JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Salihara International Performing-Arts Festival (SIPFest) 2016 hadir sepanjang 1 Oktober – 6 November 2016. SIPFest akan menghadirkan 14 penampil, diantaranya dari pentas tari, musik, dan teater yang berkualitas dan edukatif, serta memberikan kesan “sip”.
“Salihara merupakan pusat seni yang membuat acara secara rutin. SIPFest adalah hasil rebranding Festival Salihara. Kali ini kami buat nama baru dengan memberikan kesan sip,” kata Nirwan Dewanto saat konferensi pers di Komunitas Salihara, Jakarta, Sabtu (24/9).
14 penampil tersebut berasal dari Indonesia, Jerman, Norwegia, Kanada, Austria, Inggris, Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan Malaysia. Contohnya, She She Pop, teater asal Jerman akan menyajikan cerita yang bersarat akan masalah sosial. Selain itu, dari sisi musik, SIPFest 2016 akan diwarnai dengan musik perkusi. Sejumlah seniman Indonesia, seperti Total Perkusi turut berpartisipasi.
“SIPFest ini bersifat internasional, dari dalam dan luar negeri juga ada. Misalnya saja teater She She Pop yang unik dan tidak ada di Indonesia,” sambungnya.
Adapun di ruang-ruang terbuka, SIPFest 2016 juga menyajikan karya seni oleh empat perupa. Ada instalasi raksasa Gurita Salihara karya Nus Salomo, instalasi Sanctuary 2016 karya Made Gede Wiguna Valasara yang berupa sekelompok burung terbang.
Sementara itu, Purjito menampilkan patung berjudul Gus Dur : Tuhan Tidak Perlu Dibela. Sosok Abudarhman Wahid dipilih lantaran presiden keempat RI ini amat menghargai keberagaman dan kebebasan individu.
Lalu ada karya Indyra yang menampilkan gambar mural trimatra berjudul Be A Daydreamer and A Night Thinker. Gambar tersebut bercerita bahwa posisi Komunitas Salihara sebagai tempat merawat gagasan dan pemikiran.
Penulis : Christoforus Ristianto
Fotografer : Aditya Bhagas