JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Grup musik indie rock Polka Wars berpesan agar Pemilu 2019 mendatang tidak menjual agama untuk kepentingan politik. Hal ini disampaikan melalui penampilan lagu pertama “Fatamorgana” di Festival Indonesia Satu, Istora Senayan, Minggu (10/03/19) lalu.
“Itu lagu tentang orang-orang yang suka ‘jual-jual agama’, kita kan bukan,” ujar vokalis Karang Adjie yang disambut sorak dan tawa para penonton, terutama para pemuda-pemudi di luar panggung.
Ia mengaku bahwa Polka Wars telah resah melihat retorika-retorika politik yang banyak menggunakan ‘amunisi’ berbau agama. Seharusnya, berpolitik tidak perlu membawa hal tersebut.
Adjie juga mengatakan bahwa ‘penjualan’ agama menjadi komoditas politik telah banyak terjadi. Vokalis Polka Wars tersebut menambahkan bahwa strategi politik tersebut dilakukan dengan menggiring opini menggunakan agama.
“Dulu gubernur kita (Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama) sampai jatuh karena ini (memakai agama) kan? Jadi begitulah,” jelas Adjie.
Polka Wars, kata Adjie, akan merilis album baru bernama “Bani Bumi” yang berisikan belasan lagu usai Pemilu 2019 berakhir.
“Namanya Bani Bumi, bani artinya suku, misalnya Bani Sunda dan Bani Israil. Sedangkan, Bani Bumi artinya tidak ada suku, kita semua sama, satu bumi,” lanjut Adjie. “Intinya, tentang Bhinekka Tunggal Ika, keberagaman dalam kesatuan.”
Festival Indonesia Satu adalah acara yang diselenggarakan dua eks pendiri Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas dan Singgih Widiyastono. Acara ini bertujuan untuk mengimbau generasi milenial (17-35 tahun) agar mengenal kampanye positif antar gagasan, bukan apatisme, pesimsime, hingga fanatsime berlebihkan.
“Dengan menghadirkan performance dari berbagai musik lintas genre, kami ingin anak muda bisa mengetahui politik melalui musik, bahasa yang sangat universal, dan bisa diterima oleh semua orang. Musisi dan narasumber di sesi Inspiration Talks yang kami pilih adalah bagian dari upaya kami agar anak-anak muda mendapat inspirasi sehingga terus menjaga optimismenya,” tutur Co-Founder Festival Satu Amalia.
Penulis: Ignatius Raditya Nugraha
Editor: Nabila Ulfa Jayanti
Foto: Felistisya Manukdua