SERPONG, ULTIMAGZ.com – Kehidupan pascarevolusi memberikan segelintir harapan untuk menjalani kehidupan yang baik bagi masyarakat Indonesia setelah mendapatkan kebebasan. Namun, bagi sebagian orang, terutama para pahlawan perjuangan, realitas kehidupan yang bebas justru menemukan mereka pada situasi ketidakpastian. Ada pertarungan batin antara idealisme yang telah diperjuangkan dan kenyataan pahit yang harus dihadapi. Lewat Djam Malam (1954) karya Usmar Ismail menggambarkan bagaimana perang tidak benar-benar usai setelah senapan diletakkan.
Iskandar (A.N Alcaff) adalah seorang mantan prajurit pejuang kemerdekaan yang kembali ke kehidupan sipil setelah perang usai. Namun, dunia yang ia pernah tinggali menjadi terasa asing. Korupsi merajalela, keadilan terasa jauh, masyarakat tidak menghormati pahlawan perang, dan rekan seperjuangannya dulu mulai mencari keuntungan pribadi.
Baca juga: Perayaan Ulang Tahun Ke-10, Film Interstellar Kembali Tayang di Bioskop
Iskandar mencoba untuk menjalani kehidupan yang normal, termasuk kembali menjalin hubungan dengan tunangannya, Norma (Netty Herawaty). Namun, kenyataan yang dihadapi semakin terasa asing dan menyakitkan. Perjuangan yang dulu berarti baginya kini menjadi samar. Hal itu menimbulkan pertanyaan di benaknya, apakah yang ia korbankan selama ini benar-benar berarti?
Film Lewat Djam Malam melalui proses restorasi pada 2012 silam, yang semula dengan kondisi rusak dan memprihatinkan. Proses restorasi yang panjang dan rumit tersebut melibatkan Lisabona Rahman, Lintang Gitomartoyo, bersama dengan pengamat film dan penulis katalog film Indonesia, JB Kristanto dan Direktur Artistik National of Singapore, Philip Ceah, dilansir bbc.com.
Baca juga: Mona Lisa Smile: Pemberdayaan Perempuan dari Stigma Konservatif
Melansir dari whiteboardjournal.com, Lewat Djam Malam telah masuk dalam koleksi judul-judul film internasional oleh Criterion Collection 2020. Criterion Collection sendiri merupakan sebuah distributor film ternama di Amerika Serikat yang terkenal dalam upaya mereka dalam merestorasi film-film klasik internasional. Film Lewat Djam Malam pun terdapat dalam edisi kolektor Criterion Collection, “Martin Scorsese’s World Cinema Project No.3” yang mengangkat salah satu sutradara terkemuka Martin Scorsese, sebagai kurator.
Lewat Djam Malam bukan hanya sekedar film klasik, melainkan sebuah refleksi bagaimana perang meninggalkan hati dan pikiran mereka yang berjuang. Setiap malam melewati batas hari, Iskandar harus menghadapi pilihan terakhirnya. Apakah ia bisa menemukan dirinya di dunia yang baru atau masa lalu akan terus menghantuinya.
Penulis: Reza Farwan
Editor: Jessie Valencia
Foto: IMDB
Sumber: bbc.com, whiteboardjournal.com