• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, June 3, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Review

Robin Hood (2018) Tampilkan Sentuhan Modern pada Latar Historis

by Maria Helen Oktavia
December 4, 2018
in Review
Reading Time: 2 mins read
Robin Hood (2018) Tampilkan Sentuhan Modern pada Latar Historis

Film Robin Hood (2018). (Foto: in.bookmyshow.com)

0
SHARES
975
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Dengan konsep historis yang dikemas secara modern, Robin Hood kembali hadir setelah 110 tahun sejak kemunculannya pertama kali dalam layar lebar Robin Hood and His Merry Men (1908). Tayang perdana di bioskop Indonesia pada Selasa (20/11/18) lalu, sosok Robin Hood yang diperankan Taron Egerton membawakan dimensi baru pada kisah klasik sosok bertudung tersebut.

Bergabungnya Robin bersama pasukan tentara Perang Salib Inggris di pelosok Afrika Utara mempertemukannya dengan Yahya (Jamie Foxx) alias John. John merupakan seorang tentara Moor, lawan pasukan Inggris, yang kehilangan putranya dalam Perang Salib.

Ia kemudian memicu pembalasan dendam Robin kepada Sheriff Nottingham seiring dengan dendam pribadinya pula. Sang Sheriff (Ben Mendelsohn) dengan sembarangan menyita kastil Robin dan menyebarkan berita bohong bahwa dirinya telah gugur di medan perang. Hal ini menyebabkan belahan jiwa Robin, Marian (Eve Hewson), berpaling kepada laki-laki lain.

(Foto: pastemagazine.com)

Selanjutnya, niat balas dendam Robin berkembang menjadi lebih besar kala ia mengetahui kebijakan sang Sheriff yang secara tidak langsung ‘merampok’ masyarakat Nottingham dengan menerapkan pajak atas semua hal. Pun, ia memutuskan untuk mencuri pajak yang dikumpulkan pemerintah tersebut dan membagikannya kepada rakyat miskin. Tidak hanya pajak, Robin juga mencuri uang hasil korupsi gereja ketika ia mengetahui ada persekongkolan antara sang Sheriff, pihak gereja, dan Arab untuk saling bertempur.

Dari awal hingga akhir, adegan demi adegan dikemas secara modern. Aksi tarung disorot dengan kamera yang dengan cepat berpindah mengikuti perkembangan zaman film action masa kini. Pakaian yang dikenakan para tokoh juga terkesan modis. Senjata panah yang merupakan senjata tradisional ditampilkan secara modern dengan fungsi dan kecepatan yang juga meningkat.

 

(Foto: nytimes.com)

Namun, karakter Robin Hood dirasa terlalu lemah kala disandingkan dengan karakter lain seperti Yahya yang memberi kesan cukup dalam. Ditambah, Jamie Dornan sebagai pemeran Will Scarlet juga berpotensi menjadi karakter yang akan memusingkan Robin jika berlanjut ke penggarapan berikutnya.

Turut dibuat oleh Leonardo DiCaprio, film berdurasi satu jam 56 menit ini diberi nilai 5,3/10 oleh iMDb. Sementara itu, hanya 17% pengulas pada situs Rotten Tomatoes yang memberi ulasan positif. Cerita film ini dinilai hanya menggambarkan cerita-cerita dari film Robin Hood sebelumnya yang juga pernah dibintangi oleh Kevin Costner dan Russel Crowe.

 

Penulis: Maria Helen Oktavia

Editor: Geofanni Nerissa Arviana

Foto: iMDb.com, pastemagazine.com, nytimes.com

Sumber: metacritic.com, id.bookmyshow.com, rottentomatoes.com, imdb.com, gatra.com

Tags: bioskopfilmhollywoodIMDblayar lebarreviewrobinrobin hood
Maria Helen Oktavia

Maria Helen Oktavia

Related Posts

Potret Buku Surrounded by Idiots karya Thomas Erickson (penguin.com.au)
Literatur

Surrounded by Idiots: Mereka Bukan Idiot, Mereka Hanya Berbeda

May 7, 2025
Sampul buku Lolita karya Vladimir Nabokov. (dezimmer.net/Dieter E. Zimma)
Hiburan

Lolita: Sebuah Kisah Cinta Dibalut Pisau

March 17, 2025
Sang Nabi Kahlil Gibran
Literatur

Sang Nabi: Ketika Kahlil Gibran Kemas Filosofi dalam Puisi

March 12, 2025
Next Post
Kahitna Tutup FUSE 2018 dengan “Cantik”

Kahitna Tutup FUSE 2018 dengan “Cantik”

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021