“Saya ingin membuktikan bahwa mengambil jurusan Bahasa Indonesia tidak seburuk yang mereka sangka. Ada peluang bagus dan masa depan yang indah.” – Niknik M. Kuntarto.
SERPONG, ULTIMAGZ.com – “Kami putra putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.” Penggalan kalimat Sumpah Pemuda itu menyebutkan, Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa.
Indonesia sebagai negara kepulauan kaya akan suku, agama, ras dan lainnya. Untuk menyatukan keanekaragaman yang ada di Indonesia, maka Bahasa Indonesia memiliki peran penting sebagai bahasa pemersatu masyarakat Indonesia. Indahnya berbahasa Indonesia digaungkan keras oleh Niknik M. Kuntarto, dosen Universitas Multimedia Nusantara (UMN) sekaligus ahli linguistik forensik.
Perjalanan Niknik dalam mendalami dan mempelajari Bahasa Indonesia tidak selalu mulus. Niknik sebelumnya mendapatkan banyak pandangan negatif ketika ia memilih jurusan kuliah yang diminatinya.
“Kok jurusannya Bahasa Indonesia?” kata Niknik dalam wawancara bersama ULTIMAGZ, Minggu (08/10/23).
“Semua orang Indonesia bisa berbahasa Indonesia. Lalu mau belajar apa di jurusan bahasa Indonesia?” ceritanya, sembari mengingat kembali pertanyaan-pertanyaan yang ia sering dapatkan.
Namun, siapa sangka justru peluang besar dan indah datang menghampiri Niknik berkat rasa cintanya pada Bahasa Indonesia. Awalnya berkarier menjadi seorang guru bahasa Indonesia, ia pun tak lama menjadi tenaga pengajar di tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, ia pernah menjadi dosen tamu di kampus luar negeri seperti di Melbourne University, Damascus College Ballarat, Flinders University, Silla University, Hankuk University for Foreign Studies, dan Keio University.
Kecintaan Niknik pada Bahasa Indonesia dimulai ketika ia melihat ayahnya begitu sibuk dengan aktivitasnya sebagai guru. Ia mengingat ayahnya terus berkutat menyiapkan bahan ajaran. Bahkan, rumah keluarga Niknik dipakai untuk kelas-kelas kursus bahasa oleh ayahnya.
Ayahnya tidak hanya seorang guru Bahasa Indonesia, tetapi juga mengajari bahasa daerah dan Bahasa Inggris. Ayahnya secara tidak langsung memotivasi Niknik dari kecil untuk menekuni Bahasa Indonesia.
“Mungkin tanpa sadar di situlah ketertarikan dan rasa cinta saya pada Bahasa Indonesia dimulai,” kata Niknik.
Mencintai bahasa juga memiliki tantangannya sendiri. Stigma terhadap jurusan yang Niknik ampu terkadang membuat semangatnya redup. Pasalnya, dengan mengambil jurusan Bahasa Indonesia, Niknik mengakui terkadang diremehkan oleh orang-orang yang kurang peduli akan Bahasa Indonesia. Acap kali ia dilontarkan ujaran yang berkonotasi merendahkan.
Baca juga: Qhedyzya Ricardiane Jadi Mahasiswa Rantau Untuk Dunia Film Timor Leste
Meskipun begitu, Niknik yakin bahwa sesuatu hal yang dianggap remeh tetapi jika ditekuni dengan cinta, akan membuahkan hasil yang sukses. Niknik mengatakan bahwa “hanya bermodalkan Bahasa Indonesia”, ia dapat melakukan apa saja yang dicita-citakannya.
Kini, Niknik menjadi seorang pengajar yang telah memberikan ilmunya baik di dalam maupun luar negeri. Ia adalah seorang penulis, pembicara, dan telah mendapatkan penghargaan sebagai sosok yang fokus di bidang sastra. Hal tersebut diraih Niknik berkat kiprah dan ketekunannya dalam mempelajari Bahasa Indonesia.
Banyak yang Meremehkan Bahasa Indonesia
“Saya terbiasa mendapatkan tatapan mata aneh dan ragu ketika memulai kelas Bahasa Indonesia,” ucap Niknik.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang digunakan di dalam kehidupan sehari-hari warga negara Indonesia. Tanpa adanya pelajaran atau mata kuliah Bahasa Indonesia, maka pengetahuan dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar tentunya akan berkurang.
Sayangnya, Niknik sebagai pengajar Bahasa Indonesia sering kali mendapati muridnya tidak semangat belajar Bahasa Indonesia. Namun, ia memastikan bahwa tiap kelasnya berlangsung, murid yang diajar akan menyadari betapa seru dan pentingnya untuk melek Bahasa Indonesia.
Melalui edukasi dan pengetahuannya, Niknik ingin berperan sebagai pemantik semangat untuk murid dan mahasiswa agar peduli dengan Bahasa Indonesia. Di setiap kelas yang diajarinya, Niknik membiasakan murid-muridnya untuk mengerti dan paham dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Niknik juga tidak lupa dan tidak malas mengingatkan anak-anak yang diajarinya untuk selalu membaca dan membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sebagai panduan.
Kontribusi Niknik dalam Melestarikan Bahasa Indonesia
Selain menjadi seorang dosen Bahasa Indonesia, Niknik juga merupakan seorang ahli linguistik forensik dan pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). BIPA adalah program yang bertujuan untuk menyebarluaskan Bahasa Indonesia, menyampaikan berbagai informasi tentang Indonesia, termasuk memperkenalkan masyarakat dan budaya Indonesia, dilansir dari kemdikbud.go.id.
