Kabut asap yang memblokir Pekanbaru, Riau, sudah makin buruk keadaannya. Keadaan kian buruk melihat sikap Gubernur Riau yang malah pasrah. Presiden SBY pun baru akan mengambil langkah dalam satu sampai dua hari ke depan. Warga Riau memilih banyak cara untuk menghubungi sanak saudara di Indonesia guna memberi info terbaru, salah satunya menyebar pesan lewat broadcast message di Black Berry Messenger.
Mahasiswa Universitas Riau dari Persma Bahana Mahasiswa, Nurul Fitria mengirim broadcast message kepada reporter yang berbunyi seperti ini:
TOLONG SHARE AGAR DUNIA TAHU APA YANG TERJADI DI PROVINSI RIAU:
1. Sudah 1 bulan lamanya Riau diselimuti kabut asap, puncak level kabut asap sangat bahaya kemarin dan saat ini, dengan asumsi 1% oksigen dan 99% racun.
2. Dinas Kesehatan Riau melarang ibu-ibu hamil untuk keluar rumah karena bisa menggugurkan kandungan.
3. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Riau, hingga Senin (10/3/2015) tercatat sudah 41.500 orang menderita ISPA. Ini data yang berobat dan belum termasuk data saat ini.
4. Helikopter Pemadam tidak bisa menjalankan tugas karena jarak pandang yang hanya 3 meter.
5. Sudah terdapat korban tewas kabut asap:Muhammad Adli (63 tahun), petani asal Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Tanjung Pinang Barat, Kabupaten Meranti, Riau. Ia ditemukan tidak bernyawa di dekat kebunnya yang dipenuhi asap sangat pekat di dekat lokasi pembakaran hutan.
6. Gubernur Riau sudah pasrah.
7. Presiden akan bertindak 1-2 hari ke depan.
8. Bandara Sultan Syarif Kasim II ditutup hingga waktu yang belum ditentukan.
9. Terdapat 6 juta warga Riau yang terkepung oleh asap beracun.
10. Sudah 1 minggu sekolah dan perkuliahan diliburkan.
Kami harap pemerintah pusat segera menetapkan kondisi Riau sebagai bencana Nasional.
Kepasrahan yang diungkapkan oleh Gubernur Riau dikhawatirkan membuat masyarakat Riau ikut pasrah dan tidak mencari jalan guna menyelamatkan diri. Namun hingga kini, Satgas Penanggulangan Kabut Asap Riau masih terus mengupayakan yang terbaik guna menyelamatkan warga Riau yang terkepung dalam asap beracun.
[divider] [/divider] [box title=”Info”] Penulis: InasshabihahEditor: Sintia Astarina
Foto: dok. pribadi[/box]