JAKARTA, ULTIMAGZ.com – IKOHI, (Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia) menggelar kongres IKOHI yang keempat untuk mengenang para korban hilang sekaligus mengingat kembali peristiwa Semanggi 1 di rumah KontraS, Jakarta, Kamis (13/11/2014).
Kongres IKOHI kali ini mengusung tema ” Solidaritas Musik dan Puisi Untuk Korban” yang dimeriahkan oleh penampilan dari band Simponi dengan membawakan lagu-lagu karya mereka sendiri, seperti Barisan Pengingat, dan Sister and Danger.
Adapun pembacaan puisi karya W.S. Rendra yang berjudul Mas Gumampang, dan puisi karya Wiji Thukul, Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu oleh Ulin Yusron. Selain itu, tiga buah puisi juga dibacakan oleh Amir, salah satu korban dari peristiwa operasi militer di Talangsari, Lampung.
Selain kongres, salah satu bentuk solidaritas bagi para korban adalah kegiatan Kamis Kemisan yang telah dilakukan sebanyak 774 kali di depan Istana Negara untuk mengingatkan pemerintah bahwa kasus penghilangan paksa aktivis belum terselesaikan.
Namun, hingga saat ini pemerintah masih belum menanggapi upaya IKOHI yang dilakukan sejak masa pemerintahan SBY tersebut
“Kamisan ini sebagai upaya kami terhadap pemerintah. Upaya sudah kami lakukan ke Komnas HAM, Kejaksaan, Kepolisian, sampai Presiden pun tidak ada tanggapan,” ujar Zaenal Muttaqin dari IKOHI.
Namun, ia mengaku optimistis pemerintahan baru akan mampu memberikan penyelesaian kasus pelanggaran HAM dengan benar dan adil.
“Kami masih memberikan waktu karena penyelesaian kasus HAM ini kan tidak mudah. Semoga di lima tahun kedepan, paling tidak kasus-kasus lama seperti kasus 65 dapat terselesaikan. Kami akan terus menagih janji Jokowi untuk penyelesaian kasus HAM yang telah terjadi,” tambahnya.
[divider] [/divider] [box title=”Info”]Reporter : Christoforus Ristianto
Editor: Ghina Ghaliya
Fotografer : Evelyn Leo
[/box]