• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, June 30, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

5 Peristiwa Kepunahan Massal yang Pernah Dialami Bumi

by Elisabeth Diandra Sandi
July 14, 2020
in Iptek, Lainnya
Reading Time: 3 mins read
Ilustrasi kepunahan Bumi. (Foto: tempo.co)

Ilustrasi kepunahan Bumi. (Foto: tempo.co)

0
SHARES
1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, ULTIMAGZ.com — Setelah mengamati batu-batuan tertua di Bumi, peneliti memperkirakan bahwa usia Bumi mencapai 4,54 miliar tahun dengan batas kesalahan 50 miliar tahun. Berdasarkan jurnal bertajuk “Vertebrates on Brink as Indicators of Biological Annihilation and The Sixth Mass Extinction”, planet berumur miliaran tahun ini sedang menghadapi kepunahan keenam. Namun sebelumnya, Bumi pernah mengalami 5 kepunahan massal berikut ini.  

1. Kepunahan Ordovisium-Silur (445 juta tahun lalu)

Pada periode Ordovisium, bumi dipenuhi dengan sebagian besar makhluk hidup yang berhabitat di laut seperti Brachiopods, Conodonts, Acritarchs, Bryozons, dan Trilobites. Kondisi Bumi pun masih hangat serta memiliki kelembapan atmosfer yang ideal bagi kehidupan. Namun, semua berubah saat benua Gondwana (cikal bakal benua Antartika, Afrika, Australia, Amerika Selatan, dan wilayah India) yang berada di utara Bumi mencapai kutub selatan. Akibatnya terjadi pendinginan global dan bongkahan es terbentuk di mana-mana sehingga permukaan air laut mengalami penurunan.

Perubahan iklim ini membuat kandungan karbon dioksida di atmosfer dan lautan berkurang drastis. Alhasil, tumbuhan pada kedua permukaan Bumi tersebut mengalami kegagalan untuk fotosintesis. Padahal tumbuhan merupakan produsen makanan bagi makhluk hidup lainnya. Ekosistem pun menjadi kacau dan kepunahan Bumi yang pertama ini membunuh sekitar 86 persen populasi makhluk hidup dalam kurun waktu 2-3 juta tahun. 

2. Kepunahan Devonian Akhir (375–360 juta tahun lalu)

Kepunahan kedua terjadi pada masa yang dikenal dengan Zaman Devon. Dalam periode ini, sekitar 75 persen makhluk hidup punah karena adanya hujan meteor yang bertubi-tubi, global anoxia atau menurunnya jumlah oksigen secara drastis, perubahan ketinggian permukaan air laut, perubahan iklim, dan meningkatnya aktivitas tektonik lempeng. Kepunahan massal tersebut diyakini lebih memberikan efek kepada ekosistem di laut, terutama terumbu karang yang baru dapat berkembang biak 100 juta tahun lagi. Saat itu, kehidupan laut masih didominasi oleh terumbu karang dan bintang laut tak bertulang belakang (stromatoporids).

3. Kepunahan Perm-Trias (251 juta tahun lalu)

Kurang lebih hanya lima persen populasi makhluk hidup yang dapat bertahan saat periode kepunahan di akhir Zaman Perm. Sisanya musnah akibat kekurangan oksigen, kekeringan yang hebat, dan hujan asam yang membuat tumbuhan mati. Penyebab perubahan iklim dan pemanasan global tersebut terjadi karena letusan gunung api yang berlangsung terus menerus di sekitar Siberia. Sebagai konsekuensinya, sebanyak empat kali luas daratan Korea saat ini terbakar dan menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah banyak sehingga terjadi pemanasan global. 

Memanasnya suhu Bumi membuat gas metana yang membeku dalam air laut menjadi mencair. Dampaknya terjadi pemanasan global yang 20 kali lebih kuat dari gas karbon dioksida. Hal ini terus terjadi selama kurang lebih 10 juta tahun sehingga tak heran jika kepunahan massal Zaman Perm menjadi yang terparah di Bumi. Kejadian ini pun membuat kehidupan di Bumi mundur 300 juta tahun lagi.

