SERPONG, ULTIMAGZ.com – Lebih dari sekadar musisi ikonik, Justin Bieber merupakan seorang seniman yang menjadikan pengalaman hidupnya sebagai inspirasi utama dalam lirik-lirik lagunya. Pengalaman masa kecilnya juga dijadikan inspirasi untuk salah satu lagu yang ia tulis bersama Benny Blanco dan Finneas O’Connell berjudul Lonely.
Justin tumbuh besar di bawah sorotan publik sehingga setiap langkah dan tindakannya menjadi bahan pemberitaan. Melansir huffpost.com, sejak usia belia, ia harus berjuang dengan beban ekspektasi, sorotan publik, dan kurangnya privasi yang akhirnya memengaruhi kesehatan mental penyanyi asal Kanada ini.
Baca juga: Intip Makna 5 Lagu From The Vault dari 1989 Taylor’s Version
“Sejujurnya, sulit bagi saya untuk mendengar lagu ini, mengingat betapa beratnya saya melewati beberapa bab dalam hidup saya. Saya percaya bahwa menunjukkan kerentanan itu adalah hal yang kuat, dan itulah mengapa saya percaya lagu ini begitu kuat,” tulis Justin pada Jumat (16/10/20) di akun X miliknya tentang proses penulisan lagu Lonely, dilansir dari cnn.com.
Dirilis pada Jumat (19/03/21), Lonely merupakan track terakhir dari album “Justice”. Dalam lagu tersebut, Justin menuangkan seluruh kegelisahan dan kekhawatirannya selama ia menjadi seorang musisi.
Everybody knows my name now
But something ’bout it still feels strange
Like looking in the mirror
Tryna steady yourself and seeing somebody else
Lirik ini menggambarkan perasaan Justin tentang ketenarannya ketika semua orang mengenalnya. Akan tetapi, Justin seringkali merasa asing terhadap dirinya sendiri, seolah-olah ia selalu dibayang-bayangi oleh versi lain dari dirinya yang dipengaruhi oleh sorotan publik.
Maybe when I’m older, it’ll all calm down
But it’s killing me now
Pada baik lirik tersebut, ayah dari Jack Blues Bieber ini mengungkapkan bahwa ia berharap tekanan yang ia rasakan akan mereda seiring berjalannya waktu. Namun, ternyata semakin lama perasaan tersebut semakin menyakitkan dan menghancurkannya secara emosional.
Everybody knows my past now
Like my house was always made of glass
And maybe that’s the price you pay
For the money and fame at an early age
Kehidupan masa lalu Justin selalu menjadi konsumsi publik, seolah-olah ia hidup dalam rumah kaca tanpa privasi. Ia menyadari bahwa itulah konsekuensi dari ketenaran dan kekayaan yang ia raih di usia muda.
And everybody saw me sick
And it felt like no one gave a shit
They criticized the things I did
As an idiot kid
Saat Justin mengalami masa sulit, ia merasa seperti tidak ada yang peduli meskipun orang-orang melihatnya jatuh. Ia pun seringkali dikritik habis-habisan atas kesalahan-kesalahan yang dirinya lakukan saat masih muda.
What if you had it all but nobody to call?
Maybe then you’d know me
‘Cause I’ve heard everything
But no one’s listening
And that’s just f*cking lonely
I’m so lonely
Bagian pre-chorus dan chorus ini menggambarkan perasaan mendalam Justin tentang kesepian, meskipun ia memiliki segalanya yaitu ketenaran, kekayaan, dan popularitas. Namun, ia masih sering merasa kesepian karena tidak ada orang yang memahaminya.
Baca juga: The Beatles Rilis Lagu Terakhir John Lennon Dengan Bantuan AI
Melansir kontan.co.id, Lonely berhasil mendapatkan nominasi Best Pop Duo Performance pada acara penghargaan terbesar di bidang industri musik, Grammy Awards ke-64. Keberhasilan ini menegaskan betapa besar dampak lagu tersebut dan kemampuan Justin dalam menciptakan karya yang menyentuh hati banyak orang.
Dengan lirik yang penuh emosi dan mendalam tentang rasa kesepian, Lonely menjadi salah satu lagu yang tidak boleh Ultimates lewatkan. Jadi, apakah Ultimates tertarik untuk mendengarkan Lonely?
Ultimates juga dapat mendengarkan dan menyaksikan video lirik Lonely di bawah ini.
Penulis: Jessica Kannitha
Editor: Cheryl Natalia
Foto: digitalmusicnews.com
Sumber: cnn.com, kontan.co.id, stylecaster.com, antaranews.com, huffpost.com