Idola cilik, idola semua idola
Mari warnai dunia, kau dan aku bersama
SERPONG, ULTIMAGZ.com – Apakah Ultimates merasa familier dengan lirik tersebut? Penggalan lagu ini menjadi populer sejak 2008, ketika ajang kompetisi menyanyi anak-anak Idola Cilik musim pertama mulai ditayangkan di salah satu stasiun televisi.
Memiliki nada yang riang dan bercerita tentang impian, “Theme Song Idola Cilik” terasa sangat cocok untuk dinyanyikan oleh para kontestan. Selain lagu tema, kontestan Idola Cilik saat itu juga kerap membawakan berbagai lagu hit anak. Beberapa di antaranya adalah lagu “Lihatlah Lebih Dekat” milik Sherina, “Bunda” karya Melly Goeslaw, dan “Cinta untuk Mama” yang mulai dipopulerkan oleh penyanyi cilik Kenny pada 2004. Tak heran jika kemunculan ajang pencarian bakat Idola Cilik mampu menarik perhatian banyak penonton, secara khusus kalangan anak-anak.
Baja juga: 3 Rekomendasi Lagu Indonesia Pelipur Lara
Namun, di samping lagu tema dan beberapa lagu anak yang kerap dibawakan, akhir-akhir ini tak sedikit pula kontestan yang cenderung menyanyikan lagu-lagu berkisah romansa. Mulai dari lagu tentang jatuh cinta, patah hati, bahkan kisah perselingkuhan yang sangat jauh dari dunia anak-anak.
Salah satunya terlihat pada tayangan Idola Cilik musim keenam yang baru diselenggarakan pada tahun ini. Pada babak audisi, salah satu kontestan menyanyikan lagu “Easy On Me” yang maknanya menyinggung kisah perceraian Adele. Melalui kolom komentar di unggahan Instagram Idola Cilik, salah satu warganet berpendapat bahwa seharusnya kontes menyanyi anak memiliki batasan lagu sesuai dengan umur kontestannya, bukan menyanyikan lagu dewasa.
“Agak bingung juga ya, Idola Cilik sekarang lagunya apa gak dibatasi sesuai umur? Indonesia punya banyak lagu anak-anak yang layak untuk dipertandingkan. Apa gak ada batasan-batasan untuk pemilihan lagunya?” tulis pengguna akun @johannessiringoringodi salah satu unggahan Instagram @idolacilikofficial.
Tak hanya Idola Cilik, hal serupa juga kerap ditemukan pada tayangan ajang pencarian bakat lainnya. Salah satunya adalah Indonesia’s Got Talent 2022. Pada babak perempat final yang tayang pada Senin (12/09/22) lalu, kontestan berumur sembilan tahun bernama Laura menyanyikan lagu “Pudar” milik Rossa sembari memainkan piano. Walau penampilannya menyita perhatian penonton dan viral di media sosial, Laura menyanyikan lagu yang menyinggung kisah tentang perselingkuhan. Makna lagu tersebut tentu sangat bertolak belakang dengan usia Laura.
Maraknya lagu dewasa di kalangan penyanyi anak ini menjadi fenomena yang cukup ramai dibicarakan saat ini. Ritawati dalam artikel jurnal berjudul “Esensial Lagu Anak-Anak dalam Pembentukan Karakter: Suatu Kajian Analisis” mengungkapkan beberapa faktor yang kini mendorong krisis lagu ramah anak.
Salah satu faktornya adalah komersial. Tak dapat dimungkiri, lagu anak-anak kerap dinilai kurang menghasilkan keuntungan dibanding tembang milik penyanyi dewasa. Hal inilah yang menyebabkan acara pencarian bakat di televisi sering mendorong pesertanya untuk menyanyikan lagu dewasa.
Penyebab lainnya ialah lambatnya regenerasi penyanyi anak di masa kini. Sejumlah nama penyanyi cilik yang populer di tahun 90-an seperti Enno Lerian, Tasya Kamila, Maissy, Tina Toon, dan Joshua Suherman cenderung minim penerusnya. Akibatnya, lagu anak-anak yang hit dan mampu menjadi wadah edukasi bagi generasi muda Indonesia pun semakin sulit ditemukan.
