• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, June 2, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Review

Monopoli dan Konglomerasi Media dalam Dokumenter “di Balik Frekuensi”

by Natalia Setiawan
May 13, 2016
in Review
Reading Time: 2 mins read
Monopoli dan Konglomerasi Media dalam Dokumenter “di Balik Frekuensi”
0
SHARES
545
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Konglomerasi media di Indonesia sudah bukan merupakan isu semata. Untuk menampilkan fenomena nyata tersebut, sutradara Acu Agustin membuat film dokumenter berjudul “di Balik Frekuensi” yang berisi monopoli media, persaingan antar pemilik, hingga kisah miris salah satu pekerja media yang dipecat karena memperjuangkan haknya.

Film berdurasi 144 menit ini memvisualisasikan bagaimana dua media yang melabeli dirinya sebagai stasiun televisi berita, justru menyelipkan dan menampilkan subjektivitas pemilik lewat pilihan konten berita yang ditayangkan. Peran pers yang seharusnya menjadi gatekeeper bagi masyarakat, malah terlihat saling bersaing dan berusaha menjatuhkan satu sama lain, dengan kepentingan politik sebagai faktor penyebab.

Ketika jurnalis menuntut independensi

Terlepas dari para pemilik media yang memperoleh keuntungan dari monopoli media, suatu kisah miris justru dialami Luviana, mantan jurnalis Metro TV. Ia di-PHK lantaran menuntut kesejahteraannya dalam manajemen ruang redaksi yang independen, serta menggagas berdirinya serikat pekerja di Metro TV. Luviana merasa kesejahteraannya sebagai karyawan telah dilanggar, lantaran ia mendapatkan upah sebagai asisten produser sedangkan pada kenyataannya ia melakukan pekerjaan lebih dari tugas seorang asisten produser.

Namun, saat Luviana menuntut kesejahteraannya pada pihak atas, ia malah diberi pembebas tugasan tanpa alasan yang pasti. Padahal, pihak manajemen sendiri tidak bisa membuktikan kesalahan yang dilakukan oleh Luviana.

Usaha yang dilakukan oleh Luviana untuk menuntut kesejahteraan pers justru dianggap pihak manajemen telah merupakan suatu bentuk pelanggaran. Luviana dianggap telah memprovokasi para karyawan untuk memprotes pihak manajemen serta melakukan pencemaran nama perusahaan.

Dalam film ini, ditampilkan bahwa pada akhirnya Luviana berhasil bertemu dengan pemimpin Metro TV yaitu Surya Paloh. Dalam pertemuan tersebut, Luviana meminta haknya untuk kembali dipekerjakan kembali di Metro TV. Bukannya mendapat kepastian, Luviana harus menelan kekecewaan karena pertemuan tersebut berujung tanpa kejelasan dan tindak lanjut Surya Paloh.

Masih banyak kisah monopoli dan perjuangan melawan monopoli frekuensi yang ditayangkan dalam film ini. Tertarik untuk menonton dan ikut melawan monopoli media?

Penulis: Natalia Setiawan
Editor: Agustina Selviana
Foto: https://fisip.uajy.ac.id/2013/03/06/fisip-uajy-gelar-pemutaran-dan-diskusi-film-di-balik-frekuensi

Tags: Film dokumenterFilm dokumenter di balik frekuensiFilm dokumenter jurnalistikKisah luviana di-phkLuviana mantan jurnalis metro tvMonopoli dan konglomerasi mediaReview di balik frekuensiultimagz
Natalia Setiawan

Natalia Setiawan

Related Posts

Potret Buku Surrounded by Idiots karya Thomas Erickson (penguin.com.au)
Literatur

Surrounded by Idiots: Mereka Bukan Idiot, Mereka Hanya Berbeda

May 7, 2025
Sampul buku Lolita karya Vladimir Nabokov. (dezimmer.net/Dieter E. Zimma)
Hiburan

Lolita: Sebuah Kisah Cinta Dibalut Pisau

March 17, 2025
Sang Nabi Kahlil Gibran
Literatur

Sang Nabi: Ketika Kahlil Gibran Kemas Filosofi dalam Puisi

March 12, 2025
Next Post
Eka Sofyan Rizal Bicara Tentang Ide Desain

Eka Sofyan Rizal Bicara Tentang Ide Desain

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021