• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, June 22, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lifestyle

“Queen Bee Syndrome”: Sisi Gelap dari Supremasi Perempuan

by Vanessa Anabelle
December 4, 2022
in Lifestyle
Reading Time: 3 mins read
queen bee syndrome

Rachel McAdams memerankan karakter Regina George dalam film “Mean Girls” yang menggambarkan perilaku Queen Bee Syndrome. (Foto: Paramount)

0
SHARES
1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Apakah di antara Ultimates ada yang pernah mendengar istilah Queen Bee Syndrome? Jika biasanya kita akrab dengan slogan “girls support girls” yang berarti perempuan saling mendukung satu sama lain, Queen Bee Syndrome justru memiliki arti sebaliknya.

“Mean Girls” adalah salah satu dari banyak contoh film yang menampilkan Queen Bee Syndrome. Di film tersebut, sosok Regina George, yang diperankan oleh Rachel McAdams, menggambarkan stereotip seorang queen bee. Regina ditunjukkan sebagai karakter yang memiliki sifat dominan, melakukan perundungan, dan membiarkan perempuan lain tunduk kepadanya. 

Queen Bee Syndrome pertama kali dicetuskan oleh T. E. Jayarante, C. Tavris dan G. L. Staines pada 1973. Istilah tersebut menggambarkan sikap diskriminasi kepada sesama perempuan ketika mereka merasa tidak ingin diungguli oleh perempuan lain dalam berbagai hal seperti penampilan, kecerdasan dan status sosial. Dalam kata lain, perempuan akan menganggap perempuan lain sebagai saingan. 

Dilansir dari bbcnews.com, Profesor Naomi Ellemers berpendapat bahwa Queen Bee Syndrome adalah hasil dari adanya stereotip gender yaitu seksisme. Stereotip tersebut memunculkan ketidaksetaraan dan menyebabkan perempuan harus berjuang lebih banyak untuk menempati posisi setara atau di atas laki-laki.

Ketika sudah mencapai posisi yang diinginkan, mereka cenderung merasa lebih unggul dibandingkan perempuan lain sehingga secara sadar menciptakan jarak antara diri dengan perempuan lain. Mereka yang mengidap sindrom ini akan lebih kritis pada rekan kerja atau bawahan yang sesama perempuan karena mereka menganggapnya potensial sebagai ancaman. 

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gender in Management, para peneliti menemukan bahwa di dunia kerja, perempuan percaya bahwa perempuan lain adalah manajer yang baik, tetapi tidak ingin bekerja untuk mereka.

Studi tersebut menjelaskan bahwa hasilnya mungkin memiliki beberapa dasar dalam persepsi perempuan tentang manajer perempuan sebagai orang yang dominan. Manajer perempuan dilihat lebih emosional, dipandang lebih gugup dan lebih agresif daripada manajer pria.

Bisa disimpulkan bahwa Queen Bee Syndrome adalah topik kontroversial yang tidak dapat dibuktikan dengan temuan penelitian karena didasarkan pada persepsi. Queen Bee Syndrome harus dihentikan dan tidak boleh dinormalisasikan.

Bila kita melanggengkan kecenderungan apa pun yang ada bagi perempuan untuk membenci perempuan lain, bisa memperkuat gagasan bahwa mencapai nomor satu bisa dilakukan dengan menyabotase orang lain. Namun, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan perempuan karena perilaku ini terdapat campur tangan dari adanya ketidaksetaraan gender yang masih bersemayam di tengah masyarakat. 

Sebaiknya, kita sama-sama mencapai paritas dan mencari solusi untuk menghilangkan sebanyak mungkin bias dan stereotip di sekitar kita. Ini akan memberikan kesempatan yang lebih adil bagi perempuan di tempat kerja, sekolah, dan lainnya, yang kemudian akan menghilangkan lingkungan beracun yang mengadu domba perempuan satu sama lain.

 

Penulis: Vanessa Anabelle Herlin 

Editor: Alycia Catelyn

Foto: Paramount 

Sumber: bbc.com, metro.co.uk, forbes.com, qz.com

Tags: 2022filmgirlgirlsperempuanqueen beequeen bee syndromerachel mcadamsregina georgesindromsyndromewomanwomen
Vanessa Anabelle

Vanessa Anabelle

Related Posts

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa
Kuliner

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa

May 27, 2025
Kopi yang berasal dari feses gajah. (antaranews.com)
Lifestyle

Dari Feses Gajah ke Cangkir Kopi: Cerita di Balik Kopi Ivory

May 27, 2025
Potret salah satu bahan sushi, kani. (istockphoto.com)
Lifestyle

Sushi Kani Ternyata Bukan Kani, tapi Surimi? Ini Faktanya!

May 23, 2025
Next Post
Kue Keranjang

Dipercaya Bawa Keberuntungan, Inilah Sejumlah Makanan Simbolik Imlek

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021