JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Universitas Indonesia (UI) siap untuk kembali menghadirkan pagelaran busana pada 10-13 Mei 2018 mendatang di Multifunction Hall, Kuningan City. “Beyond Stereotype” dipilih sebagai tema yang diusung pada UI Fashion Week 2018.
“Kita sering banget nggak, sih, dengar orang bilang ‘ngapain lo pake batik? Mau kondangan?’ Banyak orang yang bilang kayak begitu,” ujar Project Officer UI Fashion Week Nidyanthy Adillia dalam jumpa pers di ESMOD, Kemang, Jakarta Selatan (03/05/18).
Nidya menambahkan, isu stereotip dipilih untuk memberi kesempatan bagi pelaku industri kreatif berkarya tanpa dibatasi pandangan-pandangan stereotip. Lebih lanjut ia menjelaskan, mode yang umumnya mendapat pandangan kurang baik yakni batik dan hijab yang kerap dianggap kaku dan kurang bisa dieksplor secara fesyen, serta gaya androgynous atau perpaduan gaya feminin dan maskulin yang dinilai kerap mendapat konotasi buruk di mata masyarakat.
“Nah, tiga stereotip itu yang ingin kita break sebenarnya,” tegasnya.
Meski menyoroti isu stereotip seperti batik, hijab, dan androgynous, tetapi Nidya mengaku pihaknya tidak memberi batasan khusus bagi peserta, terutama dalam dua lomba yang mereka adakan. Kedua lomba tersebut ialah pencarian bakat model dan perancang busana muda.
“Kita enggak memberi batasan secara tema, karena kita ingin melihat dia sebagai designer, enggak mau dibatasi dengan tema,” ungkap Nidya kepada Ultimagz.
Tahun ini, setidaknya terdapat 30 perancang busana yang akan memeriahkan pekan mode yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Klub Mode UI, di antaranya Youngwoong, Nikicio, Rani Hatta, dan Danjyo Hiyoji. Sejumlah nama perancang busana lainnya tertulis dalam situs www.uifwofficial.com.
Untuk menyukseskan acara ini, Klub Mode UI juga bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Indonesia Fashion Week, Jakarta Fashion Week, ESMOD Jakarta Course Center, Make Over, dan Femina.
Penulis: Anindya Wahyu Paramita
Editor: Geofanni Nerissa Arviana
Foto: Angelina Rosalin