SERPONG, ULTIMAGZ.com – Bagi orang awam, sulap adalah sebuah pertunjukan di luar nalar dengan berbagai atraksi dan ilusi yang mencengangkan. Namun, sulap memiliki arti spesial bagi Aaron Nathanael.
Remaja kelahiran Auckland, Selandia Baru ini telah menggeluti dunia sulap sejak usia belia. Perjalanan Aaron menjadi seorang pesulap dimulai dari sang ayah yang memberinya mainan sulap saat dirinya baru berusia 8 tahun.
Baca juga: Anne Nurfarina: Perjuangkan Hak Disabilitas melalui Basis Seni
Layaknya seorang anak kecil, Aaron pada saat itu memiliki rasa keingintahuan yang tinggi sehingga membuatnya tertarik dan ingin belajar lebih tentang sulap. Aaron yang selalu menyukai sesuatu yang unik dan beda dari orang lain pun memutuskan untuk mulai mempelajari trik-trik sulap.
“Intinya kenapa tertarik sama sulap karena dari dulu selalu suka sama sesuatu yang unik dan beda dari orang lain. Ketika bisa belajar sulap ternyata menarik juga sulap itu,” jelas Aaron saat diwawancarai ULTIMAGZ pada Selasa (10/10/23).
Saat ini, Aaron sudah menguasai berbagai jenis sulap, mulai dari pertunjukan klasik menggunakan alat-alat simpel hingga sulap jarak dekat dengan koin, karet, atau kartu.
Awalnya, Aaron mengira sulap hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki talenta dari lahir. Namun, seiring berjalannya waktu Aaron menyadari bahwa sulap adalah seni yang dapat dipelajari.
Saat duduk di bangku sekolah dasar (SD), Aaron mengikuti perlombaan sulap pertamanya. Langsung mendapat juara harapan tiga pada lomba pertamanya, Aaron kemudian melebarkan sayapnya dan mulai berpartisipasi dalam berbagai kompetisi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara ini mulai fokus mendalami dunia sulap sejak 2017. Pada 2019, Aaron berhasil meraih juara pertama di kompetisi “Mirigic” Malaysia dan juara kedua di “Thailand International Magic Extravaganza”.
Mulai aktif dalam kompetisi sulap, Aaron kemudian mendapat kesempatan untuk tampil di ajang pencarian bakat Indonesia’s Got Talent (IGT) 2022. Baginya, IGT adalah titik awal kariernya sebagai seorang pesulap.
“Pertandingan yang paling memorable itu di IGT 2022 karena IGT 2022 itu diadakan setelah vakum selama tujuh tahun dan proses di dalamnya sangat seru dan berhasil di Top 10,” katanya.
Dalam pertunjukannya, Aaron juga kerap kali mengangkat suatu tema cerita yang tercermin dalam aksinya. Keresahan yang dialami Aaron sehari-hari sering menjadi inspirasi untuk kisah yang akan diangkat dalam penampilan sulapnya.
Keterampilan Sekaligus Tantangan
Menjadi seorang pesulap dan mahasiswa di saat bersamaan bagaikan dua sisi mata uang. Bagi Aaron, membagi waktu adalah hal terpenting untuk menyeimbangkan dua atribusinya sebagai pesulap dan mahasiswa. Laki-laki kelahiran 2004 ini harus pandai menyesuaikan jadwal kelas dengan acara pertunjukan sulapnya.
Setelah mengikuti kelas, Aaron akan menyibukkan diri dengan latihan atau tampil di suatu acara. Memiliki jadwal yang padat di luar perkuliahan i membuatnya belum memiliki kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan di kampus.
Selama menjadi pesulap sekaligus mahasiswa, Aaron kerap merasa kesulitan dalam berlatih teknik sulap baru. Meski demikian, Aaron merasa itu hal yang wajar karena tatangan akan selalu ada dalam kehidupan.
“Kalau kesulitan pasti ada semua bidang, cuman kalau bosan atau mau mundur (menjadi pesulap) sampai sekarang belum pernah dan semoga jangan sampai,” ucap Aaron.
Walau membagi waktu adalah tantangan terbesar bagi Aaron, tetapi ia selalu memaksimalkan kesempatan yang ada. Menentukan tujuan yang ingin dicapai dan selalu mencoba sampai berhasil menjadi pedoman Aaron dalam menjalani kedua kehidupannya. Kerja keras dan konsisten adalah kunci utama baginya dalam meraih mimpi.
“Kalau misalkan tahun depan belum tercapai, berarti kita masih punya satu tahun lagi untuk mencapai di tahun depan dan selalu seperti itu sampai tujuan kita tercapai,” ujar Aaron.
Meski dipenuhi oleh tantangan, pekerjaan sebagai pesulap juga menjadi kelebihan bagi Aaron. Aaron merasa pengalamannya sebagai pesulap telah banyak membantunya dalam perkuliahan sebagai mahasiswa jurusan Komunikasi Strategis.
“Aku dapat pengalaman yang belum tentu dimiliki sama teman-teman yang lain seperti kerja di balik televisi atau ngerjain suatu event. Jadi, ini kepakai saat di perkuliahan karena aku sudah punya knowledge yang mungkin belum dimiliki sama yang lain dan aku punya point of view yang berbeda dari mereka,” jelasnya.
Baca juga: Qhedyzya Ricardiane Jadi Mahasiswa Rantau Untuk Dunia Film Timor Leste
Telah berkecimpung di dunia sulap selama 6 tahun, Aaron kini memiliki mimpi besar untuk membuat teater untuk pertunjukan sulapnya sendiri. Aaron berharap orang-orang bisa menyaksikan rangkaian acara sulap yang impresif dari awal sampai akhir.
Bagi Aaron, sulap bukan sekadar pertunjukkan yang menggugah mata, tetapi sebuah seni yang membuat kemustahilan menjadi nyata. Di masa yang akan datang, Aaron berharap industri sulap di Indonesia lebih dikenal oleh masyarakat luas dan tidak dipandang sebelah mata sebagai sekadar pertunjukkan yang ada di acara ulang tahun.
Penulis: Mianda Florentina
Editor: Cheryl Natalia
Foto: ULTIMAGZ/Bryant Alexander




