• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Thursday, May 15, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan

Taylor Swift Banjiri “The Man” dengan Kritik Ketimpangan Gender

by Elisabeth Diandra Sandi
March 5, 2020
in Hiburan, Musik, Review
Reading Time: 4 mins read
The Man

Tangkap layar video musik "The Man" yang diunggah oleh Taylor Swift pada Kamis (27/02/20). (Foto: YouTube Taylor Swift)

0
SHARES
1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com  — Cahaya dari jendela memperlihatkan panorama gedung yang menjulang tinggi dan punggung seorang pria. Dengan setelan jasnya, sang pria berkacamata membalikan tubuhnya lalu berjalan ke arah ruangan lainnya. Kemudian ia mulai bersikap seperti bos yang menyuruh bawahannya bekerja dan lantunan lirik pun mulai terdengar. 

I’d be a fearless leader, I’d be an alpha type

When everyone believes ya, what’s that like?

I’m so sick of running as fast as I can

Wondering if I’d get there quicker if I was a man

And I’m so sick of them coming at me again

‘Cause if I was a man

Then I’d be the man, I’d be the man

Potongan adegan dan lirik dalam video musik The Man ini menjadi personifikasi maskulinitas dalam masyarakat. Biasanya laki-laki memiliki peringkat yang lebih tinggi daripada perempuan dalam dunia pekerjaan. Selain itu, Taylor Swift dengan sengaja juga memparodikan salah satu adegan di film Wolf of Wall Street. 

Pengadaptasian adegan dari film tersebut bukan hanya dilakukan satu kali. Penulis dan penyanyi asal Amerika ini juga mengambarkannya dalam beberapa klip. Liriknya pun menyinggung pemeran utama film Wolf of Wall Street, Leonardo DiCaprio.  

I’d be just like Leo, in Saint-Tropez

Perbandingan video musik The Man dengan film Wolf of Wall Street. (Foto: bananaofswifts.tumblr.com)

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Insider, Taylor Swift melakukan ini karena ingin menyoroti sejarah Leonardo DiCaprio yang umumnya sering berkencan dengan para model. Dalam hal ini, Insider melihat pesan Taylor Swift bahwa adanya perbedaan pencitraan yang dikonstruksi oleh masyarakat. Pada kasus ini, Leonardo malah justru dicap sebagai legenda karena berhasil mengencani banyak model yang usianya lebih muda. Namun, jika perempuan melakukan hal yang sama, orang akan mengkritisi tentang kebiasaan bekencannya.   

Kritik Taylor Swift tentang ketimpangan gender tidak hanya terbersit dari lirik lagunya. Dengan mengilustrasikan seorang pria yang sedang naik kereta, ia sudah menyelipkan beberapa simbol dalam potongan gambar. Koran yang dibaca oleh sang pria, misalnya. 

Dalam koran tersebut, terlihat bagaimana ketidaksetaraan gender pada pemberitaan media. Hal ini mengacu pada judul di pemberitaan utama koran tersebut yang bertuliskan, “What Man Won the Year in Celebrity Dating?”. Sekali lagi, Taylor Swift ingin mengatakan standar ganda di media yang terjadi hingga saat ini.

Standar ganda atau double standard merupakan ukuran moral dengan membuat penilaian terhadap subjek yang berbeda. Sebagai contoh, masyarakat menganggap tindakan menangis yang dilakukan perempuan merupakan hal yang biasa dan sebaliknya untuk laki-laki. Selain itu, perempuan juga hanya muncul dalam rubrik gaya atau style sedangkan komposisi pemberitaan untuk laki-laki terpaut lebih besar.   

Tangkap layar video musik The Man yang diunggah pada YouTube Taylor Swift pada Kamis (27/02/20). (Foto: YouTube Taylor Swift)

Taylor menyindir pula beberapa tingkah kaum Adam yang mengganggu kenyamanan publik, seperti merentangkan kaki saat duduk, merokok di dalam gerbong kereta, membaca koran sampai mengganggu orang, dan buang air kecil sembarangan. Bukan hanya itu, Swift juga menyoroti bagaimana standar ganda yang terjadi antara seorang janda dan duda dalam mengurusi anaknya. Dengan upaya mengasuh yang minimum, seorang duda bisa dilihat sebagai ‘World’s Greatest Dad’ sedangkan usaha perempuan dalam merawat anaknya acap kali dianggap biasa saja. 

