SERPONG, ULTIMAGZ.com – Setiap Ramadan, takjil selalu menjadi suatu hal yang dinantikan untuk menemani waktu berbuka puasa. Dari manis, asin, hingga segar, takjil hadir dalam berbagai bentuk dan variasi. Namun, tidak hanya sebagai hidangan, takjil juga menjadi pelengkap yang khas di bulan penuh berkah ini.
Kata ‘takjil’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki dua makna. Makna pertama adalah “mempercepat (dalam berbuka puasa)” (kata kerja) dan makna kedua adalah “penganan dan minuman untuk berbuka puasa” (kata benda). Awalnya, kata ‘takjil’ berasal dari bahasa Arab, yaitu ta’jīl (penyegaran) yang berasal dari kata ajjala (menyegarkan) dan dari kata ajila (bersegera), dikutip dari news.detik.com.
Baca juga: Sambut Bulan Suci Ramadan: Berbagi Kebahagiaan dengan Tradisi Ngabuburit
Mengutip tirto.id, istilah penggunaan kata ‘takjil’ juga berasal dari hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, yang berbunyi, “Manusia masih dianggap berada dalam kebaikan selama ia menyegerakan (ajjalu) berbuka.” Ajjalu merupakan bentuk turunan dari kata bahasa Arab ajjala-yu’ajjilu-ta’jilan, yang berarti ‘momentum’, ‘tergesa-gesa’, ‘menyegerakan’, atau ‘mempercepat’.
Oleh karena itu, makna takjil pada awalnya bukan sepenuhnya sebagai makanan untuk buka puasa. Namun, seiring berjalannya waktu, kata tersebut diserap dan diadaptasi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan menjelang berbuka.
Di Indonesia, catatan mengenai perkembangan takjil terdapat dalam laporan De Atjehers yang ditulis oleh Snouck Hurgronje pada akhir abad ke-19, dilansir dari kompas.com. Catatan tersebut membahas salah satu tradisi takjil yang telah dilakukan di Aceh, di mana masyarakatnya beramai-ramai berbuka puasa di masjid dengan hidangan semacam bubur pedas.
Kini, beragam hidangan khas pun muncul dan menjadi pilihan bagi banyak orang untuk menikmati momen berbuka. Mengutip detik.com, jenis takjil yang tersedia bermacam-macam, mulai dari yang manis seperti seperti kolak biji salak, es pisang hijau, bubur pacar cina, hingga yang segar seperti es timun serut.
Tidak hanya itu, masih banyak ragam takjil lainnya yang tidak kalah menarik seperti gorengan dan aneka kue yang biasanya dijual di tempat-tempat strategis seperti pinggir jalan, taman, atau pasar.
Baca juga: Empat Rekomendasi Hidangan Takjil di Bulan Puasa
Sampai saat ini, tradisi takjil selalu menjadi bagian dari Ramadan. Bahkan, beberapa tahun ke belakang hingga tahun ini, istilah “war takjil” atau berebut takjil menjadi momen tradisi yang selalu dinantikan menjelang Ramadan.
Tidak hanya berbondong-bondong untuk membeli, banyak masyarakat yang juga turut menjadikan Ramadan sebagai momen berbagi. Situasi ini menjadi cerminan dari makna Ramadan itu sendiri, yakni bulan penuh berkah.
Penulis: Jesslyn Gunawan Wijaya
Editor: Kezia Laurencia
Foto: baznas.go.id
Sumber: news.detik.com, tirto.id, kompas.com, detik.com