SERPONG, ULTIMAGZ.com – Combat sports saat ini jadi salah satu olahraga yang sedang naik daun di Indonesia. Muncul berbagai promotor combat sports, seperti Byon Combat, Holywings Sport Show (HSS), dan Baku Hantam Championship (BHC).
Melansir elitemmashop.com, combat sports adalah olahraga tarung yang mempertemukan dua atlet saling berhadapan. Ada beberapa bela diri yang termasuk ke dalam cabang ini. Mulai dari tinju (boxing), Muay Thai, kickboxing, dan gulat (wrestling).
Baca juga: Anggar, Seni Bela Diri Menggunakan Pedang Tumpul Asal Eropa
Pada November 2024 lalu, Byon Combat gelar acara multinasional yang ramai di masyarakat. Acara ini bertajuk “Byon Combat Showbiz 4: Indonesia vs Malaysia” yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat.
Hampir semua pertandingan yang tersaji mempertemukan para petarung Indonesia dan Malaysia di atas ring. Selain itu, cabang olahraga yang dipertandingkan adalah tinju dan kickboxing.
Berdasarkan data yang disajikan oleh Byon Combat via Instagram @byoncombat, per Minggu (15/12/24), tercatat ada lebih dari 4.900 penonton yang menyaksikan langsung dari arena. Lalu, sebanyak 23 juta pasang mata turut saksikan pertandingan tersebut via kanal YouTube dan tercatat ada 416 ribu pembelian pay per view (PPV) melalui aplikasi live streaming Vidio.
View this post on Instagram
Erpin Syah, pelatih mixed martial arts (MMA) dari sasana BSA Martial Arts menjelaskan bahwa saat ini, perkembangan combat sports sudah semakin pesat.
“Kalau tentang combat sport, saat ini sangat maju. Apalagi (dengan adanya) event-event (pertandingan) atau (para) influencer yang menjajahi dunia olahraga ini,” jelasnya saat diwawancarai oleh ULTIMAGZ, Kamis (28/11/24).
Kemudian, ia pun menjelaskan perkembangan olahraga kontak fisik ini menarik perhatian banyak orang dari berbagai kalangan. Tidak hanya atlet saja, tetapi juga para artis pun turun tangan dalam berbagai pertandingan.
“Sekarang, semua terjun ke situ untuk berlomba-lomba. Buat mencari popularitas (dan) mencari prestasi. Jadi, semua sekarang, enggak artis, enggak atlet, semua bersaing,” tuturnya.
Akan tetapi, terlepas dari antusias para pecinta combat sport di Indonesia, masih ada pandangan skeptis mengenai olahraga ini.
Pasalnya, masih banyak yang berkomentar bahwa combat sport tidak baik untuk masyarakat. Hal ini berkaitan dengan unsur kekerasan yang terlihat.
Pernyataan tersebut juga muncul lantaran olahraga ini merupakan olahraga kontak fisik. Melansir klikdokter.com, terdapat sejumlah risiko yang dapat terjadi dalam berlatih combat sports. Kemungkinannya yaitu pergelangan tangan/kaki terkilir, memar pada tubuh, dan juga dislokasi.
Selain fisik, ada juga dampak negatif yang berpotensi terjadi secara psikis. Melansir idntimes.com, praktisi olahraga ini berpotensi berubah menjadi orang yang arogan.
Kemudian, praktisi juga berpotensi sulit berkolaborasi dengan orang lain lantaran ego tinggi. Pada tingkatan ekstrem, bisa saja ilmu combat sport disalahgunakan sehingga dapat menyakiti sesama.
Umumnya, hal ini terjadi akibat praktisi merasa sudah menguasai segala ilmu bela diri. Hal inilah yang membuat segala perasaan tersebut muncul dan menjadi dampak negatif sehingga dapat merugikan orang lain.
Masih mengenai pendapat kontra soal combat sport, ada salah satu contoh kasus yang terjadi di Indonesia. Pada Rabu (13/06/24), ada sejumlah ibu yang protes di depan kantor MOLA TV sebagai broadcaster utama tayangan mixed martial arts (MMA) dari promotor Ultimate Fighting Championship (UFC).
Melansirdari akurat.co, protes tersebut dilatarbelakangi oleh unsur kekerasan yang tersaji secara visual. Tidak hanya itu, para demonstran pun sebut tayangan UFC mengajarkan kekerasan kepada anak di bawah umur.
Kendati demikian, segala pendapat kontra mengenai combat sport tidak selamanya benar. Hal ini terjadi lantaran banyak dampak positif yang didapatkan dengan berlatih olahraga ini.
Secara fisik, tubuh pun jadi lebih sehat. Berbagai gerakan bela diri mampu ciptakan ketahanan dan fleksibilitas tubuh di level tinggi, dilansir dari siloamhospitals.com. Tidak hanya itu saja, keseimbangan tubuh pun ikut terlatih.
Melansir halodoc.com, secara psikis, kepercayaan dan harga diri terlatih secara baik. Kemudian, praktisi diajarkan untuk saling menghormati sesama.
Tidak hanya itu saja, pikiran pun terlatih agar dapat menyelesaikan konflik tanpa melibatkan kekerasan. Masih berkaitan dengan sisi psikis, Erpin Syah turut berikan tanggapannya.
Baginya, salah satu cara terbaik agar olahraga ini diterima di masyarakat adalah dengan melakukan sosialisasi secara gencar. Hal ini juga dilakukan guna meminimalisir penyalahgunaan ilmu bela diri di lingkungan sekitar.
“Sebenarnya, kalau menurut saya itu, baiknya dijelaskan, disosialisasikan ke sekolah-sekolah (bahwa) ini tentang bela diri. Ini tentang self defense. Jadi, kita enggak ada lagi yang namanya bullying,” jelas Erpin Syah.
Baca juga: Kyokushin, Aliran Karate dengan Teknik Bertarung Tanpa Pelindung
Harus diakui bahwa combat sport adalah olahraga yang penuh resiko. Konsep kontak fisik yang kental memang berpotensi berikan sejumlah dampak buruk untuk jangka panjang.
Akan tetapi, hal-hal negatif tersebut pun juga dapat dikurangi. Asalkan proses latihan diawasi oleh tenaga profesional serta menerapkan sikap bijak selama berlatih, dampak baik combat sport pun dapat dirasakan secara maksimal.
Penulis: Michael Ludovico (Jurnalistik, 2021)
Editor: Jessie Valencia
Foto: mensfitness.co.uk
Sumber: elitemmashop.com, klikdokter.com, idntimes.com, akurat.co, halodoc.com, siloamhospitals.com
На сайте https://fotofaq.ru вы сможете получить всю важную, содержательную информацию о фотографии и о том, с чего начать, чтобы получить действительно красивое произведение искусства. Этот сайт предназначен для начинающих фотографов, однако и те, кто давно находятся в данной сфере, смогут найти что-то интересное для себя. Вы научитесь создавать снимки, правильно раскрывать эмоции. Есть огромное количество свежих записей, которые обязательно вас впечатлят и подарят вдохновение. Каждый читатель получает возможность комментировать записи.