• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, August 4, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan Film

Film Horor Indonesia: Mengapa Kisah Nyata Jadi Inspirasi Utama?

Jemima Anasya Rachman by Jemima Anasya Rachman
May 7, 2025
in Film
Reading Time: 6 mins read
kisah nyata

Ilustrasi Jelangkung, kisah nyata boneka pemanggil arwah yang kerap diangkat menjadi film horor di industri layar lebar Indonesia. (ULTIMAGZ/Peter Jonathan)

0
SHARES
62
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com –  Film horor Indonesia sering kali mengangkat kisah nyata sebagai latar cerita. Berbagai cerita rakyat yang melegenda dan pengalaman supranatural individu seolah menjadi daya tarik tersendiri bagi industri film horor Indonesia. Lantas, mengapa film horor berdasarkan kisah nyata menjadi sangat laris manis di kalangan sineas dan penonton Indonesia?

Popularitas film horor berbasis kisah nyata di Indonesia tak bisa dilepaskan dari kedekatan masyarakat dengan budaya mistis dan spiritualitas. Mengutip dari bentangpustaka.com, banyak sosok hantu Indonesia yang tersebar melalui cerita rakyat (urban legend), seperti wewe gombel, kuntilanak, pocong, dan lainnya. Beberapa ritual adat yang berkaitan dengan alam gaib juga telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di berbagai daerah. Contohnya, pesugihan, rumah sakit angker, dan kampus berhantu telah tumbuh menjadi bagian dari narasi kolektif masyarakat. 

Baca juga: Lewat Djam Malam: Karya Film Klasik Indonesia yang Berbicara Tentang Pascarevolusi

Tradisi lisan yang kuat tersebut membuat kisah-kisah mistis terus hidup dan berkembang di masyarakat Indonesia. Bahkan, cerita yang ada sering kali dianggap sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi dan bukan sekadar dongeng. Budaya tutur dan kepercayaan akan dunia supranatural yang kuat ini mendorong sineas untuk mengangkat kisah-kisah tersebut ke layar lebar. Selain menjadi bagian dari budaya yang mengakar, kisah nyata juga memberikan kesan autentik dan membuat pengalaman menonton terasa lebih nyata.

Cerita yang diklaim berdasarkan kejadian sebenarnya cenderung menimbulkan rasa penasaran dan ketakutan yang lebih dalam. Penonton merasa bahwa hal serupa bisa saja terjadi pada diri mereka atau orang-orang terdekat. Dari sudut pandang industri, pendekatan ini juga dinilai efektif karena tidak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga memanfaatkan rasa ingin tahu masyarakat terhadap misteri dan kisah-kisah tersembunyi. Film seperti Danur (2017) yang diadaptasi dari pengalaman Risa Saraswati atau KKN di Desa Penari (2022) yang viral dari cerita di media sosial, menjadi bukti bahwa kisah nyata memiliki daya jual yang tinggi. Bahkan, KKN di Desa Penari menembus 10 juta penonton menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa, dikutip dari cnnindonesia.com.

Film horor dari kisah nyata tidak hanya menarik secara tema, tetapi juga kerap menyisipkan lapisan-lapisan makna sosial di balik ceritanya. Pengamat Film dan Budaya Populer Hikmat Darmawan mengungkapkan bahwa di tengah atmosfer seram, tidak jarang muncul pesan-pesan yang menggambarkan realitas sosial, dilansir dari cnnindonesia.com. Pesan tersebut berfungsi sebagai kritik terhadap ketimpangan atau bentuk cerminan kehidupan masyarakat yang terpinggirkan. Elemen inilah yang secara tidak langsung menambah bobot naratif dari film-film horor Indonesia dan menjadikannya lebih dari sekadar tontonan menegangkan.

Kisah Nyata sebagai Pendekatan Pemasaran

Pengamat film dan akademisi, Moch. Taufik Hidayatullah mengatakan bahwa sebuah film horor dalam industri Indonesia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu anorganik dan organik. Berdasarkan kelompok inilah, sebuah film horor akan memiliki label kisah nyata dengan alur cerita yang tidak sepenuhnya ada.

Akademisi & pengamat film Indonesia, Mochammad Taufik Hidayatullah (25).
Mochammad Taufik Hidayatullah (25), seorang akademisi sekaligus pengamat film saat membagikan pendapat dan pandangannya seputar film horor bertemakan kisah nyata di Indonesia. (ULTIMAGZ/Peter Jonathan)

“Terkadang yang kisah nyata itu, kita harus bedakan lagi karena sudah menjadi produk dari sebuah industri. Film itu ada yang anorganik dan organik. Organik biasanya dia menggunakan label tersebut (kisah nyata) karena semata-mata ada dampak yang bisa divalidasi, misalnya dari kisah orang lain. Anorganik adalah kisah yang murni dibuat oleh pembuat film itu sendiri. Contohnya, Petaka Gunung Gede yang dialami oleh Maya Azka dan Ita. Kemudian dari tren (cerita yang) viral dalam media sosial X, KKN di Desa Penari,” jelas Taufik dalam wawancara bersama ULTIMAGZ pada Rabu (23/04/25).

Ia menambahkan bahwa label kisah nyata dari sebuah film dapat menjadi strategi terbaik untuk pemasaran film horor di Indonesia karena banyaknya misteri yang belum terungkap. Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa film dengan label kisah nyata belum tentu semuanya merupakan kejadian asli karena adanya elaborasi detail-detail dari penulis film.

“Enggak ada yang otentik dari segala label kisah nyata, itu pasti. Film yang mengaku kisah nyata mungkin kisah nyatanya itu adegan kesurupannya aja. Satu adegan dari kisah nyata saja sudah bisa dibilang sebagai kisah nyata. Misalnya, kayak KKN di Desa Penari, iya benar ada KKN (Kuliah Kerja Nyata), iya benar ada yang meninggal, iya betul itu kisah nyata. Tapi yang lain-lainnya bagaimana?” tambahnya.

