JAKARTA, ULTIMAGZ.com — Setelah mengamati batu-batuan tertua di Bumi, peneliti memperkirakan bahwa usia Bumi mencapai 4,54 miliar tahun dengan batas kesalahan 50 miliar tahun. Berdasarkan jurnal bertajuk “Vertebrates on Brink as Indicators of Biological Annihilation and The Sixth Mass Extinction”, planet berumur miliaran tahun ini sedang menghadapi kepunahan keenam. Namun sebelumnya, Bumi pernah mengalami 5 kepunahan massal berikut ini.
1. Kepunahan Ordovisium-Silur (445 juta tahun lalu)
Pada periode Ordovisium, bumi dipenuhi dengan sebagian besar makhluk hidup yang berhabitat di laut seperti Brachiopods, Conodonts, Acritarchs, Bryozons, dan Trilobites. Kondisi Bumi pun masih hangat serta memiliki kelembapan atmosfer yang ideal bagi kehidupan. Namun, semua berubah saat benua Gondwana (cikal bakal benua Antartika, Afrika, Australia, Amerika Selatan, dan wilayah India) yang berada di utara Bumi mencapai kutub selatan. Akibatnya terjadi pendinginan global dan bongkahan es terbentuk di mana-mana sehingga permukaan air laut mengalami penurunan.
Perubahan iklim ini membuat kandungan karbon dioksida di atmosfer dan lautan berkurang drastis. Alhasil, tumbuhan pada kedua permukaan Bumi tersebut mengalami kegagalan untuk fotosintesis. Padahal tumbuhan merupakan produsen makanan bagi makhluk hidup lainnya. Ekosistem pun menjadi kacau dan kepunahan Bumi yang pertama ini membunuh sekitar 86 persen populasi makhluk hidup dalam kurun waktu 2-3 juta tahun.
2. Kepunahan Devonian Akhir (375–360 juta tahun lalu)
Kepunahan kedua terjadi pada masa yang dikenal dengan Zaman Devon. Dalam periode ini, sekitar 75 persen makhluk hidup punah karena adanya hujan meteor yang bertubi-tubi, global anoxia atau menurunnya jumlah oksigen secara drastis, perubahan ketinggian permukaan air laut, perubahan iklim, dan meningkatnya aktivitas tektonik lempeng. Kepunahan massal tersebut diyakini lebih memberikan efek kepada ekosistem di laut, terutama terumbu karang yang baru dapat berkembang biak 100 juta tahun lagi. Saat itu, kehidupan laut masih didominasi oleh terumbu karang dan bintang laut tak bertulang belakang (stromatoporids).
3. Kepunahan Perm-Trias (251 juta tahun lalu)
Kurang lebih hanya lima persen populasi makhluk hidup yang dapat bertahan saat periode kepunahan di akhir Zaman Perm. Sisanya musnah akibat kekurangan oksigen, kekeringan yang hebat, dan hujan asam yang membuat tumbuhan mati. Penyebab perubahan iklim dan pemanasan global tersebut terjadi karena letusan gunung api yang berlangsung terus menerus di sekitar Siberia. Sebagai konsekuensinya, sebanyak empat kali luas daratan Korea saat ini terbakar dan menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah banyak sehingga terjadi pemanasan global.
Memanasnya suhu Bumi membuat gas metana yang membeku dalam air laut menjadi mencair. Dampaknya terjadi pemanasan global yang 20 kali lebih kuat dari gas karbon dioksida. Hal ini terus terjadi selama kurang lebih 10 juta tahun sehingga tak heran jika kepunahan massal Zaman Perm menjadi yang terparah di Bumi. Kejadian ini pun membuat kehidupan di Bumi mundur 300 juta tahun lagi.
4. Kepunahan Trias-Jura (201,3 juta tahun lalu)
Serupa dengan penyebab kepunahan sebelumnya, kepunahan massal periode Zaman Akhir Trias juga diawali dengan meningkatnya kandungan gas metana serta karbon dioksida. Kali ini pembentukan gunung api di Central Atlantic Magmatic Province menjadi pemicu peningkatan gas karbon dioksida sehingga terjadi pemanasan global.
Kepunahan massal periode ini membuat terumbu karang, binatang purba laut yang bentuknya mirip belut (conodont), dan makhluk yang habitatnya di laut (sekitar 20 persen) mengalami krisis kehidupan atau bahkan mengalami kepunahan. Selain itu, hujan meteor juga mempercepat laju kepunahan. Dalam kepunahan massal keempat ini, sekitar 80 persen makhluk hidup punah, terutama reptil, amfibi raksasa, dan sebagian besar molusca cephalopoda. Makhluk hidup darat lainnya yang punah dalam periode ini ialah pseudosuchians, therapids, dan crocodylamorphs.
5. Kepunahan Kapur–Tersier (66 juta tahun lalu)
Periode kepunahan kelima ini mungkin paling dikenal karena bersamaan dengan punahnya dinosaurus. Kepunahan massal pada Zaman Crataceous ini disebabkan oleh letusan gunung merapi (memproduksi gas karbon dioksida), menurunnya permukaan air laut, dan terjadinya tumbukan asteroid besar di Teluk Meksiko (sekarang). Dengan beragamnya fenomena alam, periode kejadian waktu kepunahan ini merupakan yang tercepat diantara keempat lainnya, yaitu sekitar 2,5 juta sampai dengan 1 juta tahun.
Dalam peristiwa kepunahan kelima ini, 90 persen spesies ikan punah. Hewan invertebrata pada lautan seperti udang-udangan, ammonite, serta cumi-cumi juga terkena akibatnya. Meski begitu, serangga dan beberapa kelompok hewan masih sanggup untuk bertahan hidup.
Kepunahan Keenam yang Sedang Berlangsung
Setelah mengalami lima kepunahan massal, kini bumi sedang mengalami perubahan iklim yang mengancam kehidupan spesies-spesies di seluruh dunia. Peneliti menuliskan bahwa perubahan iklim merupakan hasil tekanan dari aktivitas manusia.
Sejauh ini, Gerardo Ceballos Gonzalez yang merupakan peneliti dan guru besar ekologi di National Autonomous University of Mexico mengatakan bahwa sejak 2001 hingga 2014, ada 173 spesies yang punah. Dalam wawancaranya dengan New York Times, Gerardo memperkirakan ke depannya ada 515 spesies yang terancam punah. Masalahnya, punahnya salah satu spesies karena perilaku manusia dapat menimbulkan efek domino untuk spesies lain, termasuk manusia.
Penulis: Elisabeth Diandra Sandi
Editor: Agatha Lintang Kinasih
Foto: tempo.co
Sumber: nationalgeographic.grid.id, idntimes.com, cnnindonesia.com, kompas.com, bobo.grid.id, vice.com