SERPONG, ULTIMAGZ.com – Standar kecantikan dari Korea Selatan telah memainkan peran penting dalam mengubah cara wanita memandang kecantikan. Dengan meningkatnya popularitas artis Korean Pop (K-Pop), semakin sulit untuk mengabaikan bagaimana sisi gelap bisnis dan kelanggengan budaya penggemar yang beracun telah berdampak negatif pada artis yang menguasai industri.
Korea Selatan terkenal dengan standar kecantikannya yang tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh prevalensi penampilan dan keistimewaan cantik di masyarakatnya. Maka dari itu, saat merekrut para K-pop idol, mereka yang dianggap lebih cantik menurut standar kecantikan lebih mungkin untuk dipekerjakan.
Industri hiburan K-Pop memandang seseorang ‘cantik’ bila memiliki tubuh ramping, wajah kecil, rahang berbentuk V, bibir kecil, kulit pucat, kulit cerah, dan mata besar. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila K-pop idol mendapat banyak tekanan untuk mempertahankan citra yang sempurna agar dapat terus menarik penggemar.
Penekanan berat pada penampilan fisik dalam masyarakat Korea Selatan telah memengaruhi cara pandang orang dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya, mereka yang dianggap ‘cantik’ atau ‘tampan’ secara konvensional dapat mengakses peluang yang lebih baik, terutama dalam hal pekerjaan. Dalam banyak kasus, penampilan fisik lebih penting daripada latar belakang pendidikan atau kualifikasi seorang calon. Dengan demikian, sebagian besar penduduk melakukan apa pun yang mereka bisa untuk menyempurnakan ciri fisiknya.
Dilansir dari demontattler.com, Korea Selatan dianggap sebagai “ibu kota operasi plastik dunia” karena telah melakukan operasi plastik terbanyak sejak 2009. Dengan lebih dari 980.000 operasi yang tercatat pada 2014.
Na Jinkyung, seorang profesor psikologi yang mengkhususkan diri dalam membandingkan budaya Timur dan Barat, pernah mengatakan bahwa standar kecantikan tersebut dinilai tidak realistis oleh masyarakat luar. Akan tetapi, standar sosial ini diterima secara luas dalam hal kecantikan di Korea Selatan. Menurut Na, kolektivisme inheren (berhubungan erat atau melekat) yang dimiliki masyarakat Korea Selatan adalah salah satu faktor yang mendasari standar kecantikan ini.
“Orang Korea Selatan akan memilih untuk mengubah diri mereka sendiri, seperti melalui operasi, yang kami sebut sebagai kontrol sekunder agar sesuai dengan lingkungan mereka. Orang Korea Selatan memperoleh harga diri dari penerimaan orang lain, berbeda dengan fokus Barat pada menciptakan harga diri sendiri,” jelas Na.
Namun, saat K-pop menjadi semakin populer di Barat, perusahaan hiburan melepaskan standar kecantikan yang ketat karena penonton Barat lebih terbuka untuk merangkul berbagai penampilan. Beberapa K-pop idol sudah mulai berani melanggar standar kecantikan dengan caranya sendiri dan menunjukkan bahwa semua jenis kecantikan harus dirangkul. Hal ini secara positif akan memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mereka serta menginspirasi penggemar untuk lebih terlibat dalam mencintai diri sendiri.
Penulis: Alycia Catelyn
Editor: Elisabeth Diandra Sandi
Foto: pexels.com/Tuan
Sumber: demontattler.com, insider.com, asia.nikkei.com, medium.com