SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pernah menyaksikan adegan perkelahian pada film aksi? Semua pukulan dan tendangan tampak realistis, sehingga tak jarang penonton terbawa suasana seakan turut terlibat dalam pertempuran yang ada. Namun ternyata, semua itu hanyalah rekayasa yang dapat dipelajari. Itulah yang dilakukan oleh Ultimate Stunt Fighter, sebuah komunitas yang digagas oleh mahasiswa Sinematografi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) angkatan 2009, Famisa Yusuf El Fajri.
Di sela-sela pemutaran film pendek karya para anggota Ultimate Stunt Fighter yang dilaksanakan di Living World, Jumat (26/2) kemarin, Famisa atau yang lebih akrab disapa sebagai Fami turut membuka rahasia aksi-aksi menegangkan yang kerap ditampilkan para stuntman di depan layar.
Menurut Fami, ada empat teknik dasar yang perlu dipahami oleh calon talent sebelum beraksi. Keempat teknik tersebut antara lain cara memukul, menendang, jatuh, dan menampilkan reaksi. Dari empat teknik tersebut, teknik menampilkan reaksilah yang paling penting karena hal ini menentukan apakah pertarungan tersebut nantinya tampak nyata di mata penonton atau tidak.

Selain itu, faktor lain yang turut diperhatikan ketika sedang beradegan adalah keamanan. Tidak dapat dipungkiri, membawakan aksi laga tentu memiliki resiko cedera, patah tulang, bahkan kehilangan nyawa.
“Untuk peralatan bertarung seperti kayu dan palu, kami menggunkan Ethylene-vinyl acetate (EVA) foam (pengaman tubuh berbahan vinyl) yang dibentuk ulang sehingga menyerupai benda-benda tersebut. EVA foam juga digunakan untuk melapisi lantai jika perlu. Selain itu, para pemain juga menggunakan pengaman seperti pelindung lutut dan pengaman tulang belakang yang ditutupi jaket,” jelas Fami saat acara pemutaran film pendek karya Ultimate Stunt Fighter berlangsung.
Komunitas yang saat ini beranggotakan sekitar 30 orang mengadakan latihan setiap minggunya pada hari Rabu dan Jumat. Ultimate Stunt Fighter terbuka untuk semua jurusan dan akan terus berkarya dengan proyek-proyek film pendek berikutnya.
Reporter : Monica Devi Kristiadi
Editor : Alif Gusti Mahardika
Fotografer : Benedict Wiyanjaya