• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, June 1, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Binge Eating Disorder: Penyakit Mental Yang Sering Terlupakan

by Arienne Clerissa Lazuardi
November 20, 2021
in Lifestyle, Opini
Reading Time: 2 mins read
Binge Eating Disorder: Penyakit Mental Yang Sering Terlupakan

Ilustrasi gangguan makan (Foto: Flare.com)

0
SHARES
468
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Selama beberapa tahun terakhir, gangguan makan (eating disorder) telah disorot sebagai kondisi kesehatan yang nyata dan seringkali mengancam jiwa. Kurus tidak lagi diagungkan karena semakin banyak orang yang sadar atas keberadaan gangguan anoreksia dan bulimia.

Banyak orang (dan media) mengasosiasikan gangguan makan dengan menjadi kurus. Seringkali gambaran yang diperlihatkan adalah wujud gadis remaja yang memiliki citra tubuh negatif dan menolak untuk makan. Namun, tidak semua orang dengan gangguan makan berwujud dan memiliki diagnosa yang sama. Contohnya adalah binge eating disorder (BED).

Menurut survei nasional healthline.com, binge eating disorder adalah gangguan makan yang paling umum di Amerika Serikat. BED mempengaruhi sekitar 2,8 juta orang, jumlah yang  lebih banyak dibanding gabungan dari penderita anoreksia dan bulimia.

Mengetahui hal tersebut, mengapa BED tidak lebih banyak dibicarakan?

Binge eating disorder adalah gangguan makan ketika penderitanya cenderung mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat banyak dan sulit menahan dorongan untuk makan. BED berpotensi besar menimbulkan penyakit serius, seperti obesitas, diabetes, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, dan bahkan penyakit jantung.

Namun, salah satu efek terbesar yang seringkali dialami penderitanya adalah perasaan malu, menyesal, dan kebencian terhadap diri sendiri. Menurut therapis dan penulis buku Brain Over Binge, Katheryn Hansen, “BED bisa membuat Anda terisolasi dan bisa membuat orang yang paling penting dalam hidup Anda menghilang ke latar belakang.” Maka dari itu, tidaklah jarang, seorang pengidap binge eating disorder memilih untuk diam-diam bergumul sendiri.

Adanya kabut tabu ini membuat BED semakin jarang dibahas di muka publik. Ditambah lagi dengan banyaknya miskonsepsi terhadap gangguan mental tersebut.

Bukan Isu Kedisiplinan

Miskonsepsi yang paling umum terhadap BED adalah kurangnya kemampuan seseorang dalam mengontrol diri.

Tom Quinn, direktur badan amal Beat Eating Disorder menentang miskonsepsi tersebut dengan, mengatakan, “Binge eating disorder adalah penyakit mental yang serius. Ini bukan tentang pilihan, juga bukan orang yang menderita itu hanya ‘memanjakan’ diri. BED itu jauh dari menyenangkan dan sangat menyusahkan, penderita akan merasa sulit untuk berhenti saat episode ini terjadi, bahkan jika mereka mau.”

Nyatanya, binge eating disorder adalah gangguan makan yang disebabkan oleh keresahan psikis yang serius. Seseorang yang melakukan binge eating dapat dipicu oleh stress, depresi, kegelisahan, kurangnya percaya diri, dan bahkan perfeksionisme atau OCD. Maka dari itu, meremehkan gangguan mental ini hanya akan menyebabkan efek bumerang terhadap si penderita.

Tidak Seharusnya Diabaikan

Rasa malu yang menyelimuti BED menyebabkan kurangnya keterbukaan tentang masalah ini. Melansir self.com, sekitar 57 persen penderita BED memilih untuk tidak mendapatkan pengobatan dan bantuan dari tenaga professional.

Seorang penderita BED mungkin memilih untuk mengabaikan isu tersebut dikarenakan minimnya pengetahuan dan rasa isolasi yang menutup mereka. Hal ini sungguh disayangkan dikarenakan BED juga merupakan spektrum gangguan mental yang berarti dan pantas untuk mendapatkan perawatan yang sejajar dengan gangguan mental lainnya.

Oleh karena itu, perlu diingatkan bagi seseorang yang menderita BED bahwa pengalaman mereka valid dan mereka layak untuk mendapat pertolongan yang pantas. Selain itu, adanya keterbukaan terhadap isu ini akan membantu meminimalisir rasa malu dan kesendirian bagi para penderita sehingga menghilangkan miskonsepsi yang menutupi gangguan makan tersebut.

 

Penulis: Arienne Clerissa

Editor: Andi Annisa Ivana Putri

Sumber: Healthline.com, Center For Change, Webmd.com, Brain Over Binge

Foto: Flare.com

Tags: anorexiabedbinge eatingbinge eating disordergangguan makan
Arienne Clerissa Lazuardi

Arienne Clerissa Lazuardi

Related Posts

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa
Kuliner

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa

May 27, 2025
Kopi yang berasal dari feses gajah. (antaranews.com)
Lifestyle

Dari Feses Gajah ke Cangkir Kopi: Cerita di Balik Kopi Ivory

May 27, 2025
digicam
Opini

Digicam Kembali ke Pasar: Dari Kesenangan Jadi Berlebihan?

May 23, 2025
Next Post
ive-grup-baru-starship

Berkenalan dengan IVE: Grup Baru Starship Entertainment

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021