• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Wednesday, July 16, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Berita Kampus Indepth

Terlahir untuk Ciptakan Karya

Lani by Lani
February 7, 2016
in Indepth
Reading Time: 3 mins read
Terlahir untuk Ciptakan Karya

Diskusi terbuka dengan Direktur Pemberitaan Metro TV Tommy Suryopratomo sedang berlangsung di Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci), Tangerang, Sabtu (6/2). Diskusi tersebut diselenggarakan oleh mahasiswa UMN yang tergabung dalam komunitas Pojok Sastra.

0
SHARES
259
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

TANGERANG, ULTIMAGZ.com – Tepat pukul satu siang, anak-anak dan beberapa orangtua sibuk menikmati atraksi jet ski yang ditampilkan di Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci), Tangerang. Selang beberapa menit, seseorang mengumumkan bahwa perlombaan mewarnai untuk anak-anak akan segera dimulai. Pada waktu yang sama, beberapa anak muda pun tampak bersiap mengenakan life vest atau jaket pelampung, lalu menyeberangi Sungai Cisadane untuk segera memulai diskusi terbuka.

Diskusi tersebut diselenggarakan oleh mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang tergabung dalam komunitas Pojok Sastra. Diskusi pun berlangsung di ruang terbuka yang bekerja sama dengan acara ‘Pameran Lukisan & Pagelaran Seni Budaya Nusantara’. Mengangkat tema ‘Mahasiswa dan Tanggung Jawab Sosial’, pembahasan berfokus pada permasalahan lingkungan, salah satunya adalah air bersih.

“Kenapa tema ini, karena kami merasa mahasiswa hari ini terlihat ngantuk, dalam artian kurang bergairah. Jujur, saya pribadi sangat rindu sama mahasiswa zaman seperti Soe Hok Gie, Ahmad Wahib, dan lain-lain. Saya kurang merasakan nuansa romantisme menjadi mahasiswa hari ini, terutama lingkungan terdekat saya,” kata Ketua Pojok Sastra, Yudisthira Swarabahana, Sabtu (6/2).

Direktur Pemberitaan Metro TV Tommy Suryopratomo selaku pembicara menjelaskan tiga hal dalam kesempatan tersebut. Hal pertama yang disampaikan, yakni bagaimana mahasiswa dan masyarakat dapat bersama-sama menjaga lingkungan, terutama air bersih. Menurut Tommy, 60% penduduk di Indonesia tidak memperoleh air bersih yang dapat dimanfaatkan. Di Jakarta pun mayoritas warga membeli air PAM, karena tidak dapat menikmati air bersih.

Tommy memberi gambaran bahwa di negara-negara lain, seperti Amerika, Republik Rakyat Tiongkok, dan Korea, banyak rumah yang dibangun menghadap sungai. Hal itu dilakukan agar membangun awareness untuk tidak mengotori sungai, sehingga warga dapat melihat pemandangan yang indah saat keluar rumah.

“Kalau membiarkan air tercemar, itu dapat membunuh kehidupan kita. Air adalah kehidupan, karena itu penting untuk dijaga,” ujar Tommy.

Kedua, bagaimana mahasiswa dapat peduli terhadap lingkungan. Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) harus dilakukan seminimal mungkin, karena masyarakat akan dituntut untuk mengurangi CO2 di masa mendatang.

Ketiga adalah bagaimana membangun kepedulian terhadap sesama, baik mahasiswa maupun masyarakat. Pendidikan dan keterampilan, menurut Tommy, merupakan modal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Sebanyak 75% orang Indonesia mengenyam pendidikan hanya pada tingkat SMP ke bawah.

Dengan demikian, mahasiswa di era ini diharapkan dapat berkontribusi atau melakukan sebuah aksi, sehingga masyarakat yang membutuhkan memiliki kompetensi. Salah satunya adalah dengan mendorong orangtua untuk memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak atau memberikan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan minat.

