• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Saturday, May 31, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

Kendaraan Listrik: Hijau atau Ilusi Jika Andalkan Batu Bara?

by Novela Chin
December 9, 2024
in Iptek, Opini
Reading Time: 4 mins read
Kendaraan Listrik (EV) belum sepenuhnya ramah lingkungan. (oto.detik.com)

Kendaraan Listrik (EV) belum sepenuhnya ramah lingkungan. (oto.detik.com)

0
SHARES
44
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Indonesia dikenal sebagai negara berkembang dan memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Seperti negara lain, saat ini Indonesia mulai mengadopsi teknologi ramah lingkungan. Salah satu teknologi yang mulai diterapkan adalah penggunaan kendaraan listrik. 

Dengan klaim ramah lingkungan, kendaraan ini diharapkan dapat mengurangi polusi udara dan emisi karbon. Akan tetapi, sebelum mulai menerapkan penggunaan kendaraan listrik, mengetahui sumber energi yang digunakan untuk mengisi daya kendaraan tersebut lebih penting. 

Baca juga: Pemerintah Berikan Subsidi, Mari Lihat Empat Manfaat Motor Listrik

Potensi Energi Terbarukan di Indonesia

Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang besar dengan memanfaatkan matahari, angin, air, dan geotermal. Melansir esdm.go.id, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang diperkirakan mencapai 3,686 Gigawatt (GW) dan belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Hingga saat ini, pemanfaatan energi terbarukan dalam bauran energi nasional masih belum mencapai angka yang diharapkan.

Melansir cnbcindonesia.com, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia secara keseluruhan mencapai 12.736,7 Megawatt (MW) di semester pertama 2023. ESDM menargetkan pencapaian bauran energi nasional dari EBT sebesar 23 persen pada 2025. 

Angka tersebut masih jauh dari yang diharapkan karena pada kenyataannya, Kementerian Investasi atau Badan Koordinator Bidang Penanaman Modal (BKPM) menyatakan di Green Economic Forum 2024 bahwa pemanfaatan EBT di Indonesia baru mencapai 0,3 persen, dilansir dari cnbcindonesia.com.

Sebagian besar kebutuhan energi Indonesia masih bergantung pada sumber energi fosil seperti batu bara dan minyak bumi yang menjadi salah satu penyebab polusi, perubahan iklim, dan pemanasan global.

Kendaraan Listrik dan Ketergantungan pada Energi Fosil

Kendaraan listrik memang unggul dalam mengurangi emisi karbon, tetapi keunggulan ini dapat berkurang signifikan jika sumber energinya masih berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Di Indonesia, sebagian besar listrik dihasilkan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan gas. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun penggunaan kendaraan listrik mengurangi emisi saat dikendarai, proses pengisian dayanya masih menyumbang polusi dan emisi karbon. 

Sejak 2019, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik. Kebijakan tersebut meliputi pemberian insentif, meningkatkan jumlah stasiun pengisian daya, dan fasilitas pertukaran baterai.

Melansir dialogue.earth, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira, mendorong pemerintah untuk menghentikan penggunaan batu bara dan meningkatkan investasi di bidang energi terbarukan. Ia juga menambahkan bahwa 60 persen sumber energi primer di Indonesia masih berbasis batu bara sehingga terdapat kontradiksi dalam proyek kendaraan listrik.

Perlunya Penguatan Infrastruktur Energi Terbarukan

Sebelum beralih ke kendaraan listrik, ada baiknya jika Indonesia memastikan bahwa sumber daya energi untuk pengisian bahan bakar kendaraan berasal dari energi terbarukan. Pemerintah dan sektor swasta harus berinvestasi dalam infrastruktur energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan air. 

Peningkatan kapasitas energi terbarukan juga harus didukung oleh kebijakan yang mendorong efisiensi dan keberlanjutan energi. Penguatan sistem distribusi dan penyimpanan untuk memastikan adanya pasokan yang stabil juga harus dipastikan.

Salah satu langkah yang dapat diambil yaitu menerapkan penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada listrik PLN yang masih bergantung pada batu bara. Dengan penerapan PLTS atap, pengisian daya kendaraan listrik di rumah dapat memanfaatkan sumber energi yang ramah lingkungan. 

Melansir oto.detik.com, Agus Purwadi, pengamat otomotif dan pakar kelistrikan Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan bahwa penggunaan energi surya harus menjadi prioritas di tengah maraknya gempuran kendaraan listrik.

Pentingnya Kebijakan dan Regulasi 

Untuk mendukung transisi ke kendaraan listrik yang berkelanjutan, pemerintah pun perlu membuat kebijakan yang memprioritaskan pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan sebelum fokus kepada kendaraan listrik. Regulasi yang mempermudah investasi di bidang energi terbarukan juga harus digencarkan pemerintah. Tak lupa yaitu memberikan insentif untuk rumah yang menggunakan panel surya dan dukungan untuk penelitian teknologi energi terbarukan.

Baca juga: Kendaraan Listrik: Solusi Polusi Udara Indonesia yang Masih Suram

Kendaraan listrik memang menawarkan potensi yang besar dalam mengurangi polusi udara dan emisi karbon, tetapi potensi ini hanya akan terwujud jika disertai pengembangan energi terbarukan yang memadai. Peralihan ke kendaraan listrik hanya akan mengalihkan masalah emisi dari sektor transportasi ke pembangkit listrik yang masih mengandalkan penggunaan batu bara.

Oleh karena itu, sebelum mengadopsi penggunaan kendaraan listrik secara luas, Indonesia harus terlebih dahulu fokus kepada penguatan sektor energi terbarukan. Kendaraan listrik baru bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan bila diintegrasikan dengan jaringan listrik yang berkelanjutan.

 

 

Penulis: Novela Chin

Editor: Josephine Arella

Foto: oto.detik.com

Sumber:  esdm.go.id, cnbcindonesia.com, dialogue.earth, oto.detik.com

Tags: batu baraenergi fosilenergi terbarukanEVgramediakendaraan listrikkompasmobil listrikmotor listrikrenewabel energysolar panelumn
Novela Chin

Novela Chin

Related Posts

digicam
Opini

Digicam Kembali ke Pasar: Dari Kesenangan Jadi Berlebihan?

May 23, 2025
Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). (kompas.com)
Iptek

Kelamnya Sejarah Revolusi Indonesia: Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)

May 9, 2025
Ilustrasi sorgum. (Pixabay/Bishnu Sarangi)
Iptek

Sorgum: Harapan Pangan Nasional di Tengah Krisis Iklim

May 7, 2025
Next Post
Indonesia Economic Outlook 2025 pada Senin (02/12/24) yang digelar di Auditorium R. Soeria Atmadja, Universitas Indonesia (UI). (IEO 2025)

IEO 2025 Kulik Masa Depan Perekonomian Indonesia

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021