Menjadi seorang ahli Bahasa Indonesia dan ahli linguistik forensik bermula pada 2015 ketika Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) mengundangnya untuk kasus dugaan pornografi pada buku Saatnya Aku Belajar Pacaran. Kemudian, kasus kedua yang ditangani yaitu kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama. Setelah itu, Niknik menangani berbagai kasus mulai dari masyarakat umum, artis, pejabat, hingga politisi.
Niknik kemudian mendirikan Kampung Bahasa Bloombank yakni sentra khusus pembelajaran Bahasa Indonesia bagi orang asing atau penutur asing.
Dengan didirikannya Kampung Bahasa Bloombank, Niknik ingin memperkenalkan Bahasa Indonesia ke tingkat internasional. Melalui program dan kegiatan yang ada di Kampung Bahasa Bloombank pun diharapkan dapat menarik minat masyarakat dari mancanegara supaya bisa mengenal keragaman Indonesia.
![Beberapa buku yang ditulis oleh Niknik M. Kuntarto. (ULTIMAGZ/Keizya Ham)](https://ultimagz.com/wp-content/uploads/1700542206755-300x200.jpg)
Tak hanya itu, Niknik sebagai dosen di bidang komunikasi dan jurnalistik ingin mencoba membuat aplikasi yang mampu menggabungkan keduanya.
“Saya berpikir bahwa saya harus melakukan penelitian yang menggabungkan keilmuan saya dengan tempat saya bekerja, yaitu Bahasa Indonesia dan jurnalistik,” ungkapnya.
Kegelisahan yang Niknik rasakan adalah banyaknya kesalahan Bahasa Indonesia pada media-media di Indonesia. Niknik pun berniat untuk mengatasi masalah tersebut, terlebih di era penyebaran informasi yang begitu cepat. Hal ini biar Bahasa Indonesia yang baik dan benar tetap dilestarikan, sekaligus membantu media massa untuk menyebarkan pesan yang baik pada khalayak.
Maka dari itu, lahirlah inovasi bernama U-Tapis. U-Tapis adalah aplikasi untuk menapis kesalahan berbahasa pada media. Tujuan U-Tapis yakni membantu pekerjaan editor di meja redaksi dengan cara mempersingkat waktu penyuntingan berita.
Saat ini, Niknik dan tim U-Tapis sedang menyiapkan penelitian guna meningkatkan kemahiran Bahasa Indonesia masyarakat di bidang jurnalistik.
Daftar Prestasi yang Diraih
Semangat Bahasa Indonesia yang Niknik tanamkan pada dirinya membuahkan hasil. Yang awalnya diremehkan ketika memilih jurusan Bahasa Indonesia, kini Niknik mampu menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia dan dunia sastra mempunyai jenjang karier yang sukses. Berikut adalah beberapa prestasi yang pernah diraihnya:
- Penerima Insentif Buku Ajar 2011 dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atas karya berjudul Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir.
- Penerima Hibah Disertasi Doktor pada 2018.
- Penerima penghargaan sebagai Pembicara Kharismatik di ajang Forum Ultima dengan tema “The Art of Writing” Forum Ultima, UMN.
- Menjadi salah satu 10 Tokoh Inspirasi Majalengka dari Universitas Majalengka (2015)
- Menjadi salah satu 10 Wanita Inspirasi dalam Merayakan Ulang Tahun Unik pilihan Majalah Good Houskeeping (2015)
- Pernah terpilih di buku 40 Top Perempuan Indonesia (2020).
- Pernah menjadi penulis dan editor buku biografi Nuzul Rachdy berjudul Tetirah Sang Pencerah.
- Pernah menjadi editor buku teks Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana yang bertajuk Lalu, Kini, Nanti: Transformasi Pendidikan DKI Jakarta (2023).
- Pernah menjadi penulis buku biografi pengusaha Indonesia, Chairul Tanjung, berjudul Celoteh Teman (2022).
Bahasa Indonesia adalah Tanggung Jawab Semua Masyarakat
Lestarinya sebuah bahasa terletak pada digunakan atau tidaknya kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD dan KBBI. Edukasi yang diberikan oleh guru atau dosen merupakan salah satu kontribusi untuk melestarikan Bahasa Indonesia. Sebagai dosen, Niknik merasa wajib untuk mengedukasi dan mengajak mahasiswa untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Ini menjadi wujud kecintaan saya pada Negara Indonesia,” ucap Niknik.
Kesadaran akan berbahasa Indonesia harus dirasakan oleh semua warga negara Indonesia, tidak hanya pengajar.
“Masalah bahasa adalah masalah kita bersama,” tuturnya.
Masalah bahasa adalah tingkat rasa kebangsaan masyarakat pada Tanah Air. Masalah bahasa adalah masalah nasionalisme. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah, media, lembaga akademik, keluarga, dan diri sendiri untuk menangani masalah ini, kata Niknik.
Masalah bahasa bukan tanggung jawab orang lain, melainkan tanggung jawab diri sendiri yang harus disiplin dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Generasi penerus bangsa dan warga negara Indonesia lainnya pun harus mempunyai semangat kebangsaan. Juga mempunyai kesadaran yang tinggi mengenai pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Anne Nurfarina: Perjuangkan Hak Disabilitas melalui Basis Seni
Di akhir wawancara, Niknik berharap dan berpesan kepada Ultimates untuk menerapkan dan memperluas tes uji kemahiran bahasa Indonesia (UKBI) ke berbagai kegiatan formal atau nonformal agar bahasa masyarakat Indonesia semakin teruji dan terpuji.
“Teruji karena kemahiran berbahasanya dan terpuji karena kecintaannya pada bahasa Indonesia,” tutupnya.
Penulis: Aqeela Ara
Editor: Alycia Catelyn
Foto: Marketing UMN, Keizya Ham
Sumber: kemdikbud.go.id