• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, November 4, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lainnya

Mengenal Nenek Reza Rahadian, Francisca Casparina Fanggidaej yang Ternyata Tokoh Sejarah Indonesia

Giofanny by Giofanny
September 3, 2024
in Lainnya
Reading Time: 3 mins read
Pahlawan Indonesia yang terlupakan, Francisca Casparina Fanggidaej. (intisari.grid.id)

Pahlawan Indonesia yang terlupakan, Francisca Casparina Fanggidaej. (intisari.grid.id)

0
SHARES
111
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Mungkin tidak banyak masyarakat yang sadar bahwa Indonesia memiliki tokoh sejarah perempuan, tetapi terhapus namanya. Salah satunya adalah Francisca Casparina Fanggidaej yang baru-baru ini menjadi sorotan karena merupakan nenek dari aktor populer Reza Rahadian. 

Francisca merupakan sosok perempuan pejuang dalam kemerdekaan Indonesia yang lahir di Noel Mina, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur pada 16 Agustus 1925.

Baca juga: Garuda Pancasila Berlatar Biru, Peringatan Darurat Demokrasi Indonesia

Melansir kompas.com, Francisca lahir dari pasangan Magda Mael dan Gottlieb Fanggidaej yang bekerja sebagai pengawas Burgerlijke Openbare Warken atau Dinas Pekerjaan Umum sehingga menjadikan keluarganya berstatus hukum sebagai orang Belanda. Mereka pun dijuluki ‘Belanda Hitam’. 

Meskipun begitu, mengutip historia.id, Francisca mulai sadar akan ketimpangan antara keluarganya dan orang-orang sebangsanya. Dibesarkan dalam budaya Belanda dan bersekolah dengan anak-anak kulit putih serta sehari-harinya berbahasa Belanda, Francisca justru heran kenapa orang yang warna kulitnya sama dengannya harus berjalan jongkok dan menunduk.

Francisca dalam Memoar Perempuan Revolusioner pun menulis, “Saat itulah dalam diriku tumbuh benih kesadaran tentang adanya perbedaan status sosial antarmanusia, walaupun mereka itu mempunyai kesamaan warna kulit. Ada rasa heran di hati.” 

Kesadaran antikolonialisme itu pun terus bertumbuh dalam diri Francisca. Di usia 19 tahun, ia dikirim ke Yogyakarta untuk menghadiri kongres pemuda yang melahirkan Badan Kongres Pemuda Republik Indonesia (BKPRI) dan Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo). 

Pada 1948 Francisca pun menikah dengan Sukarno, anggota dewan Pesindo. Di tahun yang sama pula Francisca sempat dipenjara akibat Pemberontakan PKI Madiun 1948, tapi ia lolos hukuman mati karena sedang hamil anak pertamanya.

Saat tinggal di Madiun, Francisca aktif di Radio Gelora pemoeda Indonesia dan bertugas dalam bahasa Inggris dan Belanda. Tidak hanya itu, pada awal 1946 pun ia ditugaskan untuk mewartakan kemerdekaan Indonesia di Festival Pemuda Sedunia pertama di Praha, Cekoslowakia. Kemudian Franciscalanjut menghadiri Southeast Asian Youth & Students Conference di Kolkata, India.


Pesindo berubah menjadi Pemuda Rakyat pada 1950 dan berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia. Francisca sempat menjadi pemimpin Pemuda Rakyat, tapi ia mengundurkan diri karena tidak lagi merasa muda. 

Francisca pun bekerja paruh waktu di kantor berita Antara. Pada usia 32, ia terpilih menjadi anggota DPR-GR dan menjabat sebagai anggota Komisi Luar Negeri DPR-GR dari golongan wartawan, dikutip dari konde.co. 

Francisca lalu terpilih menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada 1957. Di 1964, ia menjadi penasihat presiden Soekarno dan kerap mendampingi presiden pertama Indonesia itu dalam lawatannya ke luar negeri. Francisca pernah bertemu mantan presiden Kuba Fidel Castro dan mendampingi Soekarno dalam konferensi Asia-Afrika II di Aljazair. 

Peristiwa G30S/PKI pecah saat Francisca sedang melakukan perjalanan ke luar negeri dan saat itu ia sedang berada di Kuba. Francisca tidak bisa pulang ke Indonesia karena kedekatannya dengan Soekarno dan Pemuda rakyat. Peristiwa kelam itu yang membuat nama Francisca terhapus dari buku-buku sejarah buatan Orde Baru.

Baca juga: OMB UMN 2024: Melahirkan Individu yang Tangguh dan Penuh Potensi

Francisca pindah ke Tiongkok berkat paspor sementara pemberian Fidel Castro dan tinggal di sana selama hampir 20 tahun. Ia pindah ke Belanda sejak 1985 dan menjadi eksil. Perempuan yang kerap dipanggil Sisca itu juga baru pertama kali bertemu putrinya, Maya di Belanda pada 1993.

Pada 2003 Francisca pun akhirnya bisa kembali ke Indonesia. Walaupun sudah bebas tinggal di Indonesia, Francisca memilih tetap tinggal di Zeizt, Belanda dan meninggal pada 13 November 2013 ketika berusia 88 tahun. 

 

Penulis: Giofanny Sasmita

Editor: Cheryl Natalia

Foto: intisari.grid.id

Sumber: kompas.com, historia.id, konde.co

Tags: Belandademoeksilemansipasifrancisca fanggidaejIndonesiakemerdekaanpahlawanperempuanrevolusiReza RahadianSejarahtokoh
Giofanny

Giofanny

Related Posts

Seorang wanita yang memeluk guling (freepik.com)
Iptek

Guling: Apa Kisah Rahasia Teman Tidur Kamu?

October 8, 2025
Potret mata anjing. (clever.pet)
Lainnya

Dunia dari Mata Anjing: Kabur, Minim Warna, tapi Tajam di Kegelapan

October 1, 2025
Potret Bing Slamet, legenda komedi Indonesia. Hari Komedi Nasional (historia.id)
Lainnya

Hari Komedi Nasional Perdana: Persembahan untuk Bing Slamet

September 29, 2025
Next Post
Penyerang Liverpool Mohammed Salah saat selebrasi gol ke gawang Manchester United. (AP Photo/Dave Thompson).

Liverpool Menang Telak Atas Manchester United di Old Trafford

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 − 16 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021