• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Saturday, October 18, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Budaya

Bunga Bangkai: Tidak Hanya Bau, Tapi Bisa Dimakan Juga!

Victoria Nadine Gunawan by Victoria Nadine Gunawan
October 9, 2025
in Budaya, Iptek
Reading Time: 3 mins read
Potret Bunga Bangkai Suweg (detik.com)

Potret Bunga Bangkai Suweg (detik.com)

0
SHARES
40
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Semasa  sekolah, Ultimates mungkin sudah tidak asing lagi dengan spesies tumbuhan ini, bunga bangkai. Bunga yang dikenal memiliki aroma yang tidak sedap dan telah menjadi flora endemik unik yang langka. Namun, siapa sangka, dibalik bau tersebut ternyata bunga bangkai bisa dimakan.

Melansir dari bbc.com, riset menemukan bahwa bunga ini memang memproduksi bau yang menyengat sehingga akan sulit untuk  mengonsumsi bunga ini. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat bagian lain yang bisa dikonsumsi seperti umbinya. 

Baca juga: Melati: Bunga dari Himalaya Asia yang Menetap sebagai Puspa Bangsa

Salah satu peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yuzammi, merupakan salah satu pengamat yang meriset bunga bangkai dan Rafflesia. Ia menjelaskan bahwa tidak semua bunga bangkai bisa dimakan. Tumbuhan ini memiliki dua kultivar (kelompok), suweg dan A. paeoniifolius. Umbi yang bisa dikonsumsi berasal dari kelompok suweg dengan ciri batangnya yang tidak begitu kasar. Sebaliknya, bunga yang tidak bisa dikonsumsi adalah A. paeoniifolius dengan ciri yang berlawanan yakni batangnya sangat kasar.

Mengejutkannya, ternyata bunga ini dahulu pernah dikonsumsi pada masa penjajahan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan hingga saat ini. Terdapat kisah tersembunyi bahwa perempuan kelahiran 1963 mengonsumsi umbi dari bunga bangkai untuk mencegah penyakit liver dan sakit kuning (hepatitis), dilansir dari nationalgeographic.grid.id dan mongabay.co.id.

“Masyarakat Jawa tengah dan Jawa Timur pun masih mengonsumsi sampai saat ini,” ucap Mustaid Siregar, Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Pernyataan itu akhirnya melahirkan pertanyaan baru, bagaimana warga mengonsumsi bunga bangkai ini?

Melansir dari mongabay.co.id, bunga ini dikonsumsi dengan cara mengambil umbinya, kemudian dibersihkan. Setelah dibersihkan, mereka memotong bagian tersebut dan rendamkan dalam air dan garam secukupnya. Setelah direndam, umbi tersebut direbus dan siap dikonsumsi.

Baca juga: Flora Endemik Indonesia yang Berada di Garis Kepunahan

“Kalau dikukus rasanya enak, agak kenyal-kenyal.” ujar Sariatun, salah satu penduduk yang bertempat di Desa Sukobendu, Kecamatan Mantub, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dan umum mengonsumsi umbi bunga bangkai. 

Bagaimana dengan pendapat Ultimates? Bunga yang dikenal memiliki aroma tidak sedap ini ternyata menyimpan sejarah khusus di Indonesia. Apakah Ultimates turut tertarik mengonsumsi umbi dari bunga bangkai ini?

 

Penulis: Victoria Nadine Gunawan 

Editor: Kezia Laurencia

Foto: detik.com

Sumber: bbc.com, nationalgeographic.id, mongabay.id

Tags: 2025A. paeoniifoliusbangkaibudayabungaBunga BangkaiinovasiiptekkepercayaankonsumsiRafflesiarisetSejarahsuweg
Victoria Nadine Gunawan

Victoria Nadine Gunawan

Related Posts

Ilustrasi fesyen Performative Male. (elle.in)
Iptek

Performative Male Tunjukkan Pria Lembut yang Mencari Validasi

October 10, 2025
Matoa, salah satu flora endemik Papua. (freepik.com)
Iptek

Flora Endemik Papua: Menelusuri Kekayaan Alam Indonesia Timur

October 10, 2025
Potret bangunan bersejarah dari Yordania, Petra. (Freepik/wirestock)
Iptek

Ikonik, Ini Sebenarnya Wujud Kota Petra dari Yordania

October 10, 2025
Next Post
psyllium husk

Mengenal Manfaat Rahasia Psyllium Husk untuk Tubuh

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 − 2 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021