Label kisah nyata dalam industri film digunakan sebagai pendekatan marketing yang menjadi nilai jual utama kepada penonton. Meskipun tidak secara langsung film akan menarik perhatian penonton, strategi pemasaran dapat melengkapi dan meningkatkan jumlah penonton.

“Teks itu bisa punya dampak psikologis, punya dampak emosional, film bisa buat kita bersimpati atau berempati gitu. Orang film pasti ingin mengejar rasa emosional melalui teks pada marketing-nya. Misalnya, ‘ayo pasukan bermarga kita nonton Ngeri-Ngeri Sedap’ dan lainnya’,” jelas Taufik.

Label ini berkaitan dengan rasa sensasional yang dapat menarik perhatian masyarakat, khususnya pada kelas menengah ke bawah. Hal itu disebabkan oleh adanya kebiasaan dan keinginan orang mencari hiburan yang mudah untuk diakses. Dibandingkan dengan akses literasi atau pembacaan, film lebih bersahabat dan mudah untuk dikonsumsi. 

Label Kisah Nyata Berikan Dampak Emosional kepada Penonton

Film horor berdasarkan kisah nyata mempunyai dampak emosional yang membuat penontonnya antisipasi terhadap rasa ketakutan. Lebih laris lagi apabila kisah nyata tersebut memiliki esensi misteri atau sesuatu yang belum terjawab sehingga membuat penonton penasaran. Salah satu contohnya adalah film Vina: Sebelum 7 Hari (tahun rilis), diangkat dari kisah pembunuhan gadis berusia 16 tahun bernama Vina yang diduga menjadi korban pembunuhan berencana. 

Selain itu, film horor yang ditonton memfasilitasi keinginan untuk mengetahui sesuatu yang tidak ingin dialami di realita. Contohnya, bertemu hantu seram di rumah terbengkalai dan terkutuk. Kemudian terdapat pula rasa penasaran terhadap apa yang tidak diketahui, tetapi takut untuk mencari tahu atau mengalami kejadian sebenarnya  di kehidupan nyata. Mengutip dari rri.co.id, pengalaman sinematik yang diberikan oleh layar lebar dalam bioskop juga menjadi salah satu alasan banyaknya orang yang ingin mengalami horor secara tidak langsung.

Pentingnya Pemikiran Kritis dan Etika dalam Film Berbasis Kisah Nyata 

Dalam pembuatan film horor yang didasari oleh kisah nyata, diperlukan pemikiran yang lebih sensitif atau kritis agar tidak melanggar etika dan memberikan dampak negatif. Seperti film Vina: Sebelum 7 Hari yang tidak hanya mengandung topik kekerasan seksual, tetapi juga mengaitkan kaum wanita dan masyarakat pedesaan. Identitas-identitas yang menjadi tokoh dalam film perlu dipertimbangkan untuk tetap menghargai hak privasi. 

“Segala film yang pakai label kisah nyata itu adalah marketing approach. Nah, sekarang kalau balik ke kisah nyata kita itu ada film Vina, ada film Norma. Kita sampai pada perhatian untuk melihat apakah film ini sudah menghargai privasi, menghargai aktris, menghargai batas-batas yang mungkin kalau seandainya film itu terwujud, dia punya konsekuensi apa? Apakah dari film itu dia punya kerugian baik material maupun non-material?” Ucap Taufik dalam pertimbangan terkait etika pembuatan film dari kisah nyata.

Baca juga: Dinamika Serikat Pekerja Media dalam Dokumenter Cut to Cut

Jika dilihat melalui pandangan sineas, walaupun mempunyai keuntungan dalam segi peningkatan ekonomi di industri film horor, sama dengan tren lainnya kategori ini mempunyai umur pendek. Film horor berdasarkan kisah nyata terus-menerus diproduksi karena keinginan pasar yang bersifat repetitif dan digunakan sebagai label marketing approach. Hal tersebut menyebabkan pengurangan di diversifikasi genre.

Banyak sekali film horor yang mengambil inspirasi dari sebuah cerita yang bergejolak di sosial media. Namun, bukan berarti film tersebut menyajikan fakta atas kejadian nyata. Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang memberikan faktor dorongan terhadap permintaan pasar di industri film horor, Ultimates harus lebih kritis terhadap sebuah karya. 

 

 

Penulis: Clarisa Renata, Jemima Anasya R.

Editor: Jessie Valencia

Foto: ULTIMAGZ/Peter Jonathan

Sumber: bentangpustaka.com, cnnindonesia.com, cnnindonesia.com, rri.co.id.

 

Tags: artikelserieshorordiskusi filmfilm hororfilm kisah nyatahorror
Jemima Anasya Rachman

Jemima Anasya Rachman

Related Posts

Ilustrasi seorang wanita menonton film di waktu rehatnya. (freepik.com)
Film

Pelukan Dalam Bentuk Film: Teman Menonton Saat Dunia Terasa Berat

July 16, 2025
Ethan Hunt (Tom Cruise) dalam trailer Mission: Impossible - The Final Reckoning. (youtube.com/Paramount Pictures)
Film

Mission: Impossible – The Final Reckoning, Inikah Akhir Perjalanan Ethan Hunt?

May 5, 2025
Cuplikan film Gie. (milesfilms.net)
Film

Film Gie: Potret Soe Hok Gie, Aktivis Muda yang Tak Takut Bersuara

May 2, 2025
Next Post
Poster serial drama Korea Resident Playbook. (netflix.com)

Resident Playbook Ceritakan Dunia Medis yang Penuh Chaos

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 − ten =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021