Berawal dari kunjungan tanpa jadwal ke salah satu rumah keluarga sahabat di daerah Muntilan, saya pun diajak menuju tempat yang sungguh luar biasa. Museum Misi Muntilan, namanya. Museum ini terletak 15 km dari Magelang. Ternyata, Muntilan dikenal sebagai tanah kelahiran Gereja Katolik di Pulau Jawa.
Pada 1906, Romo Fransiskus van Lith,SJ membangun sekolah guru untuk masyarakat Jawa. Di sekolah itu, ditempatkanlah pendidikan sebagai unsur paling penting. Lewat lembaga pendidikan, muncullah kaum elite politik Katolik yang dikenal sebagai IJ Kasimo, Frans Sedam dan Mgr. Soegijopranoto. Tentu saja, tujuan didirikannya sekolah ini adalah guna meningkatkan kualitas masyarakatnya sehingga mereka bisa mendapat posisi yang baik di tengah masyarakat.
Namun sayang, 42 tahun kemudian, kompleks sekolah ini dibakar. Entah mengapa.
Untungnya, sudah banyak elite Katolik Indonesia yang bermunculan. Hingga kini, kompleks sekolah tersebut masih dapat kita lihat. Di sana, ada juga SMA Pangudi Luhur van Lith yang ternyata merupakan bekas sekolah beberapa teman saya di kampus. Lalu, di bangun juga Museum Misi Muntilan.
Museum ini merupakan lembaga karya pastoran Keuskupan Agung Semarang. Didirikan dengan tujuan untuk turut ambil bagian dalam perkembangan gereja lokal di sana. Di dalam tempat ini, saya bisa melihat banyak jubah, peralatan misa, foto-foto sejarah, dan masih banyak hal menarik lainnya.
Inilah berbagai jejak Katolik yang bisa ditemui di Museum Misi Muntilan. Edukasi yang ditawarkan juga menarik. Saya mencoba untuk lebih mendalami bagaimana perkembangan iman di masa lalu dan kini. Umat Katolik pun juga diajak untuk mengenal lebih jauh dirinya sendiri, sebagai orang Katolik, bagian dari gereja.
Ketika mengunjungi tempat ini, kita juga diberi tahu bagaimana asal-muasal agama Katolik. Bukan dari ajaran-ajaran sosial yang didapat di tempat ibadah, melainkan melalui sejarah lokal yang hadir di tanah Jawa ini. Tak dimungkiri, kaum intelektual nyatanya punya peran yang mengagumkan.
Tertarik mengunjunginya?
[divider] [/divider] [box title=”Info”] Penulis: Sintia AstarinaFoto: Sintia Astarina[/box]