• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Wednesday, May 21, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Opini

Keretanya Bagus, Penumpangnya “Barbar”

by Christian Karnanda Yang
March 7, 2016
in Opini
Reading Time: 2 mins read
Keretanya Bagus, Penumpangnya “Barbar”

Penumpang KRL yang berdesakan saat turun di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat

0
SHARES
1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – KRL Commuter Line merupakan salah satu moda transportasi yang kini paling sering digunakan oleh masyarakat, terutama yang tinggal di daerah Jabodetabek. Tarifnya yang murah dan jangkauannya yang luas membuat banyak orang dari berbagai latar belakang untuk menggunakan KRL Commuter Line. Armada dan stasiun keretanya pun dalam kondisi yang baik.

Namun sangat disayangkan, sebagian masyarakat masih belum sadar akan etika sebagai pengguna kereta Commuter Line.

Barbar. Itulah satu kata yang bisa digunakan untuk menjelaskan perilaku pengguna kereta Commuter Line. Di jam-jam sibuk saat orang-orang berangkat atau pulang dari kantor, tiba-tiba semua orang berubah menjadi ganas. Terlihat orang-orang berlarian mengejar kereta yang akan segera berangkat seolah tidak ada kereta lagi yang akan datang.

Saling dorong dan gencet adalah hal biasa. Tidak peduli jika ada penumpang yang ingin keluar atau kereta sudah dalam keadaan penuh. “Kaum barbar” memaksakan diri untuk masuk ke dalam kereta dengan mendorong paksa penumpang-penumpang lain yang sudah ada di dalam.

Tidak peduli siapa yang ada di dalam, yang terpenting adalah segera naik kereta.

Di dalam kereta, keadaannya penuh dan sesak. Pendingin ruangan hampir tidak terasa karena penuhnya gerbong, pengap, dan hampir tidak ada ruang untuk bergerak. Bahkan, para penumpang saling bersenggolan saat kereta berbelok.

Ada pula penumpang wanita dan lansia yang tidak diberikan tempat duduk. Mereka dibiarkan berdiri dan berhimpitan dengan penumpang-penumpang lain, sementara “kaum barbar” duduk dan sibuk dengan gawainya atau tertidur.

095117020130402NUT03780x390

(Sumber : megapolitan.kompas.com)

Bahkan hingga di stasiun pemberhentian terakhir, sikap barbar itu berlanjut. Saat pintu dibuka, dengan tidak sabar para penumpang mendorong keluar penumpang lain. Beberapa sampai tersandung atau terjungkal.

Begitu pula saat menaiki tangga menuju ke bagian atas stasiun. Tidak ada yang mau mengalah. Semuanya saling serobot dan mendahului dengan ganasnya.

Lagi-lagi banyak yang tergencet, tersandung, bahkan terjatuh. Saling dorong pun tidak terelakan. Bahkan, para penumpang pria tidak segan-segan mendorong dan menyelak penumpang wanita yang ingin menaiki tangga. Kekacauan dan kegaduhan yang terasa.

Seringkali situasi di perparah dengan para penumpang yang menerobos tangga ke bawah sehingga antrian penumpang yang ingin turun ke peron tersendat. Lalu, setelah tiba di atas, mereka semua kembali berlarian, mengejar kereta berikutnya untuk sampai ke tujuannya masing-masing.

Miris. Pemerintah sudah menyediakan transportasi umum yang cukup baik dibanding moda transportasi lain, namun penumpangnya tidak beretika dan egois? Memang jadwal keberangkatan kereta belum optimal dan masih harus diperbaiki, namun itu bukan sebuah alasan untuk menjadi penumpang yang barbar.

Tidak memberikan kesempatan bagi penumpang yang ingin turun, memaksakan diri masuk ke dalam kereta yang sudah penuh, mendorong-dorong penumpang yang sudah ada di dalam kereta, dan menyerobot antrian saat menaiki tangga bukanlah sesuatu yang pantas dilakukan. Hal itu membuktikan bahwa bukan transportasinya yang belum siap, tetapi penumpangnya yang masih harus belajar hal-hal dasar seperti etika, toleransi, tata krama, dan norma kesopanan.

Penulis : Christian Karnanda Yang 

Editor : Alif Gusti Mahardika 

Gambar : www.republika.co.id

Tags: 2016commutercommuter linejabodetabekjakartakaikeretakrlLINElistrikopiniptrelstasiuntransportasiultimagz
Christian Karnanda Yang

Christian Karnanda Yang

Nama lengkap : Christian Karnanda Yang Email : christiankarnandayang@gmail.com

Related Posts

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) resmi mengesahkan revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Rapat Paripurna pada Kamis (20/03/25). (detik.com)
Opini

Pengesahan RUU TNI: Satu Langkah Menuju Bangkitnya Orde Baru?

March 24, 2025
Ilustrasi #KaburAjaDulu
Opini

#KaburAjaDulu: Kurang Cinta Tanah Air atau Perasaan Terkhianati

March 15, 2025
harapan
Opini

Mahasiswa Turun ke Jalan: Harapan bagi Demokrasi Indonesia yang Gelap

February 27, 2025
Next Post
London Has Fallen, Target Sama, Lokasi Berbeda

London Has Fallen, Target Sama, Lokasi Berbeda

Comments 1

  1. Agus says:
    6 years ago

    Saya laki2 nyasar ke artikel lama, tp klo soal penumpang wanita tdk diberi duduk memang knp? Yg wajib kan lansia, ibu hamil, dan orang cacat. Anda tau sudah bbrp kejadian ibu2 mengusir laki-laki tua dari tempat duduknya? Pdhl scr tema inti artikel ini benar tp salah konsep ttg gender. Kalau saya memang tdk akan mau beri selain penumpang prioritas, apalagi setelah tau gerbong khusus wanita selalu mubazir krn sedikit sekali wanita yg mau berdiri di sana.

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021