JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Pada 16 Oktober nanti, kita akan merayakan Hari Pangan Sedunia. Tanggal itu ditetapkan sebagai bentuk perayaan dibentuknya Food and Agriculture Organization of United Nation (FAO) pada 16 Oktober 1945. Perayaan ini juga dilakukan sebagai medium untuk mempromosikan kesadaran dan tindakan global bagi seluruh masyarakat yang menderita kelaparan. Pun, untuk menggaungkan pola hidup sehat bagi seluruh manusia, dilansir dari sdg.iisd.org.
FAO sendiri merupakan badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memimpin upaya melawan kelaparan secara internasional. Tujuan dari adanya FAO adalah agar semua orang mencapai ketahanan pangan dan memiliki akses rutin dalam mendapatkan makanan berkualitas tinggi untuk menunjang hidup sehat dan berkualitas, dikutip dari fao.org.
Pangan sendiri merupakan salah satu isu yang diangkat dalam Sustainable Development Goals (SDG’s), tepatnya nomor dua, yakni zero hunger. Isu pangan terus digaungkan demi mencapai target FAO, agar manusia tak lagi kelaparan. Pun, untuk mendapatkan akses makanan berkualitas bagi seluruh elemen.
Melansir un.org, ada lima target yang dibuat dalam SDG’s ini. Pertama, mengakhiri masalah kelaparan dan memastikan seluruh elemen masyarakat. Khususnya, orang miskin dan renta untuk mendapatkan akses makanan yang aman, bergizi, dan cukup untuk sepanjang tahun, di tahun 2030 nanti.
Kedua, mengakhiri segala bentuk malnutrisi di tahun 2030. Di mana pada tahun 2025, setiap negara mencapai target yang disepakati secara internasional terkait masalah stunting dan wasting pada anak di bawah usia lima tahun. Selain itu, mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, dan lansia. Ketiga, menggandakan produktivitas pertanian dan pendapatan produsen pangan berskala kecil pada 2030.
Keempat, memastikan sistem produksi pangan berkelanjutan dan menerapkan praktik pertanian tangguh yang meningkatkan produktivitas dan produksi. Juga, mampu memelihara ekosistem dan memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrem, bencana alam, juga secara progresif memperbaiki kualitas tanah.
Terakhir, memelihara keragaman genetik benih, tanaman budidaya, dan hewan ternak dan peliharaan serta spesies liar terkait, termasuk melalui bank benih dan tanaman yang dikelola dengan baik dan terdiversifikasi di tingkat nasional, regional dan internasional. Selain itu, melakukan promosi terkait akses, keadilan, dan pembagian keuntungan yang adil yang datang dari pemanfaatan sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional terkait, sebagaimana yang disepakati secara internasional.
Permasalahan inti yang diangkat dalam SDG’s ini adalah kelaparan. Melansir un.org, jumlah orang yang mengalami kelaparan terus meningkat dari tahun 2015 setelah sebelumnya mengalami penurunan. Data ini didapatkan dari pengukuran prevalensi kekurangan gizi dan perkiraan saat ini menunjukkan bahwa hampir 690 juta orang atau 8,9 persen populasi dunia menghadapi kelaparan.
Bila dibiarkan begitu saja, dunia tidak akan bisa mencapai SDG’s nomor 2, yakni zero hunger, di tahun 2030 nanti. Jika tren terkini terus berlanjut, jumlah orang yang terkena dampak kelaparan akan melampaui 840 juta jiwa pada tahun 2030, bersumber dari un.org.
Menurut data Program Pangan Dunia, 135 juta jiwa menderita kelaparan akut yang sebagian besarnya disebabkan oleh konflik buatan manusia, perubahan iklim, dan kemerosotan ekonomi. Beban ini semakin bertambah dari munculnya pandemi COVID-19 yang berpotensi menggandakan angka ini. Menambah potensi 130 juta jiwa akan menderita kelaparan akut pada akhir tahun 2020, dikutip dari un.org.
Masalah inilah yang kemudian menjadi latar belakang ditentukannya tema Hari Pangan Sedunia tahun 2020, “Growth, Nourish, Sustain Together”. Tahun ini, FAO menyudutkan penguatan peran sistem pangan berkelanjutan dengan mengajak masyarakat dan pemegang kuasa untuk mengubah cara makanan diproduksi, diolah, diperdagangkan, dikonsumsi, dan dibuang. Tujuannya agar manusia tak lagi mengorbankan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang menjadi penopang hidup kita, dilansir dari fao.org.
Penulis: Ida Ayu Putu Wiena Vedasari
Editor: Xena Olivia
Foto: Elisha Imanuella Widirga
Sumber: sdg.iisd.org, fao.org, un.org