NEW YORK, ULTIMAGZ.com – Kehadiran sosok pelatih yang sama selama 18 tahun bisa menimbulkan kebosanan terhadap gaya bermain dan kejenuhan para pemain. Namun, itu tidak berlaku bagi klub asal Texas, San Antonio Spurs. Selama hampir 18 tahun lebih, sosok yang sama masih setia menangani Spurs. Sosok itu bernama Gregg Popovich.
Hadirnya Popovich di klub asal Texas itu merupakan anugrah bagi Spurs. Lewat tangan dinginnya, tiga pemain Spurs yaitu, Tim Duncan, Tony Parker, dan Ginobili masuk ke dalam daftar Hall of Fame-nya NBA. Tak hanya itu, Spurs berhasill meraih lima gelar juara NBA selama era Popovich (1996-2014).
Selain pintar mendidik pemain, Popovich juga pandai meracik taktik bagi timnya. Tak heran, pelatih berusia 65 tahun ini mendapat kepercayaan dan respek dari para pemainnya. Hal itu dinyatakan Popovich pada jurnalis AS, Michael Lee, pada harian Washington Post.
“Mereka berbeda. Saya mencoba jujur kepada mereka setiap latihan. Saya rasa sia-sia saja melebih-lebihkan atau berkata bohong tentang kemampuan mereka. Itu melelahkan. Anda harus mengingat apa yang Anda katakan kepada seorang pemain minggu lalu. Itu tidak akan berhasil,” kata Popovich.
“Jadi, jika Anda benar-benar jujur kepada mereka, saat mereka bermain bagus, puji dan sayangi mereka. Jika mereka bermain buruk, tegur mereka. Biarkan mereka tahu, bahwa Anda peduli kepadanya. Dan jika seorang pemain sadar, bahwa kamu peduli dan percaya bisa membuatnya lebih baik, didikan kamu berarti berhasil,” kata Popovich.
Didikkan Popovich
Point guard andalan Spurs, Tony Parker, pernah dibuat menangis oleh Popovich saat pertama kali pindah ke Spurs. Sama halnya dengan centre Spurs, Boris Diaw, saat baru pindah dua musim lalu. Pada sebuah konferensi pers, Popovich pernah berkata bahwa penampilan Diaw tidak pernah maksimal, meski ia sudah menaruh Tim Duncan, centre andalan Spurs di bangku cadangan.
Menurut pelatih dengan dua anak ini , jujur terhadap para pemain, tegur mereka saat mereka salah, dan puji mereka bermain bagus akan mendapatkan kepercayaan dan respek para pemain. Popovich sudah membuktikannya, saat kedua pemain andalannya,Ginobili dan Toni Parker, mau menandatangani kontrak jangka panjang. Kedua pemain ini bersedia menandatangni kontrak, asalkan Popovich tetap melatih mereka.
Gaya permainan dan manajemen pemain yang dilakukan Popovich telah membuat Spurs menjadi contoh bagi klub olahraga profesional lainnya. Selama bertahun-tahun, banyak orang meragukan Spurs untuk masuk babak play off karena memiliki skuad yang sudah uzur. Namun, setiap tahunnya mereka selalu kembali lebih kuat. Dengan Popovich disisi mereka, hal tersebut nampaknya tidak akan pernah berubah.
Editor: Patric Batubara
Foto: I.cbc.ca
Sumber: Businessinsider.com



