SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pekerjaan perawat sangat krusial dalam menghadapi wabah global Covid-19. Atika Rahmawani mendapat tugas bertubi-tubi pada Maret 2020. Perawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso itu sudah diminta menerima pasien baru oleh ketua tim perawat, padahal dia belum selesai mengobservasi satu pasien lain.
Mendapat tugas baru, Atika kemudian bersiap untuk melayani pasien Covid-19 yang baru datang. Dia pergi ke ruang antara untuk menanggalkan alat perlindungan diri, untuk memakai yang baru. Baju dinasnya telah basah oleh keringat karena hazmat yang dipakainya. Ia membuka sarung tangan serta sepatu bot untuk kemudian dicuci. Kacamata ketat (Goggles) yang baru saja dilepas pun langsung dilap dengan pembersih serupa tisu basah.
“Habis itu (bertugas), saya lepas semua alat pelindung diri, mandi, keramas, baru kembali ke ruang perawat untuk mengawasi pasien melalui CCTV,” ujar Atika dilansir dari majalah Tempo.
RSPI Sulianto Saroso adalah salah satu rumah sakit rujukan untuk korban Covid-19 sejak virus ini menjamah Indonesia. Kasus 01 dan 02 pun dirawat di rumah sakit ini. Tentunya segala tenaga medis di sana akan disibukan oleh banyaknya korban dari virus yang sama.
Pun demikian, tugas yang berutumpuk bukan satu-satunya masalah yang mereka hadapi. Seperti perang pada umumnya, ketika tenaga medis mencoba membunuh Covid-19, virus itu berbalik melawan. Hingga pada Senin (06/04/20), tecatat 118 tenaga medis terinfeksi virus korona di Jakarta. Wabah ini juga turut membuat mereka takut, tetapi tidak membuat mereka untuk berhenti melayani.
“Saya juga takut tertular, tapi kalau bukan saya, siapa lagi yang mau merawat?” ujar perawat lain RSPI Sulianti Saroso.

Dalam perang melawan wabah global ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di hari ulang tahunnya, sekaligus Hari Kesehatan Internasional, Selasa (07/04/20), memberikan apresiasi kepada para tenaga medis, suster dan perawat atas jasa mereka di garis depan melawan Covid-19.
Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat Dokter Takeshi Kasai, mengatakan bahwa perawat adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Dia juga mengatakan peran dan pengorbanan mereka dalam upaya mengatasi pandemi Covid-19 sangat besar dan tidak ternilai.
“Peran perawat yang tidak ternilai harganya, menunjukkan pengorbanan, keberanian, dan komitmen mereka untuk membuat dunia yang lebih sehat,” sebagaimana tertulis di situs resmi WHO.
Penulis: Andrei Wilmar
Editor: Andi Annisa Ivana Putri
Foto: who.int
Sumber: who.int, Majalah Tempo, tirto.id, cnnindonesia.com