• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, June 30, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Event

Selamatkan Film, Selamatkan Identitas Bangsa

by Valerie Dante
January 23, 2018
in Event
Reading Time: 2 mins read
Selamatkan Film, Selamatkan Identitas Bangsa

Amanda Huntley berbicara dalam seminar yang bertemakan "Fragile Memories: Preserving Indonesia's Film Archives" mengenai dampak roll perfilman dan bertempat di Eramus Huis, Jakarta pada Selasa (16/01/18).

0
SHARES
204
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Produk audiovisual seperti program TV, film, dan foto dapat menjadi refleksi sejarah manusia dan memperlihatkan perkembangan zaman. Mulai dari menampilkan baju-baju yang pernah nge-tren hingga orang-orang yang berkuasa pada saat itu, produk-produk tersebut merupakan kenangan yang membentuk identitas sebuah bangsa.

Pada Selasa (16/01/17), acara Evening Lecture Series yang dipersembahkan oleh Indonesian Heritage Society membahas pentingnya menjaga artefak kebudayaan dan identitas bangsa yang tersimpan dalam film (seluloid). Diskusi bertajuk Fragile Memories: Preserving Indonesia’s Film Archives ini bertempat di Auditorium Erasmus Huis, Jakarta, dan mengundang dua pembicara yang bergerak di bidang preservasi film-film lama.

“Dalam jangka waktu 30 tahun jika tidak dirawat dengan baik, kondisi stok-stok film akan memburuk dan hancur menjadi bubuk. Jika hal ini terjadi, kita seolah tidak memiliki masa lalu dan akan kehilangan identitas,” jelas filmmaker dan mantan Festival Director Europe on Screen, Orlow Seunke kala membuka diskusi pada malam itu.

Bentuk film yang berkarat, berjamur, dan keropos akibat tidak dirawat dengan baik.

Menurut Orlow, masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah ketiadaan tempat penyimpanan yang layak. Film harus disimpan dalam tempat dengan climate control agar kualitasnya terjaga, hal ini sangatlah penting, terlebih lagi udara Indonesia yang panas dan lembab dapat mempercepat proses kerusakan. Sebuah film dapat bertahan sekitar 200-500 tahun lamanya jika disimpan di tempat yang layak. Baginya, pemerintah Indonesia perlu melahirkan sebuah sistem untuk mempreservasi film-film lawas sebelum kontennya hilang termakan debu dan kelembaban udara.

Bersama dengan Id Film Center Foundation, Orlow berusaha untuk menyelamatkan produk-produk audiovisual Indonesia dengan tiga cara; mempreservasi melalui pendigitalan, merestorasi, dan  mengembalikan ke masyarakat dengan menggelar eksibisi.

Berbagi keprihatinan yang sama, Amanda Huntley, juru arsip film dan pemilik Huntley Film Archive di London menekankan pentingnya menjaga dan menghargai film-film lama. Menurutnya, masyarakat layaknya menganggap film sebagai sumber sejarah utama.

“Perkembangan zaman membuat kita kurang menghargai film-film lama, sekarang jika kita mau menonton apapun, semuanya tersedia di Internet.  Hal ini menyebabkan orang-orang sulit mengerti kebutuhan kita untuk mempreservasi,” tutur wanita asal Inggris ini.

Amanda memperlakukan film-film yang ia preservasi sebagai alat pembelajaran bagi generasi mendatang karena baginya film memiliki kekuatan untuk berbicara dan menjelaskan masa lalu. Manusia cenderung suka bernostalgia dan mengingat-ingat masa lampau, dan film dapat membuat hal itu menjadi kenyataan, mereka dapat menghidupkan kembali yang sudah mati.

Namun, film pada dasarnya adalah barang sekali pakai, masa hidup sebuah film akan habis setelah ia tidak lagi menjadi produk komersial, dan di saat itulah para juru arsip datang ‘menyelamatkan’ film-film tersebut.

“Juru arsip film melakukan tugas ini demi generasi mendatang,” tutupnya.

 

Penulis: Valerie Dante

Editor: Gilang Fajar Septian

Foto: Elvira Lisa, filmcare.org

Tags: Amanda HuntleyErasmus HuisEvening Lecture SeriesFilm ArchivingFilm ArchivistFilm Deteroriationfilm lawasHuntley Film ArchivesId Film CenterJuru Arsip FilmOrlow SeunkeRestorasi FilmSeluloidSinematek Indonesiasinematografi
Valerie Dante

Valerie Dante

Nama lengkap : Valerie E. Dante Email : valerieedante@hotmail.com

Related Posts

Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

May 31, 2025
IMDES 2025 menggelar Student Exhibition di area Nusakara, Universitas Multimedia Nusantara, pada Kamis (15/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

IMDES 2025 Angkat Tema Keberlanjutan: Mahasiswa Tunjukkan Gagasan Inovatif

May 17, 2025
Aksi Kamisan ke-860 digelar di seberang Istana Merdeka, Kamis (08/05/25), untuk mengenang Marsinah dan menolak wacana Soeharto sebagai pahlawan nasional. (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Mengenang 32 Tahun Kematian Marsinah Lewat Aksi Kamisan Ke-860

May 14, 2025
Next Post
Ragam Genre Musik Siap Warnai Java Jazz Festival 2018

Ragam Genre Musik Siap Warnai Java Jazz Festival 2018

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021