LONDON, ULTIMAGZ.com – Kerja sama Chelsea dengan pelatih mereka, Thomas Tuchel resmi berakhir pada Rabu (07/09/22) setelah pihak klub memilih untuk memutus kontrak pelatih asal Jerman tersebut yang sebenarnya berlaku hingga 2024. Sebagai gantinya, Chelsea pun menunjuk Graham Potter untuk menggantikan peran Tuchel.
Keputusan pemecatan Tuchel datang setelah The Blues menelan kekalahan dalam pertandingan kontra Dinamo Zagreb di laga UEFA Champions League (UCL) pada Rabu (07/09/22). Tak lama setelah kekalahan tersebut, klub asal London tersebut pun mengeluarkan pengumuman pemecatan Tuchel.
Baca juga: Dunia Sepak Bola Perlu Belajar dari Insiden Zouma
“Chelsea Football Club hari ini telah berpisah dengan Kepala Pelatih Thomas Tuchel. Atas nama semua orang di Chelsea FC, klub ingin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Thomas dan stafnya atas semua upaya selama mereka bersama klub,” bunyi pengumuman, dilansir dari situs resmi klub, chelseafc.com.
“Thomas berhak mendapat tempat dalam sejarah Chelsea setelah memenangkan UEFA Champions League, UEFA Super Cup, dan FIFA Club World Cup selama waktunya di sini,” lanjut pengumuman tersebut.
Kekosongan posisi pelatih pun tidak berlangsung lama. Chelsea dengan sigap langsung berburu pelatih baru. Tidak lama kemudian, mereka pun sukses mendatangkan Graham Potter sebagai pelatih baru mereka.
Pada Kamis (08/09/22), Chelsea resmi mengonfirmasi melalui situs resmi mereka bahwa Potter telah menjadi pelatih baru mereka. Potter saat itu merupakan salah satu pelatih yang sedang aktif memiliki jabatan di klub English Premier League (EPL) lainnya, Brighton & Hove Albion. Bersama Potter, Brighton musim ini bertengger di posisi ke-4 klasemen setelah memperoleh 13 poin dari 6 pertandingan.
Jejak Karir Graham Potter
Melansir dari chelseafc.com, Potter memulai kiprah kepelatihannya di Universitas Metropolitan Leeds. Di situ dia memperoleh gelar master dalam bidang kepemimpinan dan kecerdasan emosional. Selain itu, dia juga sempat menjadi manajer perkembangan sepak bola di Universitas Hull.
Tidak lama setelah itu, Potter pun mendapat pekerjaan sebagai direktur teknis timnas wanita Ghana di Piala Dunia 2007. Pada tahun 2010, Potter pun pindah ke Swedia di mana dia melatih klub di divisi keempat Liga Swedia, FK Ostersunds.
Bersama Potter, Ostersunds berhasil meroket ke liga teratas di Swedia. Selain itu, mereka juga berhasil memenangkan Svenkan Cupen (Piala Swedia) serta lolos ke kompetisi Eropa. Pada musim 2018/19, Potter pun kembali ke Inggris untuk melatih Swansea City.
Potter hanya melatih Swansea selama satu musim sebelum pindah ke Brighton pada musim 2019/20. Potter menjadi pelatih di Brighton selama lebih dari 3 tahun. Di sana dia berhasil menuai pujian atas gaya bermain timnya yang menghibur.
Akhirnya, Potter pun mengambil langkah berikutnya dalam karirnya dengan menjadi pelatih Chelsea. Namun, masih ada pertanyaan terkait kemampuan Potter untuk melatih klub sekelas Chelsea yang bermain memiliki ekspektasi untuk terus memenangkan trofi. Mengingat selama ini Potter baru pernah melatih klub dengan ekspektasi rendah.
Kepindahannya ke Chelsea dikhawatirkan menjadi lompatan yang terlalu besar bagi Potter. Namun, bagi Potter hal tersebut tentunya menjadi kesempatan emas yang ditunggu-tunggu. Perjalanannya dari melatih di level universitas telah berhasil membawanya sampai melatih di klub papan atas.
Penulis: Louis Brighton Putramarvino
Editor: Vellanda
Foto: chelseafc.com
Sumber: chelseafc.com