SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pada April 1967, Kathrine Switzer menjadi wanita pertama yang berlari di Maraton Boston. Pada saat itu, masyarakat masih tidak memiliki kepercayaan bahwa wanita mampu berlari lebih dari 1,5 mil. Tindakan Kathrine pada maraton ini tidak hanya mengubah hidupnya, tetapi juga mengubah sejarah olahraga.
Kathrine Virginia Switzer lahir pada 5 Januari 1947 di Amberg, Jerman. Kathrine pindah ke Amerika Serikat bersama keluarganya pada 1949 dan dibesarkan di Fairfax County, Virginia. Di sana, ia menemukan kegemaran dalam dunia olahraga sejak remaja. Selain bermain hoki dan bola basket, Kathrine berlari sejauh satu mil setiap hari, menikmati kebugaran yang diperoleh dari berlari.
Baca juga: Mengenang Putri Diana: Ikon Cinta, Keberanian, dan Kemanusiaan
Melansir nyrr.org, saat menempuh pendidikan di Lynchburg College, Kathrine mulai berlari dan mengikuti kompetisi lari jarak pendek yang tersedia bagi perempuan saat itu. Setelah pindah ke Syracuse University pada 1966, ia mulai menambah jarak larinya.
Pelatihnya saat itu bernama Arnie Briggs yang berusia 50 tahun. Briggs merasa senang melihat ada wanita seperti Kathrine yang bergabung dengan timnya. Meskipun demikian, mengutip kathrineswitzer.com, Arnie meyakini bahwa lari jarak jauh tidak cocok untuk perempuan karena dianggap terlalu berat dan berpotensi membahayakan tubuh mereka.
Kathrine memutuskan untuk tetap berpartisipasi dalam Boston Marathon karena tidak ada aturan yang secara eksplisit melarang partisipasi perempuan. Dia kemudian mendaftar untuk lomba lari maraton tahun 1967 dan menggunakan nama K. V. Switzer, nama yang selalu ia gunakan untuk bekerja.
Masih mengutip kathrineswitzer.com, setelah maraton dimulai, Kathrine menghadapi beberapa tantangan baik secara fisik maupun mental. Tidak hanya harus menghadapi kondisi tubuh yang perlahan-lahan lelah, tetapi juga penahanan dari pelari lain bahkan direktur lomba maraton tersebut, Jock Semple. Di sekitar mil ke-4, Semple melompat keluar dari truk wartawan dan langsung menghampiri Kathrine.
Jock Semple mencoba merobek bib (kertas atau kain yang berisikan nomor untuk membedakan peserta) bagian depan dan belakang kaus Kathrine dan membuatnya ketakutan saat kejadian itu terjadi. Sang pelatih, Arnie Briggs, mencoba meyakinkan Semple bahwa Kathriene layak mengikuti lomba, tetapi tidak berhasil. Kekasih Kathrine saat itu, Tom Miller, mencoba untuk membantu menghalangi Jock Semple dan akhirnya, Kathrine bisa melanjutkan maraton dan mencetak sejarah.
Melansir beautynesia.id, meskipun Kathrine tidak diizinkan untuk meraih medali, aksinya telah membuka jalan bagi partisipasi resmi perempuan dalam maraton. Lima tahun setelahnya, pada 1972, Maraton Boston secara resmi mengizinkan perempuan untuk berlomba. Jock Semple, meskipun tidak pernah meminta maaf secara langsung, akhirnya mengakui pencapaian Switzer pada 1973.
Baca juga: Hari Perempuan Internasional: Kulik Lima Tokoh Perempuan Inspiratif dalam Sejarah Sains Dunia
Kathrine menerima banyak prestasi dan penghargaan, di antaranya adalah New York State Regents Medal of Excellence dan Billie Jean King Award dari Women’s Sports Foundation. Ia kemudian menjadi seorang anggota National Distance Running Hall of Fame dan The National Women’s Hall of Fame. Pada 1997, Kathrine merilis buku pertamanya, Running & Walking For Women Over 40 dan pada 2007, ia kembali dengan menulis memoar Marathon Woman, dilansir dari www.nyrr.org.
Kisah Kathrine Switzer mengajarkan kita untuk berani melawan ketidakadilan, Kathrine memiliki tekad kuat untuk membantu atlet wanita lain yang tidak memiliki kesempatan dan menggunakan aksinya untuk menginspirasi perubahan. Apa pun tantangan yang Ultimates hadapi, jangan biarkan penolakan menghalangi mimpi Ultimates!
Penulis: Zalfa Zahiyah Putri Wibawa
Editor: Kezia Laurencia
Foto: skysports.com
Sumber: nyrr.org, kathrineswitzer.com, beautynesia.id