TANGERANG, ULTIMAGZ.com—Tangerang terkenal dengan berbagai pilihan wisata kuliner, salah satunya yaitu Warung Pecak Duren yang berlokasi di Kelurahan Kranggan, Tangerang Selatan. Satu di antara berbagai menu yang ditawarkan adalah ikan goreng yang disiram dengan bumbu pecak. Menu ini menjadi andalan di rumah makan yang buka pukul 09.00 WIB tersebut.
Kuah untuk bumbu pecak terdiri dari jahe, bawang, terasi, cabe, tomat, kemiri, dan kencur. Ikan yang disediakan beragam, mulai dari ikan mas, ikan mujair, ikan gurame, dan ikan baung yang persediaannya terbatas. Warung Pecak Duren selalu ramai pada jam makan siang sehingga cukup sulit untuk mendapatkan ikan baung yang selalu diserbu pembeli.
“Kalau hari Minggu bisa habis satu kuintal ikan, tapi hari-hari biasa sekitar 50 kilo ikan,” ujar Sini, pemilik Warung Pecak Duren.
Seperti makanan khas Sunda pada umumnya, warung makan ini juga menyediakan sambal dadakan. Perpaduan cabai mentah, tomat, dan terasi yang diulek dadakan sesuai pesanan membuat sambal terasa segar.
Bagi pengunjung yang baru pertama kali mendatangi tempat ini, wajar saja jika bertanya-tanya, “Dimana olahan duriannya? Kan namanya Warung Pecak Duren?”
Sini menjawab, tidak ada olahan durian sungguhan di Warung Pecak Duren. Nama tersebut diambil karena lokasi warung ini yang berada di bawah pohon durian.
“Awalnya bercandaan saja. Warung ini kan tempatnya di bawah pohon durian. Jadi orang-orang bilangnya Pecak Duren,” jelas Sini ketika menceritakan asal usul nama rumah makannya.
Tak hanya menjajakan ikan pecak, warung makan milik Sini juga menyediakan aneka lauk lainnya, seperti ayam goreng, bakwan udang, dan bakwan jagung. Pengunjung juga dapat menikmati aneka olahan sayur, di antaranya tumis kangkung, karedok, dan sayur asam.
Harga yang dipatok oleh Sini cukup terjangkau. Berbagai olahan ikan dijual dengan kisaran harga mulai dari Rp15.000,00 hingga Rp40.0000,00. Harga tersebut sesuai dengan cita rasa yang disuguhkan Warung Pecak Duren. Adapun pemandangan pepohonan di sekitar Warung Pecak Duren yang menjadi penawar di tengah panasnya kota seribu industri ini.
Apakah Ultimates tertarik untuk mencoba?
Penulis: Agatha Lintang
Editor: Geofanni Nerissa Arviana
Foto: Theresia Amadea
Tempat nya jauh jalannya kecil
Masakan gak enak
Pelayanan gak sopan, bisu semua pelayan nya
Menu gak ada, harga gak jelas berapa, mendingan makan di warteg biasa