• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Thursday, August 14, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan Film

Fenomena Hantu Perempuan: Mengapa Populer di Film Horor Indonesia?

Belva Putri Paramitha by Belva Putri Paramitha
May 7, 2025
in Film, Hiburan
Reading Time: 4 mins read
Film Horror

Ilustrasi sosok hantu perempuan. (ULTIMAGZ/Sofhi Srieky)

0
SHARES
88
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Apakah Ultimates menyukai film horor? Genre satu ini sudah lama menjadi kegemaran untuk warga Indonesia. Tema yang diangkat sering kali mengangkat dunia supernatural, hantu, mitos, atau legenda urban. Namun, apakah Ultimates menyadari bahwa ada sebuah kesamaan dari film-film tersebut?

Di antara berbagai jenis genre film yang tersedia di bioskop, genre film horor telah lama menjadi favorit banyak warga Indonesia. Walaupun genre horor tidak selalu berhubungan dengan hal-hal mistis, kebanyakan dari film tersebut menghadirkan hantu yang berasal dari mitos maupun karangan sendiri. Namun, pernahkah Ultimates menyadari bahwa kebanyakan hantu di film horor merupakan wanita? 

Baca juga: Dunia Mencekam: Sensasi Pengalaman Horor Menggunakan Mobil

Menurut kompas.com, sebanyak 60% dari film horor Indonesia, atau sekitar 338 dari 559, menghadirkan sosok perempuan sebagai hantu utama. Terdapat juga 15%, atau 86 dari 559, yang menghadirkan sosok hantu perempuan dan laki-laki. 

Jika dibandingkan dengan hantu laki-laki, hantu perempuan dua kali lipat lebih sering muncul di layar film horor. Tak hanya sebuah kebetulan saja, ternyata terdapat alasan budaya dan psikologis di balik dominasi hantu-hantu perempuan di layar lebar.

1. Latar Belakang Cerita Adat

Kebanyakan film-film horor Indonesia yang menampilkan hantu mengambil inspirasinya dari cerita adat. Mayoritas hantu perempuan yang kita kenal saat ini berasal dari cerita adat yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sosok seperti Kuntilanak, Sundel Bolong, dan Wewe Gombel sudah dikenal luas oleh masyarakat, bahkan jauh sebelum muncul di layar lebar. 

Alasan mengapa banyak hantu perempuan muncul dalam cerita adat dapat ditelusuri dari budaya masa lalu. Pada zaman dahulu, kehidupan perempuan tidak setara dengan laki-laki. Mereka kerap dipandang lebih rendah dalam berbagai aspek kehidupan. 

Melansir jatimtimes.com, Gita Putri Damayana, peneliti dari Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), mengaitkan popularitas hantu perempuan dengan rendahnya akses terhadap keadilan, termasuk dalam hal pelayanan kesehatan dan perlindungan dari kekerasan. Banyak hantu perempuan dalam cerita rakyat Indonesia yang meninggal saat melahirkan, seperti Kuntilanak dan Sundel Bolong.

Tidak hanya di Indonesia saja, tren perempuan yang digambarkan sebagai hantu terjadi di beberapa budaya luar negeri. Misalnya Britania Raya dan Amerika Serikat (AS), yang memiliki cerita Bloody Mary. Selain itu, terdapat juga cerita La Llorona, seorang hantu perempuan yang melambangkan penyesalan dan rasa putus asa dari Meksiko. 

Dengan sumber inspirasi yang juga didominasi dengan hantu perempuan, tidak aneh jika mereka lebih sering tampil di layar kaca.

2. Balas Dendam Kekerasan

Sebagian besar kisah hantu perempuan berakar dari pengalaman kekerasan atau pemerkosaan yang dialami semasa hidupnya. Sebut saja salah satu hantu Indonesia, Sundel Bolong. Menurut legenda, Sundel Bolong mengalami kekerasan seksual dan ia meninggal saat melahirkan di dalam kubur. 

Bayi Sundel Bolong pun muncul dari punggung dan menciptakan lubang, sehingga dirinya dikenal sebagai Sundel Bolong, dilansir dari kumparan.com. Ia pun menjadi arwah gentayangan dan menargetkan laki-laki yang berbuat salah pada dirinya atau orang lain.