“Kita ini termasuk kelompok orang yang beruntung. Mahasiswa adalah kekuatan perubahan. Kita harus membangun peradaban yang aman, nyaman, dan peduli dengan sesama,” jelasnya.

Selain diskusi, acara ini sekaligus menjadi ajang peluncuran buku kumpulan puisi Pojok Sastra yang berjudul Mahasiswa Sebait Lagi.

Asah pemikiran dari hati

Usai berdiskusi dengan Tommy, peserta dan anggota Pojok Sastra kembali melanjutkan pembahasan tentang mahasiswa, media, dan teknologi. Interaksi pun berjalan sekitar dua jam.

Pojok Sastra lahir dari ‘celetuk’ untuk membangun sebuah komunitas yang ‘ngobrol’ dan memiliki konten saat Yudisthira sedang bercakap tentang sastra, novel, dan filosofi. Filosofi kata ‘Pojok’ menjelaskan agar tidak meremehkan orang-orang yang termajinalkan atau terpinggirkan. Tidak hanya itu, penggunaan kata ‘Sastra’ menggambarkan bahasa sansekerta, diartikan sebagai sebuah teks yang berisi instruksi.

“Kita mau ngomongin isu yang luas, bukan hanya musik atau novel, tapi semua hal yang fundamental, seperti agama, filsafat, dan sosial. Bahkan, musik dan agama pun merupakan sastra,” ujar Yudisthira.

Hingga saat ini, Pojok Sastra beranggotakan 37 mahasiswa UMN dari angkatan 2013, 2014, dan mayoritas 2015. Terbentuk sejak 2015 silam, setiap minggu Pojok Sastra mengadakan sebuah pertemuan di lantai tiga gedung C UMN. ‘Piknik Sastra Bersama Senja’ merupakan acara pertama sebelum senja yang dilanjutkan dengan membaca buku, diskusi, dan ditutup doa dalam puisi.

Pembahasan yang pernah diangkat dalam diskusi, di antaranya tentang peran kata bagi manusia, toleransi beragama, dan kehendak bebas atau determinisme. Selain itu, program lain yang direncanakan adalah menggelar kegiatan sosial diskusi terbuka setiap enam bulan sekali atau per semester.

“Diskusi terbuka ini acara di mana kita terjun ke masyarakat, nyobain seperti tadi belajar menggambar sama anak-anak pemulung setiap enam bulan dan pembicara dari luar. Karena gue selalu berpikir, dari kegelisahan, dari pikiran, jatuh ke sastra, jatuh ke perbuatan,” tuturnya.

Berangkat dari diskusi tersebut, lanjut Yudisthira, mahasiswa diharapkan dapat mengasah pemikiran, memiliki gairah, dan berkeinginan untuk belajar bersama-sama.

“Pengennya santai. Mereka datang karena merasa Pojok Sastra bermanfaat. Gue gak mau anak UMN atau anak lain datang ke Pojok Sastra cuma mau absen, SKKM, atau dapat nilai. Gue mau mereka datang ke Pojok Sastra dari hati,” harapnya.

Penulis: Lani Diana

Fotografer: Lani Diana

Tags: 2016Pojok SastraTerlahir untuk Ciptakan KaryaTommy SuryopratomoUniversitas Multimedia NusantaraYudisthira Swarabahana
Lani

Lani

Related Posts

Publikasi
Indepth

Krisis Etika dalam Publikasi Akademik, UMN Perlu Berbenah

November 26, 2024
Gambar ilustrasi masalah kekerasan seksual dan pentingnya lembaga penanganan dan pencegahan Satgas PPKS. (Elena Fomina/Vecteezy.com)
Berita Kampus

Satgas PPKS UMN Dinilai Redup, Dukungan Sivitas Tak Boleh Hilang

January 31, 2024
kelas perkuliahan tatap muka
Info Kampus

Mulai Kuliah Tatap Muka, Apakah UMN Sudah Siap?

August 11, 2022
Next Post
Donor Darah untuk Penderita Leukemia

Donor Darah untuk Penderita Leukemia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021