SERPONG, ULTIMAGZ.com – Teater KataK baru saja menyelenggarakan pementasan besar (penbes) produksi ke-70 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) dengan tajuk “Zainuddin Risalah si Anak Pisang” yang terinspirasi dari kisah “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”. Penbes tersebut dibuka untuk umum selama dua hari, yaitu pada Sabtu (20/05/23) dan Minggu (21/05/23).
Namun, sebelumnya pada Jumat (19/05/23) telah diadakan pementasan eksklusif terlebih dahulu bagi para tamu undangan pada pukul 19.00 WIB. Adapun pementasan hari pertama yaitu Sabtu memiliki dua jadwal pementasan, yakni pada pukul 13.00 dan 19.30 WIB. Sementara itu, hari kedua hanya pada pukul 14.00 WIB. Masing-masing pementasan tersebut sukses menghibur lebih dari 230 penonton.
Baca juga: Teater KataK Adakan Pra-Acara “Semenjana Melaboeh” Sebelum Pentas Besar
“238 (penonton) show satu, 237 show dua, 368 show tiga,” kata salah satu panitia penbes Teater KataK Jessica Amanda saat dihubungi secara daring oleh ULTIMAGZ pada Minggu (21/05/23).
Pementasan tersebut bercerita tentang kisah Zainuddin yang adalah pemuda rantau. Dalam perantauannya itu, ia mengalami jatuh bangun kehidupan. Mulai dari ia yang terusir dari kampung halaman yakni tempat ia merantau, hingga kisah cintanya dengan sosok bernama Hayati yang tidak semudah dan seindah seperti ia bayangkan. Sampai pada akhirnya, ia harus berpisah oleh sang pujaan hati karena kapal yang ditumpangi Hayati tenggelam.

Tantangan yang dihadapi Zainuddin berkaitan erat pula dengan adanya perbedaan adat istiadat. Berbagai pandangan sebelah mata ia terima di tengah perantauannya. Namun, dalam segala rintangan, Zainuddin terus berusaha untuk menggapai impiannya hingga ia berhasil.
“Tokoh Zainuddin yang pantang menyerah menjadi inspirasi bagi kami untuk mengembangkan sikap tersebut kepada generasi muda di Indonesia untuk menjunjung kesetaraan derajat sosial,” jelas Jessica.
Adapun kisah ini terinspirasi dari kisah “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” karya Hamka pada 1938 yang juga pernah diangkat ke layar lebar. Melalui penbes Teater KataK, kisah Zainuddin ini dihiasi pula dengan alunan musik, nyanyian, dan tarian dari para pemainnya.
“(Pementasan) bagus, pemainnya pada totalitas semua, latar panggungnya juga keren karena propertinya juga mendukung jadi panggung lebih hidup,” tutur Marcell Antony, salah satu penonton pada pementasan pertama di hari Sabtu ketika dihubungi secara daring oleh ULTIMAGZ pada Minggu (21/05/23).
Tak hanya untuk memberikan berbagai amanat, melalui pementasan ini, segenap panitia juga berniat untuk memperlihatkan kinerja nyata dalam terwujudnya sebuah pementasan.
Baca juga: Bawa Kisah “Juliet”, Teater KataK Kembali Gelar Pentas Tatap Muka
Untuk memeriahkan pementasan ini, para pemain dan panitia memupuk kesiapan selama kurang lebih delapan bulan lamanya. Adapun pementasan tersebut berlangsung kurang lebih selama empat jam dengan pembagiannya menjadi dua babak. Di tengah pergantian babak, diberi waktu istirahat (break) kurang lebih selama sepuluh menit.
Sebelum penbes “Zainuddin Risalah si Anak Pisang”, Teater KataK yang adalah unit kegiatan mahasiswa (UKM) UMN di bidang seni ini, telah mengadakan pra-acara. Pra-acara tersebut berjudulkan “Semenjana Melaboeh” yang diadakan di Gedung D UMN pada Maret lalu.
Penulis: Josephine Arella
Editor: Vellanda
Foto: Margaretha Netha