SERPONG, ULTIMAGZ.com – Tren kamera digital (digicam) sedang naik daun di media sosial. Estetika khas awal 2000-an lebih memberikan sentuhan nostalgik daripada kamera telepon genggam. Maka dari itu, digicam menjadi pilihan baru untuk mengabadikan momen dengan cara yang lebih personal dan unik.
Melansir nypost.com, hasil gambar dengan nuansa grainy, warna pudar, dan komposisi khas awal 2000-an membuat digicam berhasil menarik perhatian banyak orang. Keunikan bentuk serta rasa nostalgia memberikan kesan otentik dan berbeda dari foto-foto yang dihasilkan oleh telepon genggam. Oleh karena itu, tak heran jika alat elektronik zaman dulu ini mulai dipandang lagi oleh generasi muda.
Baca juga: Kenali Jenis-Jenis Kamera Analog yang Tengah Populer
Melansir kompas.com, pasar digicam diperkirakan tumbuh sekitar 2 persen per tahun hingga 2028. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki andil besar dalam kebangkitan tren digicam.
Awal Mula Tren Digicam
Naiknya popularitas kamera ini berawal dari naiknya popularitas tren Y2K dalam fesyen dan nostalgia terhadap nuansa awal 2000-an. Melansir idntimes.com, Y2K merupakan akronim dari Year of 2000. Tren ini menampilkan kembali berbagai unsur populer 2000-an, seperti crop tops, celana low-rise, warna cerah mencolok, dan juga kamera digital.
Tren ini juga semakin diperkuat oleh pengaruh selebritas dan influencer di media sosial. Bella Hadid, Devon Lee Carlson, dan beberapa artis K-Pop terlihat sering mengunggah foto hasil digicam. Tak heran jika media sosial seperti Instagram serta TikTok dipenuhi dengan unggahan “photo dump” yang menampilkan suasana candid dan spontan dari kamera digital klasik ini.
Bagi Gen Z, digicam juga menghadirkan pengalaman fotografi yang lebih personal dan menyenangkan. Melansir pantau.com, digicam lama justru menghadirkan suasana kasual dan hangat, tidak seperti kamera smartphone yang selalu mengutamakan ketajaman serta kejernihan. Terdapat kesenangan tersendiri dalam mengambil gambar tanpa harus khawatir dengan detail teknis yang terlalu rumit.
Nilai Positif Tren Digicam
Selain menghadirkan nuansa visual yang unik, digicam juga membawa pengalaman berbeda bagi penggunanya. Melansir themarketeers.com, banyak yang merasa bahwa digicam mengingatkan mereka akan berbagai cara sederhana dalam mengabadikan momen.
Digicam memberikan pengalaman fotografi yang terasa lebih jujur, tanpa filter dan, tanpa editan. Melansir kompas.com, pengalaman ini menciptakan kepuasan tersendiri karena pengguna tidak langsung melihat hasil jepretan, berbeda dengan kamera ponsel yang serba instan.
Hasil foto digicam juga memberikan ruang untuk mengekspresikan diri penggunanya secara lebih bebas. Ciri khas foto yang spontan dan candid membuat pengguna lebih menikmati momen daripada mengejar kesempurnaan gambar.
Melansir kombi.id, proses penggunaan digicam yang tidak instan menciptakan efek delayed gratification. Pengalaman ini memberikan efek kesenangan karena pengguna dapat menikmati proses fotografi dengan lebih bermakna.
Tidak hanya mengambil foto-foto estetik, tren ini juga memiliki dampak positif dalam meningkatkan kesadaran untuk mengurangi limbah elektronik. Melansir remind.co.id, jumlah limbah elektronik Indonesia mencapai 2 juta ton pada 2021 dan bertambah 15% setiap tahunnya.
Dengan menghidupkan kembali kamera yang dianggap usang, tren ini membuat barang-barang elektronik zaman dulu digunakan kembali, alih-alih dibuang begitu saja. Tren digicam bahkan dikaitkan dengan gerakan peduli lingkungan melalui pemanfaatan barang yang masih dapat digunakan.
Awal dari Perubahan
Seiring berjalannya waktu, tren ini mulai mengalami perubahan yang cukup signifikan. Awalnya, penggunaan barang-barang elektronik zaman dulu secara tidak langsung dipopulerkan sebagai salah satu cara untuk mengurangi konsumsi dan menekan limbah elektronik.
Namun, kini banyak orang yang membeli beberapa kamera sekaligus demi alasan estetika. Popularitas digicam yang meningkat pesat di media sosial, terutama di kalangan influencer dan selebriti, telah mendorong munculnya tren FOMO (fear of missing out). Banyak orang yang terdorong untuk memiliki lebih dari satu kamera agar mereka dapat menciptakan tampilan visual tertentu, bukan karena kebutuhan fungsional semata.
Melansir wired.com, tren ini bahkan berdampak langsung pada pasar perangkat elektronik, di mana harga kamera digital lawas melonjak setelah dibahas dalam video oleh kreator konten populer. Pernyataan ini menunjukkan bahwa popularitas digicam di media sosial dapat memengaruhi permintaan dan harga pasar kamera tersebut.
Perubahan ini mencerminkan pergeseran dari gerakan yang awalnya berfokus pada keberlanjutan menjadi bentuk konsumsi dengan orientasi estetika dan status. Alih-alih memanfaatkan perangkat lama secara sadar, sebagian pengguna justru membanjiri pasar dengan permintaan yang tidak didasari oleh pemahaman atau penghargaan terhadap fungsi asli digicam.
Baca juga: Kenali Impulsive Buying dan Doom Spending, Fenomena Konsumtif dalam Kehidupan Modern
Tren digicam yang sedang naik daun di media sosial memberikan makna baru terhadap barang elektronik lama. Hal ini menyuguhkan pengalaman baru dalam mengambil gambar dan mengabadikan sebuah memori bagi para pengguna. Namun, popularitasnya yang meningkat terlalu cepat mengakibatkan sifat konsumerisme berlebihan.
Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dalam mengkonsumsi barang atau tren apapun agar segalanya dilakukan dalam moderasi. Bagaimana Ultimates, apakah kalian juga sependapat?
Penulis: Belva Putri P.
Editor: Jessica Kannitha
Foto: digitalcamerakuwait.com
Sumber: nypost.com, kompas.com, idntimes.com, pantau.com, themarketeers.com, kombi.id, remind.co.id, wired.com