JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Slapdash! Festival 3.0 besutan Proud Project kembali hadir untuk mengajak anak-anak muda Indonesia “breaking walls”, alias mendobrak batasan lewat dunia kreatif. Di tahun ketiga penyelenggaraannya, acara ini mengusung tema creative culture.
“Kita mau ngangkat tema tentang creative culture, sih yang pasti ya, karena gue melihat creative culture di Indonesia itu ada banyak stigmanya. Stigmanya adalah di mana lu kalau misalnya kerja kreatif, lu enggak bakal punya financial stability,” ujar CEO Proud Project Trivet Sembel saat ditemui Ultimagz di Conclave, Jakarta Selatan, pada Sabtu (28/07/18).
“Di sini gue mau membuktikan dengan cara, lihat nih, ada orang-orang yang kerjaannya kerjaan kreatif, tapi mereka bisa sustain,” imbuhnya.
Proud Project sendiri merupakan sebuah gerakan sosial berbasis media sosial Instagram yang didirikan oleh mendiang Oka Mahendra dan Trivet Sembel. Gerakan sosial ini bertujuan menginspirasi anak-anak muda Indonesia untuk melewati batasan-batasan mereka. Salah satu cara yang dilakukan oleh Proud Project adalah dengan menyebarkan kisah-kisah positif dari banyak sosok inspiratif dengan berbagai latar belakang di penjuru Indonesia.
Sejalan dengan misi yang dibawa oleh Proud Project, Slapdash! Festival 3.0 menjadikan talkshow sebagai menu utamanya. Tercatat ada empat talkshow yang diisi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, yaitu:
- “Breaking Walls: Harga Temen” – Komposisi
- “Breaking Walls: Creativepreneurship” – Folkative
- “MLDSpot Talks: Breaking Walls with Marischka Prudence”
- “Breaking Walls: Music & Beyond” – Bam Mastro, Poppie Airil, Softanimal
Selain talkshow, Slapdash! Festival 3.0 juga menghadirkan art installation milik Komposisi serta 14 stand makanan, minuman, hingga busana. Acara ini makin diramaikan dengan penampilan dari para performers seperti Tokyolite, MLDJazzProject Season 2, Oscar Lolang, Mothern, Janitra Satriani, dan Reality Club.
Dengan adanya acara Slapdash! Festival 3.0 ini, Trivet berharap bisa menginspirasi anak-anak muda Indonesia untuk lebih menikmati proses hidup yang sedang dijalani. Menurutnya, apa pun hambatan yang menghadang, baik dari orangtua ataupun lingkungan, dapat dibalas melalui karya dan kreativitas.
“Berekspresilah dengan medium-medium storytelling yang cocok untuk kalian, entah itu musik atau apa pun. Karena gue percaya, storytelling bisa jadi senjata paling kuat di dunia, bahkan lebih kuat daripada nuklir. Kalau nuklir, one click ribuan orang bakal meninggal, storytelling ribuan orang malah hidup,” ungkap Trivet.
“So, keep on telling your story!” tutupnya.
Penulis: Galuh Putri Riyanto
Editor: Gilang Fajar Septian
Foto: Roberdy Giobriandi