SERPONG, ULTIMAGZ.com — Siapa yang tidak mengenal Victoria’s Secret sebagai merek pakaian dalam nomor satu di dunia? Di balik popularitasnya, siapa sangka bahwa penemunya justru memiliki kisah yang memilukan.
Roy Raymond adalah pemilik kisah memilukan tersebut. Tidak banyak yang mengetahui bahwa Roy Raymond adalah pencetus ide bisnis Victoria’s Secret. Kisah pilunya berawal dari dirinya yang ingin memberikan kado berupa pakaian dalam kepada sang istri tercinta, tetapi orang-orang dalam toko tersebut justru memperlakukan dirinya sebagai seorang yang mesum.
Namun, Raymond tidak berkecil hati. Dari pengalamannya tersebut tercetus sebuah ide untuk membuat sebuah toko di mana para lelaki dapat dengan leluasa membeli pakaian dalam untuk pasangannya.
Ide tersebut terbukti cemerlang. Di tahun pertamanya, Victoria’s Secret meraup untung hingga US$500 ribu. Pada tahun kelimanya, Victoria’s Secret berhasil membuka tiga butik baru di San Francisco. Perusahaan pakaian dalam itu pun meneguk pundi-pundi hingga US$4 juta per tahun.
Namun selanjutnya bisnis tersebut tidak berjalan dengan baik karena konsep Raymond yang salah. Pasalnya, ia hanya menargetkan bisnis tersebut kepada para pria yang ingin membelikan kado untuk pasangannya, padahal yang seharusnya menjadi target utama Raymond adalah para wanita.
Bisnis itu pun di ambang kebangkrutan. Namun peluang itu dilihat oleh Leslie Wexner. Ia membeli Victoria’s Secret seharga US$ 1 juta pada tahun 1982, dan kemudian memperbaiki kesalahan yang dilakukan Raymond.
Di tangan Wexner, VS mencapai masa jaya. Kini, perusahaan pakaian dalam kenamaan itu bernilai lebih dari US$6,12 miliar dan punya lebih dari 1000 butik di seluruh Amerika Serikat dan 19 flagship store di berbagai negara.
Berbanding terbalik dengan kehidupan kesuksesan VS di tangan Wexner, setelah melepas VS, Raymond membuka ritel baru bernama Child’s Destiny yang menjual koleksi busana anak-anak yang mewah. Sayangnya, perusahaan itu pun akhirnya bangkrut pada tahun 1986. Tidak lama kemudian, Raymond bercerai dengan sang istri. Kemudian, ia mengalami depresi berat. Pada tahun 1993, Raymond memutuskan bunuh diri dengan melompat dari jembatan Golden Gate di San Francisco.
Reporter : Nathalia Setiawan
Editor : Ghina Ghaliya
Sumber : cnnindonesia.com
Foto : 4.bp.blogspot.com