JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Pasar Santa yang terletak di bilangan Kebayoran Baru telah menjadi alternatif lokasi nongkrong bagi muda-mudi selatan Jakarta. Tak hanya tempatnya kuliner dan piringan hitam, di pasar ini terdapat pula toko buku yang menyediakan buku-buku dari penjuru dunia. Mengusung tema tematik yang berganti setiap tiga bulan sekali, Transit Bookstore ingin memperkaya perspektif pembaca mengenai permasalahan di luar Indonesia.
“Kalau orang mau pergi ke Singapura, terus pengen tahu, ‘Sebenarnya Singapura itu gimana sih?’ bisa datang ke Transit dan cari buku tentang Singapura,” ujar co-owner Transit Aliendheasja Fawilia, saat ditemui di Pasar Santa, akhir tahun lalu.
Berbeda dengan tetangganya, POST Bookshop, Transit berfokus pada karya literatur asing berbahasa Inggris. Di sisi kiri toko, terdapat peta dunia bertempelkan kertas dengan berbagai judul buku yang ada di rak hari itu, menandakan negara asal atau latar tempat buku tersebut. Transit hanya menyediakan satu atau dua eksemplar buku untuk setiap judul yang mereka kurasi. Maka dari itu, perlu usaha ekstra untuk mendapatkannya.
Alien menjelaskan, Transit mencoba mengenalkan pembaca dengan penulis dan kisah-kisah dari negara berbeda untuk memperkaya perspektif dan meruntuhkan stigma. Pada awal 2020 ini, Transit belum menentukan tema dan memutuskan untuk membawa kembali buku-buku terlaris mereka selama setahun ke belakang. Sementara itu, pada kuartal terakhir 2019 lalu, toko buku yang aktif sejak Desember 2018 tersebut mengusung tema Know Your Neighbours dan membawa cerita dari negara-negara tetangga.
“Kita kan sering berantem sama Malaysia, tapi dengan membaca buku (karya penulis Malaysia) kita jadi tahu sebenarnya kita sama Malaysia, tuh, sangat-sangat mirip. Begitu juga kalau kita baca cerita-cerita dari Thailand atau Filipina,” ucapnya.
Saat ini, Transit menempati kios mungil berukuran 2×2 meter di lantai atas Pasar Santa. Mengingat keterbatasan tempat, Transit belum bisa mengadakan diskusi berkala terkait tema-tema kurasinya seperti yang kerap kali dilakukan POST. Jumlah buku yang dapat dipajang pun terbatas dan terus-menerus berganti.
“Pengennya, sih, nanti kalau kita udah punya toko buku yang lebih besar lagi, kita bisa buat section per negara. Australia di sini, Amerika di sini. Pengen punya permanent collection juga,” pungkas Alien.
Penulis: Charlenne Kayla Roeslie
Foto: Instagram (@transitsanta)
Editor: Maria Helen Oktavia