JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Perayaan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang digelar secara meriah dalam acara bertajuk JakJapan Matsuri 2018 pada 8-9 September lalu di Plaza Tenggara Senayan, Jakarta Selatan. Dalam pagelarannya yang kesepuluh, festival ini menyediakan berbagai unsur budaya Jepang mulai dari musik, makanan, produk asli, kursus kilat kanji, hingga informasi pariwisata Jepang.
Bukan tanpa alasan berbondong-bondong orang datang di festival yang diadakan oleh pemerintah negeri sakura ini. Walau berusia satu dasawarsa, tahun ini merupakan kali pertama JakJapan Matsuri mengadakan music festival. Tak tanggung-tanggung, festival ini mampu menghadirkan bintang sekelas AKB48, Raisa, Isyana Sarasvati, RAN, Andien, Sukima Switch, dan Kiroro.
Hadirnya grup idola besutan Yashushi Akimoto, AKB48, mampu menjadi daya tarik terbesar dalam acara ini.
“Iya gue ngefans sama AKB48 dari 2013. Ya kapan lagi nonton AKB cuma 40 ribu doang,” ujar Rizky, salah seorang pengunjung JakJapan Matsuri 2018.
“Mau liat AKB dong! Selain itu aku juga mau coba-cobain makanan Jepangnya sih, katanya kan dijual langsung sama orang Jepang. Pengen coba yang rasa aslinya gitu,” ucap Sheila, salah seorang pengunjung.
Bagi para pecinta kuliner Jepang, festival ini menawarkan beragam pilihan dengan harga terjangkau. Mulai dari okonomiyaki, takoyaki, odeng, hingga sushi dapat dicicipi di JakJapan Matsuri 2018. Sayangnya, area kuliner ini cukup sulit dilewati karena sempitnya area berjalan bagi pengunjung dan alur keluar-masuk yang tidak jelas.
Kuliner bukan satu-satunya hal yang membuat JakJapan Matsuri menjadi ‘surga’ bagi para pecinta budaya Jepang. Terdapat berbagai aktivitas dan kegiatan menghibur yang berkaitan dengan budaya Jepang seperti thrift shopping barang-barang asli Jepang, berfoto dengan yukata (pakaian tradisional Jepang), belajar kaligrafi huruf kanji, dan masih banyak lagi.
Tak hanya itu, kultur masyarakat Jepang yang disiplin, termasuk perihal membuang sampah pada tempatnya juga diterapkan di festival ini. Gerakan gomizero atau ‘nol sampah’ ini seakan mendobrak stigma ‘sehabis acara, terbitlah sampah berserakan’ yang kerap muncul setelah digelarnya berbagai event di Indonesia.
Penulis: Diana Valencia
Fotografer: Diana Valencia
Editor: Gilang Fajar Septian