SERPONG, ULTIMAGZ.com – Tidak ada yang bisa hidup selamanya, hukum alam dasar sekaligus kenyataan pahit. Saat orang terkasih meninggal, ada rasa ingin mempertahankan. Ini risiko yang berani diambil dalam “Hope Frozen: A Quest to Live Twice”.
Film “Hope Frozen: A Quest to Live Twice” adalah dokumenter yang bercerita tentang Einz, seorang bocah yang meninggal pada umur dua tahun akibat kanker otak. Setelah banyak pertimbangan, ayahnya sekaligus ilmuwan dr. Sahatorn Naovaratpong memutuskan untuk membekukan otak Einz dengan metode krionika (cryonics). Hal ini ia lakukan dengan harapan anaknya bisa suatu hari hidup kembali.
Film yang dibuat berdasarkan kisah yang sempat menghebohkan Thailand ini memperlihatkan berbagai sisi emosional keluarga yang mengambil risiko. Mulai dari ibunya yang sempat menentang ide tersebut, hingga tekad si kakak menjadi ilmuwan untuk meneliti kemungkinan menyelamatkan adiknya.
Seiring dengan film berdurasi 66 menit ini, penonton akan ditempatkan di posisi dilema. Mempertahankan seseorang yang seharusnya mati terasa begitu salah. Namun, di sisi lain harus menempatkan diri di posisi keluarga yang sakit hati atas kehilangan seorang anak.
Secara keseluruhan, film karya jurnalis Pailin Wedel ini adalah perjalanan menyentuh hati tentang sebuah keluarga dan anaknya yang meninggal terlalu cepat. Penonton dibuat bertanya-tanya soal benar atau salah untuk memaksa yang sudah mati tetap bertahan. Namun, memperlihatkan juga kemungkinan melawan kematian.
Penulis: Nadia Indrawinata
Editor: Xena Olivia
Foto: uk.newonnetflix.com