• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, December 1, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

Simone De Beauvoir, Jejak Pemikiran Feminis Modern

Jemima Anasya Rachman by Jemima Anasya Rachman
December 1, 2025
in Iptek
Reading Time: 3 mins read
Simone de Beauvoir

Potret Simone de Beauvoir. (theparisreview.org)

0
SHARES
9
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Simone de Beauvoir merupakan tokoh yang relevan ketika membicarakan kesetaraan gender dan kebebasan untuk memilih. Nama filsuf asal Prancis ini acap kali muncul di tengah derasnya arus informasi dan debat mengenai peran perempuan zaman sekarang. 

Kisah Beauvoir sebagai seorang perempuan yang berani menolak standar sosial dan menantang norma-norma tradisional menginspirasi berbagai generasi. Melalui pemikiran dan keberanian menempuh jalan yang tidak konvensional, Beauvoir menyediakan panduan untuk memahami cara masyarakat membentuk perempuan. 

Baca juga: Katherine Johnson, Perempuan Jenius yang Membawa NASA ke Bulan

Pemikiran feminisme modern yang dianut oleh Beauvoir merupakan konsep feminisme paling berdampak dan berkembang hingga saat ini. Ia terkenal sebagai seorang feminis, filsuf eksistensialis, dan penulis buku The Second Sex. Buku tersebut membahas tentang sejarah penggolongan perempuan dalam kedudukan ‘Yang Lain’ sehingga rawan terkena penindasan, dilansir dari thedecisionlab.com. 

Sejak kecil, Simone Lucie Ernestine Marie Bertrand de Beauvoir mengutamakan kecerdasan dan tumbuh di lingkungan terdidik. Ayahnya merupakan pengacara terkenal yaitu Georges Bertrand de Beauvoir, Sementara ibunya yang bernama Francoise Brasseur merupakan putri dari seorang bankir kaya. 

Setelah selesainya Perang Dunia I, Simone de Beauvoir mencari kesempatan untuk belajar dan menafkahi dirinya sendiri. Perjalanan pendidikannya mulai dari pasca-sekolah menengah di Cours Desir, lalu sarjana muda matematika dan filsafat di Institut Catholique de Paris, serta Sastra di Institut Sainte-Marie. Usai meraih gelarnya pada 1928, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Sorbonne untuk memperdalam ilmu filsafat.

Dari 1929 hingga 1943, Beauvoir mengajar di sekolah menengah atas atau disebut Lycee dan memperoleh penghasilan dari tulisan-tulisannya. Karya populer nya yaitu Le Deuxieme Sexe (The Second Sex) menceritakan kehidupan perempuan sebagai posisi gender kedua dari laki-laki. Oleh karena itu, buku The Second Sex menjelaskan perbedaan antara konstruksi sosial masyarakat dan jenis kelamin biologis, dilansir dari suarausu.com.

Melansir idntimes.com, ketika Perang Dunia II berakhir, Simone de Beauvoir bersama pasangannya, Jean-Paul Sartre, mendirikan majalah Les Temps Modernes. Kumpulan gagasan-gagasan filsuf eksistensialis abad ke-20 diterbitkan melalui majalah tersebut, termasuk tulisan-tulisannya sendiri seperti kritikan terhadap kolonialisme, tradisi konservatif, dan bentuk ketidakadilan sosial lainnya. 

Salah satu tajuk majalahnya yang paling populer adalah On Nait Pas Femme, On Le Devient (kita tidak dilahirkan sebagai perempuan, kita menjadi perempuan). Beauvoir membahas peran tradisional perempuan yang selalu ditekan oleh budaya norma. 

Baca juga: Kenali Analysis Paralysis, Antara Berpikir Matang dan Terlalu Banyak Berpikir

Simone de Beauvoir tak hanya meninggalkan warisan tulisan-tulisan intelektual, tetapi juga sebuah cara pandang baru tentang pemahaman diri perempuan dan posisinya di dunia. Dari perjalanannya di bidang akademis, karyanya The Second Sex hingga gagasan-gagasan lainnya yang diterbitkan di Les Temps Modernes, Beauvoir mengangkat topik ketidakadilan gender. 

Demikian, Beauvoir menjelaskan ketidakadilan tersebut bukan sebuah fakta, melainkan konstruksi sosial yang dapat diubah. Kritiknya terhadap norma tradisional membuka jalan bagi feminisme modern yang lebih reflektif dan progresif. Simone de Beauvoir mengingatkan bahwa kebebasan dan kesetaraan gender tidak sesuatu yang diberikan, tetapi sebuah perjuangan.

 

 

Penulis: Jemima Anasya R.

Editor: Jessie Valencia

Foto: freepik.com

Sumber: thedecisionlab.com, suarausu.com, idntimes.com

 

 

Tags: Aktivis Perempuandiskriminasi perempuanfeminismfeminismegerak perempuangerakan perempuanhak perempuanhistory of feminismIsu Perempuankeamanan perempuankebutuhan perempuanThe Feminist Minds
Jemima Anasya Rachman

Jemima Anasya Rachman

Related Posts

Sugar crash yang disebabkan oleh makanan manis. (pixabay/Ylanite)
Iptek

Waspadai Sugar Crash, Efek ‘Jet Lag’ Setelah Makan Manis

November 28, 2025
Sally Snowman di depan mercusuar Boston Light. (news.uslhs.org)
Iptek

Kenali Sally Snowman, Penjaga Mercusuar Terakhir di Amerika Serikat

November 27, 2025
Ikan blobfish yang dianggap ikan terjelek sedunia. (octopus.org.nz)
Iptek

Mengenal Blobfish, Ikan Laut Dalam dengan Tubuh Lembek

November 27, 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × four =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021