Setelah itu, Taylor juga menyoroti momen altet tenis perempuan, Serena Williams, saat ia meluapkan emosinya kepada wasit dalam Amerika Terbuka 2018. Serena sampai mendapatkan hukuman ketika ia berusaha ingin menuntut penjelasan. Dalam hal ini, sang pria menjadi petenis yang memukul raket ke tanah dan komplen kepada wasit. Adegan ini mewakili standar ganda atas perempuan, di mana perempuan yang meluapkan emosinya akan menjadi pergunjingan. Tanggapan yang berbeda akan didapatkan oleh laki-laki jika mereka melakukan hal serupa. 

“A man allowed to react. A woman can only overreact,” tanggap Taylor saat diwawancari oleh CBS mengenai seksisme di industri musik.

Ketimpangan gender di dunia hiburan juga ia gambarkan lewat adegan terakhir video musik ini. Terlihat sang pria diminta oleh Taylor yang berperan sebagai direktur untuk mencoba menjadi orang yang lebih seksi dan menyenangkan. Hal ini biasanya kerap terjadi dalam kehidupan aktris dan tidak dialami oleh kaum Adam.  

Tangkap layar Easter Egg video musik The Man. (Foto: YouTube Insider)

Selain itu, tanggal perilisan video musik The Man sendiri bertepatan dengan hari perayaan Woman Supreme Court yang jatuh pada 27 Februari. Perayaan tersebut dilaksanakan guna memperingati Amandemen ke-19 Konstitusi Amerika terkait hak pilih perempuan. Dalam Amandemen ke-19 tertulis bahwa hak warga negara Amerika Serikat untuk memilih tidak akan ditolak atau diringkas oleh warga Amerika Serikat atau negara manapun karena seks. Keputusan tahun 1992 ini merupakan hasil dari jerih payah pembuatan pertemuan, petisi, dan protes yang dilakukan oleh wanita dan pendukungnya selama lebih dari 7 dekade.

Sejauh ini hasil dari video musik pertama yang digarap oleh Taylor, banjir dengan kritik terkait ketimpangan gender, standar ganda, dan patriarki yang ada di dalam masyarakat. Taylor juga memberi kejutan pada bagian akhir video musiknya. Dengan memperlihatkan bukti foto transformasi riasan mukanya, ternyata sosok pria pemeran utama di video musik The Man adalah Taylor sendiri. 

Tangkap layar transformasi akhir Taylor Swift menjadi pria pemeran utama dalam video musik The Man. (Foto: YouTube Taylor Swift)

The Man merupakan salah satu lagu dari album “Lovers” Taylor Swift. Karya-karyanya kerap kali memiliki easter eggs atau simbol-simbol tersembunyi. Hingga saat ini, beberapa lagu album “Lovers” yang sudah rilis kerap kali mengkritisi kondisi politik Amerika Serikat terkait gender. 

 

Penulis: Elisabeth Diandra Sandi

Editor: Agatha Lintang

Foto: YouTube Taylor Swift, bananaofswifts.tumblr.com, YouTube Insider

Sumber: cnnindonesia.com, elle.com, kompas.com, cewekbanget.grid.id, YouTube Insider

Tags: amerikaeaster eggsgenderketimpanganleonardo dicaprioloverPolitikstandar gandataylor swiftThe ManWolf of Wall Street
Elisabeth Diandra Sandi

Elisabeth Diandra Sandi

Related Posts

Lewis Hamilton memenangkan gelar juara dunia keduanya pada 2014. (independent.co.uk)
Hiburan

Mengenal Lewis Hamilton, Sang Pembalap F1 Legendaris

May 14, 2025
Press conference Lomba Sihir
Event

Lomba Sihir Ajak Pendengar Refleksi Kehidupan di Album Keduanya Obrolan Jam 3 Pagi

May 8, 2025
Potret Buku Surrounded by Idiots karya Thomas Erickson (penguin.com.au)
Literatur

Surrounded by Idiots: Mereka Bukan Idiot, Mereka Hanya Berbeda

May 7, 2025
Next Post
Hujan di Pekan Raya Manajemen 2020 Tidak Patahkan Semangat Penonton

Hujan di Pekan Raya Manajemen 2020 Tidak Patahkan Semangat Penonton

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021