Dari beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, fenomena berkurangnya lagu untuk anak memiliki dampak yang besar bagi kehidupan mereka. Lagu yang seharusnya dinyanyikan anak-anak biasanya bernuansa ceria, menyisipkan nilai-nilai pendidikan dan kehidupan, beserta pesan moral yang dapat menjadi panutan untuk kehidupan si anak. Namun, lagu dewasa memiliki emosi-emosi dan lirik dengan pemaknaan yang asing bagi kehidupan anak-anak.
Dengan mendengarkan lagu dewasa, anak akan mengenal apa itu jatuh cinta, patah hati, dan fenomena tak sesuai umur lainnya. Secara psikologis, hal ini dapat mengubah perilaku terhadap lingkungan mereka nantinya. Anak yang terlalu sering terpapar lagu dewasa juga memiliki kemungkinan untuk mengidap ketidakstabilan secara emosional.
Selain itu, kurangnya bimbingan orang tua kepada anak dalam mendengarkan lagu-lagu dewasa dan edukasi mengenai pemaknaannya dapat berakibat pada kesalahan pola pikir yang memengaruhi pendewasaan dini. Melansir dari kompas.com, bahkan pada beberapa kasus, menjawab pertanyaan anak dengan cara yang salah saja membuat mereka bertanya kepada teman seumuran dan menghasilkan kesalahpahaman.
Dalam sebuah artikel jurnal berjudul “Kembalikan Lagu Anak-anak Indonesia: Sebuah Analisis Struktur Musik”, Adripal mengungkapkan pentingnya memilih lagu untuk anak karena akan berdampak langsung terhadap psikologis, fisik, dan juga mental anak.
Dampak fisik yang ditemukan dalam penelitian tersebut adalah terkait lagu dewasa yang dapat merusak pita suara anak. Hal ini terjadi karena lagu dewasa memiliki banyak perubahan suara dan variasi ritme yang dapat mencederai kerongkongan anak. Sebab itu, sangat penting pengawasan dan pemilihan lagu bagi anak, bahkan dalam hal menyanyi.
Pentingnya Lagu Anak
Keberadaan lagu anak sangat penting. Sebab genre musik ini memuat nilai pendidikan dan simbol kehidupan yang menjadi panutan bagi anak. Hal tersebut tercermin dari lirik-lirik yang terkandung di dalamnya. Pesan moral seperti patriotisme, nilai-nilai agama, etika, dan rasa hormat yang terkandung dalam lagu anak ini dapat membantu mereka belajar serta berperilaku.
Contohnya, lirik lagu anak “Naik Delman” berikut.
Pada hari minggu kuturut ayah ke kota
Naik delman istimewa ku duduk di muka
Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja
Mengendarai kuda supaya baik jalannya
Baca juga: Laleilmanino Ajak Peduli Bumi Lewat Lagu “Dengan Alam Bernyanyi”
Beberapa kata yang terdapat dalam lagu di atas bukanlah kata-kata yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kata-kata tersebut dapat menjadi bentuk edukasi terhadap anak. Kata seperti “kuturut”, “duduk di muka”, dan “pak kusir” akan menjadi pengetahuan bagi anak dan menambah kosa kata yang mereka miliki.
Namun, edukasi lewat lagu ini harus tetap dibantu oleh figur orang tua atau orang dewasa lainnya. Adapun beberapa akun YouTube yang dapat diakses bebas untuk memperdengarkan lagu anak seperti akun Lagu Anak Indonesia Balita, Uwa and Friends, dan Cocomelon Bahasa Indonesia.
Penulis: Christabella Abigail (Jurnalistik, 2020), Rizky Azzahra (Strategic Communication, 2021)
Editor: Vellanda
Foto: Charles Putra
Sumber: kompas.com, tirto.id, Ritawati,
Tengku. (2021). Esensial Lagu Anak-Anak dalam Pembentukan Karakter: Suatu Kajian Analisis. Jurnal Ilmiah Indonesia 6(2),1827-1835.
Ardipal. (2015). Kembalikan Lagu Anak-anak Indonesia: Sebuah Analisis Struktur Musik. Jurnal Panggung. 25(4), 344-354.
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.