SERPONG, ULTIMAGZ.com – Putri Diana Frances Spencer atau yang dikenal sebagai Putri Diana sangat dicintai karena kedermawanan dan kemampuannya untuk mengenal masyarakat dari berbagai latar belakang. Bertahun-tahun sejak kematiannya, ia masih menarik perhatian publik dengan kepribadian karismatik dan kepeduliannya terhadap berbagai isu sosial.
Putri Diana lahir pada 1 Juli 1961 di Park House, Inggris. Setelah menyelesaikan sekolahnya, ia mulai bekerja di London dan bekerja sebagai pengasuh serta juru masak sebelum mendapatkan pekerjaan sebagai asisten di TK Young England, Knightsbridge.
Baca juga: Mengenal Han Kang, Penulis Korea Selatan Pemenang Nobel Sastra
Melansir harpersbazaar.com, pertunangan antara Pangeran Charles dan Putri Diana diumumkan secara resmi pada 24 Februari 1981 di Istana Buckingham. Sorotan utama dari pertunangan tersebut adalah cincin safir biru yang dikelilingi oleh 14 berlian yang bernilai hampir £30.000 (sekitar Rp520 juta saat ini).
Pada 29 Juli 1981, Putri Diana akhirnya menikah dengan Pangeran Charles di Katedral St. Paul dalam sebuah acara yang dijuluki sebagai “pernikahan abad ini”. Siaran televisi pernikahan tersebut ditonton oleh jutaan orang di seluruh dunia.
Putri Diana dikenang bukan hanya karena penampilannya yang modis dan cantik, tetapi juga atas dedikasinya sebagai aktivis. Ia menggunakan suaranya untuk meningkatkan kesadaran tentang AIDS dan mengatasi berbagai masalah kesehatan mental. Empati serta kejujurannya membuat ibu dari Pangeran Harry dan William ini menjadi tokoh yang dikagumi oleh masyarakat dari seluruh penjuru dunia.
Melansir bbc.com, pada Januari 1997, Putri Diana kembali menjadi pusat perhatian dunia ketika ia menyerukan larangan internasional terhadap ranjau darat yang dirancang untuk membunuh tentara. Lou McGrath, salah satu pendiri Mines Advisory Group (MAG), turut bekerja sama dengannya dan menyatakan bahwa dukungan Putri Diana merupakan “titik balik” dalam gerakan global untuk memberantas senjata tersebut.
Tragedi terjadi pada 31 Agustus 1997, ketika Putri Diana, Dodi Fayed, dan sopir mereka Henri Paul terlibat dalam kecelakaan mobil dahsyat yang menghancurkan di terowongan Pont de l’Alma, Paris. Mobil mereka menabrak dinding terowongan dengan kecepatan luar biasa, dilansir dari vanityfair.com.
Baca juga: Mengenal Nenek Reza Rahadian, Francisca Casparina Fanggidaej yang Ternyata Tokoh Sejarah Indonesia
Putri Diana yang mengalami gegar otak, patah lengan, dan paha, serta luka di bagian dada, segera dibawa ke rumah sakit. Tetapi sayangnya beberapa jam kemudian, pihak rumah sakit menyerah akibat cedera yang terlalu parah.
Berita kematian Putri Diana bergema di seluruh dunia, memicu gelombang kesedihan dan ketidakpercayaan. Orang-orang pun berkumpul untuk memberikan penghormatan dan bela sungkawa mereka.
Luapan dukungan dan kesedihan yang luar biasa menyebabkan ribuan orang bergegas ke Istana Buckingham dan Istana Kensington, kediaman Putri Diana. Kedua istana tersebut dipenuhi dengan bunga dan pesan-pesan yang mengharukan. Bahkan setelah kematiannya, hasil perjuangan Putri Diana tetap hidup melalui yayasan amal dan proyek kemanusiaan yang didirikannya untuk membantu sesama.
Penulis: Zalfa Zahiyah Putri Wibawa
Editor: Jessica Kannitha
Foto: gettyimages.com
Sumber: harpersbazaar.com, vanityfair.com, bbc.com