SERPONG, ULTIMAGZ.com — Indonesia tidak hanya kaya akan budaya, tetapi juga karya dan seninya yang ikut bercerita, salah satunya lewat lukisan. Beberapa dari Ultimates mungkin pernah mendengar atau bahkan sudah tidak asing lagi dengan nama lukisan legendaris Penangkapan Pangeran Diponegoro.
Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro merupakan salah satu karya seni lukis Raden Saleh Syarif Bustaman atau Raden Saleh. Lukisan tersebut mengisahkan tentang peristiwa nyata penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda pada 1830.
Baca juga: Mengulik Alasan di Balik Keterkenalan Lukisan Mona Lisa
Pangeran Diponegoro merupakan sosok pahlawan nasional yang memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa. Perang melawan Belanda ini terjadi dari 1825 sampai 1830.
Penyebab perang tersebut berawal dari Belanda yang mengikut campuri urusan istana serta memberlakukan pajak tinggi sehingga menyengsarakan rakyat, dilansir dari detik.com. Puncaknya terjadi ketika Belanda memasang patok di daerah sekitar tanah leluhur Pangeran Diponegoro atas perintah Residen Smissaert.
Dari situ, perang mulai pecah dan dimulai pada 21 Juli 1825. Pangeran Diponegoro menggunakan strategi perang gerilya yang dilakukan secara diam-diam dan perang atrisi atau penjamuan. Saat itu, perlawanan oleh Pangeran Diponegoro telah meluas dan mampu menggerakkan hampir seluruh Jawa.
Pada 1827, Belanda menggunakan sistem benteng dalam melawan Pangeran Diponegoro untuk mempersempit gerak. Disusul di 1830, Jenderal De Kock berhasil menghimpit Pangeran Diponegoro serta pasukannya di Magelang yang menyebabkan Pangeran Diponegoro bersedia menyerahkan diri dan akhirnya ditangkap, dengan syarat Belanda harus melepaskan sisa pengikutnya.
Mengutip kompas.com, pelukis asal Belanda, Nicolaas Pieneman, sudah terlebih dahulu melukis mengenai peristiwa ini pada 1835 dengan sudut pandang yang berbeda. Ia melukis Pangeran Diponegoro yang berdiri di bawah Jenderal De Kock dengan kaki terbuka seolah berpasrah.
Terdapat juga bendera Belanda yang menandakan kemenangan Belanda atas perlawanan Pangeran Diponegoro. Lukisan tersebut kemudian diberi nama De onderwerping van Diepo Negoro aan luitenant-generaal Hendrik Merkus Baron de Kock, 28 maart 1830, waarmee de Java-oorlog (1825-30) werd beëindigd atau Penyerahan Diponegoro ke Letnan Jenderal Hendrik Merkus Baron de Kock, 28 Maret 1830, mengakhiri Perang Jawa (1825-1830), dilansir kembali dari kompas.com.
Oleh Raden Saleh, lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro mulai disketsa pada 1856 dan selesai satu tahun setelahnya, yakni 1857. Kepala Pangeran Diponegoro dilukiskan menengadah ke atas dengan Jenderal De Kock di sampingnya.
Baca juga: “Mencuri Raden Saleh”, Kisahkan Rencana Kriminal Sekelompok Anak Muda
Di bawah Pangeran Diponegoro, terdapat pengikutnya yang sedang menangis tanpa bendera Belanda. Maka dari itu, lukisan ini diberi nama Penangkapan Pangeran Diponegoro, bukan Penyerahan Pangeran Diponegoro.
Saat ini, lukisan asli Penangkapan Pangeran Diponegoro disimpan di Istana Kepresidenan. Lukisan tersebut disimpan dan tidak dapat diakses oleh masyarakat umum.
Penulis: Jesslyn Gunawan Wijaya
Editor: Jessica Kannitha
Foto: kompas.com
Sumber: detik.com, kompas.com