Konsep hantu perempuan yang membalas dendam karena mengalami ketidakadilan banyak digunakan di film horor Indonesia. Hantu perempuan dianggap dapat mengganggu penonton secara psikologis dengan menghantui atau meneror orang yang mencelakainya. Pada beberapa film, hantu perempuan bahkan memiliki kemampuan untuk membunuh dan mencelakai seseorang. 

Film Horror
Ilustrasi sosok hantu wanita sebagai korban kekerasan. (ULTIMAGZ/Sofhi Srieky)

Selain itu, hantu perempuan juga kerap melakukan aktivitas yang dianggap menyimpang bagi perempuan semasa hidup, seperti membunuh dan tertawa keras. Menurut Larasati dan Adiprasetio (2022), aktivitas tersebut dilakukan sebagai wujud kebebasan perempuan atas represi yang diterima saat masih hidup. Hal ini menunjukkan realitas kondisi perempuan saat ini yang masih menjadi korban represi dan kekerasan.

3. Strategi Pemasaran

Sosok perempuan sebagai wujud hantu pada film horor Indonesia juga termasuk ke dalam strategi pemasaran dunia perfilman. Hal ini dikarenakan pandangan yang melihat bahwa hantu perempuan lebih menyeramkan dari hantu laki-laki. 

Melansir aradhanamathews.com, perempuan kerap dipandang sebagai sosok yang lemah lembut dan baik hati. Namun, film horor menampilkan sosok perempuan yang tampak mengerikan dan mampu melakukan hal diluar nalar manusia. Hal tersebut membuat sosok hantu perempuan terkesan lebih menyeramkan. 

ULTIMAGZ telah melakukan survei dengan memberikan pertanyaan lewat story akun Instagram @ultimagz yang bersifat polling dan open question. Pertanyaan ini disebar ULTIMAGZ pada Jumat (18/04/25) untuk mengetahuii pandangan Ultimates tentang hantu perempuan di dunia perfilman horor Indonesia. 

Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 94 persen atau 61 dari 65 responden menyadari bahwa hantu perempuan muncul lebih banyak di film horor Indonesia. Selain itu, sebanyak 87 persen atau 46 dari 53 responden lebih memilih hantu perempuan daripada hantu laki-laki. 

ULTIMAGZ juga memberikan pertanyaan terbuka yaitu “Apakah Ultimates merasa adanya perbedaan dari hantu perempuan dan laki-laki?”. Hasilnya, terdapat responden yang berpendapat bahwa hantu perempuan terkesan lebih menyeramkan dan mengerikan daripada hantu laki-laki. Responden lain berpendapat bahwa hantu perempuan digunakan untuk menyesuaikan alur cerita dan karakter dari film tersebut.

Baca juga: 4 Rekomendasi Film Horor untuk Temani Halloween

Dominasi hantu perempuan di industri perfilman Indonesia telah berlangsung dulu. Kehadiran hantu perempuan merupakan bentuk dari representasi cerita adat dan realitas kondisi perempuan saat ini. 

Namun, di sisi lain, kekhasan hantu perempuan juga banyak digemari para penonton film horor. Apakah Ultimates juga setuju dengan hal tersebut?

 

 

Penulis: Belva Putri Paramitha, Celine Valleri

Editor: Jessica Kannitha

Foto: ULTIMAGZ/Sofhi Srieky Tiambun

Sumber: kompas.com, jatimnews.com, kumparan.com, aradhanamathews.com, goodnewsfromindonesia.id

Larasati, A.W. & Adiprasetio, J. (2022). Ketimpangan Representasi Hantu Perempuan pada Film Horor Indonesia Periode 1970-2019. Jurnal Kajian Televisi dan Film. 6(1). 

Tags: artikel seriesartikelseriesartikelserieshororfilm hororfilm horor indonesiahororhoror indonesiahoror thrillerkisah horor
Belva Putri Paramitha

Belva Putri Paramitha

Related Posts

Jacob Collier dalam acara BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Hiburan

Jacob Collier Tampil Memukau di Java Jazz Festival 2025 Setelah 9 Tahun

July 16, 2025
Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

July 16, 2025
Ilustrasi seorang wanita menonton film di waktu rehatnya. (freepik.com)
Film

Pelukan Dalam Bentuk Film: Teman Menonton Saat Dunia Terasa Berat

July 16, 2025
Next Post
budaya

Film Horor Indonesia Menurut Audiens: Medium Ketakutan atau Cermin Budaya?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

11 − ten =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021