SERPONG, ULTIMAGZ – Setiap 14 Februari identik dengan hari kasih sayang atau Valentine. Tak jarang beberapa orang menjadikan Valentine sebagai momen mengungkapkan bentuk cinta mereka. Tahukah Ultimates mengenai tipe-tipe cinta?
Cinta menurut John Alan Lee, seorang psikolog asal Kanada, memiliki enam tipe, dikutip dari buku “Interpersonal Communication” karya DeVito.
Baca juga: Berikut Sejarah dan Legenda di Balik Perayaan Hari Valentine
Tipe-tipe cinta itu adalah eros, ludus, storge, pragma, mania, dan agape. Simak penjelasan berikut ini ya, Ultimates!
Eros
Apakah Ultimates lebih mementingkan fisik atau daya tarik pasangan? Kalau jawabannya iya, berarti Ultimates punya tipe cinta eros karena tipe ini bergantung pada keindahan fisik pasangannya.
Aspek-aspek lain yang menunjang keberhasilan suatu hubungan sering kali diabaikan oleh orang bertipe eros. Mereka akan memperhatikan fisik pasangannya secara detail. Jadi, tak heran bila beberapa orang merasa tidak puas dalam hubungan mereka.
Ludus
Tipe yang satu ini melihat cinta sebagai permainan. Artinya, cinta tipe ludus harus mendapatkan kesenangan dalam hubungan cintanya selayaknya dalam sebuah game.
Selain itu Campbell, Foster dan Finkel pada tahun 2002 juga menyebutkan bahwa orang bertipe cinta ludus cenderung bersifat narsistik.
Storge
Tipe storge mungkin lebih sering dirasakan oleh Ultimates selama ini. Storge sering kali disebut sebagai familial love atau cinta antar anggota keluarga.
Tipe ini terbentuk dari hubungan yang berlangsung lama dan perlahan. Masa yang lambat ini diisi dengan proses pembukaan diri dan pikiran. Dikutip dari cosmopolitan.com, rasa patriotisme kepada negara atau tim olahraga favorit Ultimates bisa dikategorikan sebagai tipe storge.
Pragma
Sering mendengar nasihat memilih pasangan harus sesuai dengan bibit, bebet, bobot? Beberapa orang cenderung memilih pasangan yang memenuhi standar atau kualifikasi yang mereka miliki.
Pragma adalah cinta yang praktis dan tradisional. Tak jarang terjadi kesepakatan dan komitmen antar-individu dalam menjalani hubungan. Bila Ultimates melakukan hal tersebut, maka anda punya tipe cinta pragma.
Mania
Ultimates pernah atau sedang bersama pasangan yang obesif dan pencemburu? Atau mungkin Ultimates sendiri yang seperti itu? Tipe cinta itu disebut sebagai mania.
Orang dengan tipe mania berpikir bahwa cinta adalah segalanya dibandingkan apapun. Bahkan tanda-tanda masalah dalam hubungan cenderung diabaikan. Mereka punya kecemasan tinggi untuk kehilangan cinta dari pasangan.
Agape
Cinta tak bersyarat jadi frasa paling tepat untuk menggambarkan tipe cinta agape. Mereka tidak pernah mengharapkan timbal balik dari orang lain. Agape melibatkan empati yang besar dalam tindakan cintanya.
Ciri khas tersebut menjadikan agape sebagai bentuk cinta yang filosofis dibandingkan tipe yang membutuhkan usaha untuk mendapatkannya. Jenis ini seringkali ditemukan dalam ajaran-ajaran agama, salah satunya ajaran kristiani.
Selain 6 tipe menurut John Alan Lee, ada 2 tipe lagi yakni philia dan philautia
Philia
Cinta tak harus diberikan kepada pasangan, cinta bisa juga dirasakan antar sahabat. Mengutip dari cosmopolitan.com, philia bisa diartikan sebagai cinta antar-teman. Konsep philia sendiri dikemukakan oleh filsuf Yunani kuno yakni Plato.
Philia tidak mementingkan fisik dalam hubungannya, tetapi bisa dirasakan oleh orang-orang yang telah melalui suka-duka bersama. Tipe ini memandang bahwa ikatan cinta antar-sahabat bisa sama kuatnya dengan cinta romantis.
Baca juga: Hari Valentine, Pengingat untuk Mulai Cintai Diri Sendiri
Philautia
Zaman modern, philautia dikenal dengan istilah self love. Philautia ternyata sudah ditemukan sejak zaman Yunani kuno. Berbeda dari tipe-tipe cinta yang lain, tipe ini bukan ditujukan kepada orang lain, melainkan kepada diri sendiri.
Mampu mencintai diri sendiri dianggap memiliki potensi lebih besar dalam mencintai orang lain. Philautia tetap harus diwaspadai karena bila terlalu dalam akan menyebabkan sifat narsistik yang tinggi.
Itu tadi tipe-tipe cinta menurut John Alan Lee. Ultimates punya tipe cinta yang mana, nih?
Penulis: Theresia Sekar Kinanti Deviatri
Editor: Josephine Arella
Foto: iStockphoto.com
Sumber: DeVito. (2016). “Interpersonal Communication”.Pearson., cosmopolitan.com