendiri pada film ini.
Armin dan Simon pun menjelaskan adegan yang menurut mereka paling menarik direkam dan di-edit pada masa pembuatan. Adegan tersebut adalah percakapan Armin dengan ibu kandungnya. “Waktu Armin sedang berbicara dengan ibu kandungnya, itu materi videonya lima jam durasinya. Jadi proses cutting-nya, pemilihannya, cukup rumit,” jelas Simon.
Meski film ini disebut untuk menyelesaikan tugas akhir sekolah, namun bukan hanya itu alasan Armin mencari ayahnya. “Ya, setelah papa yang mengadopsiku meninggal karena kanker, aku merasa aku harus mencari papa kandungku,” ujar Armin.
Film ini diputar kembali pada Rabu (5/5) di Erasmus Huis Jakarta pukul 17:00 WIB.
Penulis: Analuna Manullang
Editor: Alif Gusti Mahardika
Foto: www.dokfest-muenchen.de
I’m really impressed along with your writing abilities as smartly as with the format for your blog. Is that this a paid theme or did you modify it your self? Either way keep up the excellent high quality writing, it is rare to see a nice weblog like this one these days!