SERPONG, ULTIMAGZ.com — Bagi sebagian orang yang suka menulis, writer’s block menjadi bencana yang besar. Istilah dan pemahaman mengenai fenomena writer’s block diciptakan dan dipopulerkan oleh psikoanalis Amerika Edmund Bergler pada 1940-an. Saat berada dalam fase writer’s block, penulis tidak akan dapat menemukan atau merangkai kata-kata yang semula telah dipikirkannya.
Fenomena ini dapat menyerang orang yang berkecimpung di dunia tulis-menulis, mulai dari jurnalis hingga pengarang novel.
Dalam kamus Merriam Webster, writer’s block didefinisikan sebagai hambatan psikologis yang mencegah seorang penulis melanjutkan proses penciptaan sebuah karya.
Writer’s block menimbulkan masalah yang menyebabkan penulis tidak bisa memikirkan topik tulisannya hingga menyelesaikan menulis cerita, puisi, artikel, dan lain sebagainya. Writer’s block adalah fenomena yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan seseorang karena terjebak dalam proses penulisan tanpa kemampuan untuk menulis secara produktif.
Saat fenomena writer’s block ini menyerang, para penulis kerap kali mendapati diri mereka kesulitan untuk merangkai kata-kata dan hanya mampu menatap kosong dalam waktu yang lama.
Hal ini dapat dipicu oleh beberapa faktor, tergantung pada individunya. Beberapa orang percaya bahwa hambatan penulis berasal dari kurangnya ide atau bahkan bakat. Namun, salah satu hal yang berpengaruh dalam terjadinya hal tersebut karena timbulnya keraguan dalam diri (self-doubt).
Pada 1970-an, peneliti Yale Jerome Singer dan Michael Barrios mempelajari sekelompok penulis profesional yang mengalami hal serupa. Dari penelitian tersebut, Singer dan Barrios menemukan bahwa ada empat pemicu, yaitu rasa apatis, amarah, kecemasan, dan adanya masalah penulis dengan orang lain.
Mengatasi hambatan dalam menulis ini merupakan salah satu proses rumit yang seringkali sangat subjektif dan tergantung pada masing-masing individu. Namun, writer’s block dapat diatasi dengan kesadaran untuk menaklukkan keraguan diri dan mengetahui bahwa kerja keras akan membuahkan hasil.
Lantas, apa saja kiat-kiat dalam mengatasi berbagai hambatan dalam menulis?
- Istirahat sejenak
Ketika Ultimates mulai merasakan hambatan dalam menulis, hal yang paling pertama dilakukan adalah beristirahat. Dengan beristirahat, Ultimates dapat melakukan hal yang lain. Kemudian, kembalilah beberapa hari (atau minggu, atau bulan) setelahnya untuk melihat dan mengerjakan pekerjaan menulis dengan pandangan yang baru.
- Tetap menulis dengan bebas
Menulis dengan topik yang sama setiap hari terkadang bisa membuat lelah dan jenuh. Kejenuhan seringkali membuat kreativitas Anda terhambat. Cara lainnya adalah dengan mencoba menulis bebas tentang hal apapun yang Ultimates suka atau topik lainnya yang saat itu berada dalam pikiran kita.
- Diskusi dengan orang lain
Melalui berbicara dan mendengarkan orang lain bisa menjadi sumber ide yang baru juga, Ultimates. Hal ini dapat memperkaya sudut pandang dan wawasan Ultimates dan akhirnya mengatasi keberadaan hambatan dalam menulis tersebut.
- Banyak membaca
Membaca buku bisa membantu seseorang dalam mengumpulkan ide dan inspirasi. Ultimates bisa mendapatkan beragam informasi dan wawasan dengan membaca buku. Tidak hanya itu, membaca buku juga dapat memperkaya perbendaharaan kata dan sudut pandang dan akhirnya kreativitas dalam menulis akan mengalir kembali. Selain itu, Ultimates juga bisa menjelajah media sosial untuk menambah informasi terkait topik yang akan ditulis. - Visualisasikan proses menulis
Jika keraguan mulai menyerang dan menghambat proses menulis, Ultimates dapat beralih ke diagram, catatan kecil, coretan, atau membuat gambar-gambar sederhana dengan pena dan kertas. Terkadang, memvisualisasikan masalah dan ide dapat membantu mengatasi kebuntuan dalam menulis.
Semoga tips tersebut dapat bermanfaat dalam mengatasi kebuntuan Ultimates dalam menulis, ya!
Penulis: Carolyn Nathasa Dharmadhi
Editor: Maria Katarina Susanto
Foto: unsplash.com
Sumber: blog.tempoinstitute.com, masterclass.com, merriam-webster.com, merdeka.com
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.