4. Kepunahan Trias-Jura (201,3 juta tahun lalu)

Serupa dengan penyebab kepunahan sebelumnya, kepunahan massal periode Zaman Akhir Trias juga diawali dengan meningkatnya kandungan gas metana serta karbon dioksida. Kali ini pembentukan gunung api di Central Atlantic Magmatic Province menjadi pemicu peningkatan gas karbon dioksida sehingga terjadi pemanasan global.

Kepunahan massal periode ini membuat terumbu karang, binatang purba laut yang bentuknya mirip belut (conodont), dan makhluk yang habitatnya di laut (sekitar 20 persen) mengalami krisis kehidupan atau bahkan mengalami kepunahan. Selain itu, hujan meteor juga mempercepat laju kepunahan. Dalam kepunahan massal keempat ini, sekitar 80 persen makhluk hidup punah, terutama reptil, amfibi raksasa, dan sebagian besar molusca cephalopoda. Makhluk hidup darat lainnya yang punah dalam periode ini ialah pseudosuchians, therapids, dan crocodylamorphs. 

5. Kepunahan Kapur–Tersier (66 juta tahun lalu)

Periode kepunahan kelima ini mungkin paling dikenal karena bersamaan dengan punahnya dinosaurus. Kepunahan massal pada Zaman Crataceous ini disebabkan oleh letusan gunung merapi (memproduksi gas karbon dioksida), menurunnya permukaan air laut, dan terjadinya tumbukan asteroid besar di Teluk Meksiko (sekarang). Dengan beragamnya fenomena alam, periode kejadian waktu kepunahan ini merupakan yang tercepat diantara keempat lainnya, yaitu sekitar 2,5 juta sampai dengan 1 juta tahun. 

Dalam peristiwa kepunahan kelima ini, 90 persen spesies ikan punah. Hewan invertebrata pada lautan seperti udang-udangan, ammonite, serta cumi-cumi juga terkena akibatnya. Meski begitu, serangga dan beberapa kelompok hewan masih sanggup untuk bertahan hidup. 

Kepunahan Keenam yang Sedang Berlangsung

Setelah mengalami lima kepunahan massal, kini bumi sedang mengalami perubahan iklim yang mengancam kehidupan spesies-spesies di seluruh dunia. Peneliti menuliskan bahwa perubahan iklim merupakan hasil tekanan dari aktivitas manusia. 

Sejauh ini, Gerardo Ceballos Gonzalez yang merupakan peneliti dan guru besar ekologi di National Autonomous University of Mexico mengatakan bahwa sejak 2001 hingga 2014, ada 173 spesies yang punah. Dalam wawancaranya dengan New York Times, Gerardo memperkirakan ke depannya ada 515 spesies yang terancam punah. Masalahnya, punahnya salah satu spesies karena perilaku manusia dapat menimbulkan efek domino untuk spesies lain, termasuk manusia. 

 

Penulis: Elisabeth Diandra Sandi

Editor: Agatha Lintang Kinasih

Foto: tempo.co

Sumber: nationalgeographic.grid.id, idntimes.com, cnnindonesia.com, kompas.com, bobo.grid.id, vice.com

Tags: bumiiklimkepunahankepunahan massallingkunganmanusiapemanasan globalperubahan iklim
Elisabeth Diandra Sandi

Elisabeth Diandra Sandi

Related Posts

Pesta Bebas Berselancar
Lainnya

Pesta Bebas Berselancar 2025 Umumkan Daftar Penampilan Spesial dan Kolaborator

June 9, 2025
Aksi Kamisan ke-860 digelar di seberang Istana Merdeka, Kamis (08/05/25), untuk mengenang Marsinah dan menolak wacana Soeharto sebagai pahlawan nasional. (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Mengenang 32 Tahun Kematian Marsinah Lewat Aksi Kamisan Ke-860

May 14, 2025
Kapel Sistina dalam pelaksanaan konklaf. (reuters.com)
Lainnya

Kenali Konklaf: Proses Pemilihan Paus yang Sangat Dirahasiakan

May 13, 2025
Next Post
Ilustrasi penemuan sains. (Foto: pexels.com)

Bahaya Bias Media dan Kepercayaan Masyarakat Terkait Pseudosains

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021